Temen, Mark Lee
.Pagi itu, bukan suatu yang aneh kalau satu kelas berisik banget kaya kandang ayam. Yang nanya tugas, paper, jadwal dkk.
"Coy lu udah siap belum tugas bu ratna?"
Sentak jane pagi-pagi ke tempat diana."Udah, emang napadah?"
Jawab perempuan bersurai cokelat madu tersebut."Pinjem dong hehehehe"
"Ck ambil sendiri di tas, ntar balikin lagi."
"Sipp sayang banget sama kamu." Katanya sambil mau memeluk diana.
Ya, begitu rutinitas setiap pagi. Menjelang bel berbunyi, setidaknya ia harus makan satu roti atau minum sekotak susu cokelat kesukaannya.
Seraya melangkahkan kaki ke kantin, banyak sorot mata yang melihat ke arah lapangan dengan suara yang ganjil, seperti berbisik, mungkin.
Bodoamat.
Batin wanita dengan kaki jenjang itu tak peduli. Lagian dia hanya ingin makan, kalau melihat sesuatu yang menarik bisa membuatnya kenyang, mungkin dia akan betah melihat pemandangan yang dilihat temannya itu.
Dengan bermodal handphone berlambang buah keluaran terbaru serta airpod yang menyumpal telinganya, dengan santai gadis itu menuju ke kantin.
Bugh!
"Aw, sorry. Lu gapapa?"
Seorang pemuda dengan rambut hitam dan manik kenari tersebut dengan tergesa meminta maaf.
"Nope, its okay. Next time lebih hati-hati."
Senyum hangat itu Diana tunjukkan ke pemuda dihadapannya.Tungkai Diana baru saja hendak ingin pergi, tetapi pundaknya ditahan lagi oleh pemuda itu.
Dengan tatapan bingung dan dahi yang mengkerut, Diana seperti mengisyaratkan mengapa pemuda itu menyentuh pundaknya.
"Eum, maaf ganggu lagi. Tapi X-IPS 2 dimana ya?" Tanya pemuda berahang tegas itu agak takut.
"Chill aja, sini gue tunjukin."
Diana segera menarik tangan pemuda itu dan berjalan menuju kelas yang dimaksud. Ah, dia juga melupakan fakta dia harus beli susu atau roti untuk mengganjal perutnya.
"Btw, gue Mark Lee. Pindahan Kanada. Kita belum kenalan, hehe. Lu?"
"Diana jung, X-IPS 1. Kelas kita sebelahan kok." Sahut Diana tanpa menatap balik pemuda bernama Mark tersebut.
Sesampai di kelas tersebut, Diana langsung berhenti dan membuka pintu kelas.
Cklek
Semua murid yang berada dalam kelas tersebut bingung dan terdiam. Tetapi tidak berlangsung lama, mereka berisik lagi dan ketua kelas tersebut menghampiri mereka.
"Ini kelasmu. Enjoy your first meet with your new friends, mark."
Sahut Diana dengan memberi senyum."Thanks. Gue masuk duluan ya."
Mark berkata sambil menampakkan cengiran cerianya."No prob, Bentar lagi bel, gue duluan."
Sahut Diana sembari berjalan menjauhi jarak antara mereka.Kring kring!
Mark langsung masuk ke kelas dan pergi ke tempat duduk yang sudah dikatakan ketua kelas, tanpa basa-basi menaruh tas nya diatas meja.
"Diana jung. OSIS bagian bahasa, seleramu bagus juga." Sahut pria bersurai hitam yang duduk disebelahnya.
"Oh, Jung Wooyoung. Temennya Diana dari TK."
Pemuda itu menjabat tangan Mark tanpa ragu.Mark yang agak kaget langsung tersadar dan membalas jabat tangan tersebut.
"Mark Lee, pindahan kanada.""Eh ayo duduk, guru udah dateng."
Mark yang bingung pun langsung duduk dan mengeluarkan bukunya. Setidaknya dia harus fokus hingga istirahat nanti.
🍀
Sementara dikelas Diana, setelah mapel akuntansi selesai, kelas mereka jamkos dan hanya diberi tugas.
Seperti biasa, seorang Diana Jung yang hanya memilih buku, airpod, dan sekotak susunya —yang dibelikan oleh temannya itu— lebih memilih apatis dan melanjutkan novelnya yang belum tuntas.
Shanon Choi, orang yang ngeselin sekaligus menjabat sebagai teman Diana ini tiba-tiba melepas airpod yang sedang terpasang ditelinga Diana.
Diana yang kesal pun menatap gadis bermata sipit itu dengan tajam.
"Ck, kenapa lagi?"
Tanya Diana dengan penuh penekanan."Tadi lu ketemu sama anak baru itu kan? How is it? Baik kaga?"
Oh, orang itu lagi.
"Biasa, first impression cukup bagus. Emang kenapa?"
Sahut Diana sambil mengedikkan bahunya."I think he gonna be one of my good looking list"
Kata Shanon dengan mata yang berbinar sambil tersenyum lebar."Biasa saja, masih gantengan bang jaehyung kemana-mana."
Jawab Diana acuh."Ck! ya gue tau abang lu itu ganteng banget! Tapi Mark juga kayanya ga kalah gantengnya kaya bang jae."
"ya itu tau, terus ngapain nanya?"
Kata diana jengah."Seperti lirik lagu, i think i cath a feeling for youuuu~"
Dengan badan yang diputar bak penari balet, Shanon seperti orang gila yang sedang jatuh cinta."Terserah, udah sono pergi gue mau lanjut baca."
Kata diana sambil menyumpal telinganya dengan airpod sembari melanjutkan bacaannya yang sempat tertunda."Ah Diana mah kaga asik hih."
Sahut Shanon sambil melenggang pergi.Diana hanya menggelengkan kepala sembari membaca bukunya. Menganggap angin lewat.
Oh? Jadi dia lumayan populer ya?
🥀
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen, Mark Lee
FanficEmang ada ya temenan kaya gini? Warning, content tears and bittersweet scene. Lowercase. Harshwords. Start; mei 2020 End;