08; capek

30 2 3
                                    

Temen, Mark Lee.
.

Jumat siang.

"Untuk para petugas, udah dapat surat dispensasi untuk siang ini buat ambil seragam dan baju latihan kalian buat sampai besok. Bagi yang ada pentas setelah upacara juga dibawa bajunya ya nak, soalnya kalian ga pulang kerumah lagi mulai nanti sampai besok."

Pada jumat siang ini, beberapa murid yang ditunjuk sebagai petugas upacara kemerdekaan untuk besok berbaris rapi mendengarkan perintah Pak Taeyong.

Ya, dari pagi tadi mereka sudah mulai latihan karena sudah H-1 upacara. Walaupun lelah, tapi mereka juga menikmati latihan tersebut.

Namanya juga dispensasi tidak belajar, murid mana coba yang tidak senang?

Setelah mendengar instruksi dari Pak Taeyong tadi, barisan pun dibubarkan. Beberapa murid sudah mulai ke parkiran untuk langsung kerumah masing-masing.

"Din, pergi sama gue ya."
Kata Mark yang sedari tadi berdiri disamping Diana.

"Boleh, mau langsung atau makan dikantin dulu? Gue laper soalnya."
Balas Diana sambil mengangguk mengiyakan perkataan Mark.

"Sambilan kerumah lu aja din, abis dari rumah lu baru makan."

"Loh lu ga ambil baju emang? Kerumah lu dulu aja baru makan."

"Anak paskib udah dikasih tau dari kemaren, jadi baju gue udah diloker daritadi pagi."

"Eh kalau gitu gausah, gue sendiri aja ngerepotin lu ntar."

"Sans ajalah, gue juga pengen keluar. Kapan lagi coba bisa keluar pas temen pada belajar? Hehe."
Ucap Mark sambil mengakhiri perkataannya dengan cengiran.

"Yeu dasar mau lu aja, yaudah langsung ke parkiran aja yuk."

"Yodah skuy."

Kedua sejoli itu berjalan dengan santai sambil Mark yang menjahili Diana dengan mengacak rambut atau mencubit pipi gembul Diana.

Sesampai di parkiran, Mark dan Diana pun segera memasuki mobil Mark. Tak lama mobil SUV hitam itu meninggalkan parkiran sekolah.

🍀

"Biii, hari ini Diana ga nginep dirumah dulu ya, soalnya ada latihan sekolah jadi nginep di sekolah."

"Oalah pantesan kok bibi heran non udah pulang jam segini. Eh kalau gitu makan disini aja dulu non, bibi kebetulan masak banyak."

"Ohh okedeh bi aku panggil Mark dulu yaa."

Setelah membawa ransel berisi seragam serta hanger dan beberapa make up untuk keperluan besok dan menaruhnya di jok belakang mobil Mark, Diana memanggil Mark untuk masuk kerumah setelah memakirkan mobilnya.

"Ehh sini den ganteng, makan dulu."
Kata bibi sambil memanggil Mark untuk masuk ke dapur.

"Ehh iya bii. Bibi makin cantik aja dehh."
Sahut Mark menggoda bibi yang sedang menyiapkan piring makan.

"Ahh bisa aja den ganteng satu ini."
Balas bibi malu-malu sambil tertawa.

"Mulai deh morkli semua dialusin dasarr."
Ucap Diana yang kebetulan sudah turun dari kamarnya.

"Iya abis bibi cantik sih."

"Yaudah iya sini makan dulu daritadi ga capek apa ngalus."

Setelah itu bibi, Mark, dan Diana pun makan dengan hikmat. Meskipun keluarga Diana adalah keluarga golongan atas, tapi orangtuanya tak pernah mengajarkan untuk membedakan makanan antara miskin dan kaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Temen, Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang