F.7

11 0 0
                                    


Krystal emaknya Ara.

"°°°°°"

Daritadi hanya diam membuat Krystal khawatir. Padahal sudah lebih dari dua hari,kenapa sikap Arsen masih seperti orang lain? Pria itu lebih memilih tidur di kamar tamu daripada tidur sekamar dengannya. Ada apa? Tanpa sepengetahuan suaminya Krystal mengunjungi dokter dan bertanya. Kata dokter itu bisa saja efek samping obat. Krystal tidak paham. Tapi Arsen yang sekarang lebih banyak senyum. Bisa dibilang sikapnya lebih..hangat? Dulu Arsen suka marah-marah jika keinginannya tidak terpenuhi meskipun hal sepele. Sekarang tidak. Krystal bersyukur akan hal itu.

Tadi pagi tiba-tiba pria itu memakai baju batik. Krystal tajamkan ingatannya,setahu dirinya pagi ini tidak ada undangan ke acara pernikahan,lagipula saat kondangan Arsen lebih suka memakai tuxedo. Lagi-lagi Krystal dibuat bingung,pasalnya Arsen sekarang menjadi guru kesenian di sebuah SMA. Pria itu terlalu buru-buru sampai tidak sempat sarapan. Krystal belum tanyakan alasan Arsen minat menjadi seorang guru. Yang menjadi pertanyaan mengganjal di benaknya,kenapa Papa tidak mengamuk dan mengadu ke dia? Biasanya ketika Arsen melakukan kesalahan Irno langsung datangi dia dan mengeluh. Irno meminta bantuannya agar Arsen cepat-cepat memperbaiki kesalahannya supaya tidak membuat nama Irno jelek di masyarakat. Dan apa yang Arsen lakukan sampai Papa mungkin mengiyakan keputusannya? Krystal yang paham bapak anak itu sama-sama keras kepala kini merasa sangat bingung.

"Krystal!"

Krystal menoleh lalu tersenyum. "Hai,lama tak jumpa."

Wanita yang menyapanya tadi terkekeh. "Sedang apa kamu disini?"

Krystal bilang ini kebiasaannya saat sedang merasa buruk. Suasana yang sangat mendukung di cafe Lavi membuat hati Krystal sedikit tenang. Bahkan ia bisa berjam-jam betah disini jika saja Ara tidak menelponnya. Gadis itu selalu mengkhawatirkan dirinya.

Krystal memandang gantungan kunci yang wanita tadi berikan. Sangat disayangkan dia sedang buru-buru,jadi mereka tidak bisa berbincang penghilang rindu. Insiden tak terduga kala itu membuat Krystal terkekeh ketika mengingatnya. Kejadian yang membuat semua orang di seminar heboh.

"Ini itu tas kakak ipar saya!"

"Jangan ngaku-ngaku ya kamu! Lihat, ini tas teman saya."

"Kakak ipar saya pengoleksi tas mahal asal kamu tahu!"

"Lah sama dong! Kamu kira teman saya pengoleksi bagor apa?!"

Kesalahpahaman membuat Krystal mendapat teman baru. Tak disangka pertemanan mereka awet sampai sekarang. Tas Krystal dengan tas wanita tadi sama. Saat sedang lihat-lihat lukisan tiba-tiba ada pria yang mengaku kalau tas yang Krystal bawa itu adalah tas milik wanita tadi. Bukannya Krystal yang tak terima karena dituduh mencuri,tapi Jesi yang marah-marah tak terima. Setelah diperiksa cctv ternyata tas wanita tadi dicuri. Masalah selesai,Krystal bertukar nomor telpon. Entah takdir atau apa,mereka juga pernah berada di lingkungan satu apartemen yang sama ketika liburan di Amsterdam.

Finito? | KHB✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang