Temen, Mark Lee.
.Sabtu, jam 11.30.
"Yaudah rapat kita selesaikan sampai sini dulu, bagi divisi yang sudah dibagi tugasnya tolong diselesaikan seminggu sebelum acara. Bagi petugas upacara yang ditunjuk jadwal latihannya menyusul ya."
"Baik bapak ketoooos"
"Yaaakk semangat gez kerjanya"
Begitulah situasi setelah rapat hampir setengah hari disabtu ini. Sebenarnya hari sabtu adalah hari libur sekolah, tapi karena situasi yang sibuk dan tidak ada waktu, OSIS harus rapat di hari sabtu.
Setelah membereskan kertas-kertas catatan apa saja yang dikerjakan dan merapikan bangku masing-masing, beberapa anggota sudah pergi keluar ruang sekre untuk segera pulang.
"Dianaaaa"
Sahut Mark sembari menyusul langkah Diana yang sudah mau keluar ruangan."Kenapa?"
Balas Diana yang tak jadi membuka kenop pintu ruang sekre."Nasgor belakang sekolah kuyyy"
Katanya sambil merangkul Diana."Skuylah, traktir tapi."
"Santai, ntar gue anter pulang juga lu."
"Nahh gini dong baru temen yang bermanfaat hehe~"
Kata Diana sambil membalas rangkulan Mark dengan meletakkan tangannya ke pinggang lelaki bersurai hitam itu.Jangan kaget, mereka seperti itu bukan atas perasaan atau mempunyai hubungan spesial. Mereka sudah seperti itu sejak dulu. Dilandaskan atas dasar teman.
🍀
Setelah sampai di tempat nasgor belakang sekolah, mereka pun segera memesan nasi goreng sebagai makanan yang paling enak disitu.
Tidak mewah, hanya rasa yang pas dan harga yang tidak mahal dengan kantong siswa. Tempatnya pun sederhana, hanya kedai dengan kursi plastik serta meja kayu.
"Kita cuma dikasih waktu 2 minggu anjir buat latihan upacara, belum lagi nyiapin bahan lomba."
Ucap Diana membuka percakapan mereka setelah memesan makanan."Kita mah gampang, tinggal nge print soal sambil nyiapin kategori penjurian. Lah anak olahraga? Harus nyiapin bahan buat lapangan. Beuh pasti berat banget."
Balas Mark sambil menggidikkan bahunya. Tak bisa membayangkan seletih apa nanti."Kenapa lu ga ambil olahraga aja sih kemaren pas wawancara? Lu kan anak volly juga."
"Males, mau sama lu aja gue mah."
Balas Mark sambil cengengesan."Najis bat gue liat muka lu terus setahun hihhhh!!"
Sahut Diana sambil mengerutkan dahinya serta bergidik geli.Tanpa sadar, mereka menghabiskan waktu sampai pesanan mereka datang. Tanpa memperlambat waktu dan perut mereka yang sudah lapar, mereka berdua segera menghabiskan makanan mereka.
Setelah menghabiskan makanan mereka, Mark pun pergi membayar dan Diana langsung menunggu didepan mobil Mark.
"Eh, Diana kan?"
Panggil seorang gadis kepada Diana. Diana yang merasa dipanggil pun menoleh ke orang tersebut."Eh hey Chaeyoung!"
Ucap Diana setelah melihat siapa yang menegurnya."Lagi sama Mark?"
Tanya Chaeyoung."Iya, abis makan. Eh gimana Olahraga? Semangat ya, lombanya susah banget itu. Apalagi kita harus undang sekolah luar."
Sahut Diana sambil melihat Mark yang sudah keluar kedai."Ya gitulah, untung San bisa tanggung jawab sama kerjaan berat kaya gini. Eh btw gue duluan ya, udah ditunggu."
Balas Chaeyoung tersenyum sambil menepuk pundak Diana pelan dan melenggang kedalam kedai tempat makan mereka tadi."Ketemu chaeyoung?"
Tanya Mark setelah mereka berdua masuk dalam mobil."Iya, kenapa emang?"
Tanya Diana sambil memainkan ponselnya."Akhir-akhir ini dia ngechat gue."
Sahut Mark setelah menghidupkan mesin mobil dan mulai memundurkan mobilnya.Diana yang sedari tadi fokus ke ponselnya tiba-tiba mematung. Entah mengapa hatinya terasa panas. Diana tak tau. Dia hanya merasa takut.
"Oh, udah ada yang baru ceritanya?"
Kata Diana sambil memaksakan sebuah senyum. Berat rasanya.Gapapa, dia cuma temen lu diana. Biarin aja.
"HAHAHAHAHHAHAHAHA"
Tiba-tiba Mark tertawa dengan kencang hingga Diana hampir ingin memukul lelaki disampingnya itu."Dia cuma ngechat kok, ga gue ladenin juga. Lagi ga tertarik masalah cewe."
Balas Mark sambil memfokuskan pandangannya ke jalan raya didepan."Masih trauma sama yang dulu ya?"
Tanya Diana mengalihkan pandanganya menatap Mark."Yup, salah satunya. Lagipula ada lu yang selalu ada disamping gue. Ngapain lagi punya cewe."
Seketika wajah Diana berubah menjadi merah panas. Bak tomat yang matang tinggal dipetik.
Sialan Mark Lee.
Diana yang salah tingkah pun mengundang tawa Mark. Tiba-tiba sebelah tangan Mark yang besar itu mengacak rambut Diana.
Plis, jangan acak rambut gue. Hati gue juga keacak.
Diana hanya menghela napas dan membuang muka kearah jalan. Bersedekap tangan di dada seolah-olah sedang cemberut.
"But seriously, yang gue bilang itu bener. Lu selalu ada buat gue, sedih seneng gue. You know me more than everyone. Cukup ada lu ngapain ada yang lain lagi."
Diana tetap diam. Tak menjawab dan bereaksi ataupun melihat kearah Mark.
"Hey, lady? Jangan marah. Nanti cantiknya hilang."
Cup
Seketika Diana membulatkan matanya, menatap Mark dengan nyalang. Seperti tak terima keadaan yang barusan terjadi.
Ya, barusan Mark mencium tangan Diana yang digenggam olehnya sedari tadi.
"MARKKKKK IHHHH!!"
Teriak Diana sambil memukul pundak Mark yang hanya dibalas tawa oleh pemuda itu.🍀
Sesampainya dirumah Diana, gadis itupun bergegas memasukkan ponselnya kedalam tas dan hendak keluar mobil Mark.
Saat ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba Mark menarik lengan Diana hingga ia tersentak.
"Kenapa lagi?"
Kata Diana sambil menyembunyikan rona merah pipinya."Jangan merengut gitu, jelek. Nanti malem gue telfon ya?"
Ucap Mark sembari membenarkan rambut Diana yang tergerai menutupi sebagian wajahnya.Diana hanya membalas dengan anggukan dan segera keluar dari mobil. Sementara Mark melajukan mobilnya membelah jalanan perumahan Diana.
Beneran bangsat, jantung gue udah diusus. Mark brengsek.
🥀
TBCAuthor note:
Maap ya gez baru sempet update, kelamaan lebaran ama rebahan jadi mager mwhehehehehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Temen, Mark Lee
FanficEmang ada ya temenan kaya gini? Warning, content tears and bittersweet scene. Lowercase. Harshwords. Start; mei 2020 End;