06; naik kelas

16 2 0
                                    

Temen, Mark Lee
.

Juli, kenaikan kelas.

Hari ini hari senin, hari dimana semua manusia mengawali aktifitasnya setelah beristirahat di hari minggu.

Hari ini Diana Jung resmi menjadi kakak kelas paling tinggi di SMA atau kelas 12. Semakin berat tugas yang akan dia tanggung, semakin dia harus mempersiapkan dirinya untuk lebih kuat.

Dengan balutan seragam rapi serta jas osis yang dipegangnya, Diana berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat keadaan sekitar.

Gadis dengan bola mata legam itu mempercepat langkah kakinya karena mendengar pengumuman bahwa semua anggota OSIS harus ke ruang sekre sekarang juga.

🍀

Lapangan sudah ramai dengan adik-adik kelasnya dan murid baru yang masih linglung dengan keadaan sekolah barunya.

Diana melangkahkan kakinya dengan santai saat sudah mengecek susunan acara dan memperhatikan barisan murid dengan rapi.

Diana dan Mark ditugaskan untuk menjadi MC masa orientasi kali ini. Mereka berdua ditunjuk karena sesuai dengan divisi mereka yang mereka pertanggungjawabkan.

"Mark, semua udah oke kan? Kertas susunan lu udah dapet?"

"Udah kok, lu gimana? Pembukaan yang mulai duluan lu atau gue?"

"Gue aja, ntar pas udah pentas baru lu buka pake yang nonformal. Soalnya kita upacara dulu."

"Oh oke dah sip."
Balas mark sambil membentuk jarinya menjadi bentuk oke.

Setelah mendapat aba-aba dari panitia disamping lapangan bahwa semua sudah siap, Diana pun memulai acara dengan khidmat.

🍀

"SELANJUTNYA DARI EKSKUL DANCE MANA TEPUK TANGANNYAAAA!!"

Tepuk tangan dan teriakan riuh berdatangan dari seluruh sisi lapangan. Pentas yang telah dipersiapkan matang sedari jauh-jauh hari terbalaskan dengan kepuasan.

Para anggota ekskul dan OSIS yang bekerja merasa puas dengan kerja mereka. Dengan melihat para teman dan adik-adik yang baru masuk merasa senang dan tertarik dengan acara mereka.

Diana melihat seluruh kegiatan dengan senyum manis. Tidak ada gurat kecewa pada wajahnya.

Wah, selama ini Diana kemana saja? Padahal acara seseru ini diadakan setiap tahunnya.

Mark yang sadar bahwa Diana melamun dan melihat lapangan dengan senyum manis pun segera menyadarkannya.

"Hey, lady, whats wrong?"

Diana yang tersadar karena tepukan di pundaknya pun hanya menggeleng dan menggosokkan kedua tangannya yang agak dingin karena berada didekat AC.

"Dingin?"
Kata Mark yang sepertinya membaca pikiran Diana.

"Ngga, biasa aja kok."

Grep!

"Lu tuh gabisa bohong sama gue, kalau dingin bilang."
Sahut Mark sembari mengambil genggaman tangan Diana sambil meniupkan sedikit agar terasa hangat.

Diana yang tak biasa dilakukan seperti itu hanya bisa mematung dan menelan ludahnya dengan susah payah.

"Eh? Eumm makasih."
Kata Diana dengan canggung.

"Sans, no prob."
Balas mark dengan santai dan mengembalikan tangan Diana serta senyum mematikannya yang menghipnotis setiap hati wanita.

Temen, Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang