Temen, Mark Lee.
."Dianaaaaaaaa!!"
Jangan tanya itu siapa, sudah pasti seorang Shanon Choi yang selalu mengusik pagi tenang Diana. Gadis bertubuh ramping itu berlari mengejar diana yang tak peduli.
"Kenapa lagi?"
"Mark hari ini ga jemput."
Lagi, Mark lagi dan lagi. Entah sudah ke berapa kali Diana selalu mendengar tentang lelaki tersebut 2 minggu terakhir. Dia hanya mulai bosan karena gadis Choi ini selalu mengeluh tentang pacarnya.
"Ck yaudah putus aja sih."
"Gampang bat ya lu ngomongnya."
Oh tuhan, tolong sabarkan Diana pagi ini. Dia terlalu repot untuk masalah temannya sendiri, terlebih lagi pikiran tentang hari itu.
Tuhkan kepikiran lagi.
Diana yang malas mengundang perhatian segera duduk ditempatnya. Tak mau banyak menghabiskan waktu karena sebentar lagi bel. Dia harus bergegas ke kantin demi roti atau susu favoritnya.
Diana berjalan cepat pergi membeli susu kotaknya. Tak mempedulikan bahwa daritadi banyak orang-orang yang berlalu lalang.
Setelah membeli susu kotaknya, Diana pun bergegas pergi ke kelas lagi. Setidaknya dia tidak harus berlari, karena masih ada 6 menit lagi menuju bel.
Diana duduk didalam kelas sambil menikmati susu kotaknya. Entah kenapa dia merasa agak asing pagi ini. Mengapa Shanon yang barusan mengeluh padanya tiba-tiba murung. Tidak biasanya dia seperti itu.
"Dia barusan melihat Mark lagi ketawa sama mina. Terus Mark gapeduli gitu sama dia."
Bagai pembaca pikiran, Diana terkejut dengan sosok jung wooyoung yang sudah duduk didepannya.
"Lu ngapain disini anjir?! Bentar lagi masuk." Kata Diana sambil ingin menggampar pemuda didepannya yang sudah mengejutkannya.
"Yehhh!! Gue cuman mau balikin dompet lu, ketinggalan di ruang sekre kemaren."
"Awas ya kalau duit gue ada yang ilang! Gue tabok lu!"
"Dih udah dikasih juga bukannya bilang makasih ke gue hih!" Balas wooyoung sensi ke Diana yang sedang mengecek dompetnya.
Saat sedang mengecek dompetnya, Diana tiba-tiba kepikiran dengan apa yang Wooyoung katakan tadi.
Mark deket sama Mina? Tapi pacarannya sama Shanon? Wah gila.
Kring kring!
"Eh udah bel, gue duluan ya ntar dimarahin nenek lampir." Kata Wooyoung sambil beranjak pergi.
"Oh yodah makasih ye."
Diana pun langsung menutup dompetnya dan menyimpan dompet tersebut dalam tas. Dia mengeluarkan buku serta ikat rambutnya. Menguncir kuda rambutnya agar tidak gerah.
🍀
Kring kring!
Setelah beberapa jam kemudian, tibalah waktu istirahat. Semua murid berhamburan setelah guru mereka memberi salam.
Ada murid yang pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong setelah belajar, atau hanya duduk dikelas dan memakan bekal yang dibawa oleh mereka.
Contohnya Diana, yang hanya menitip sepotong roti kepada temannya dan memilih melanjutkan novelnya di ujung kelas.
Diana sempat melihat Shanon dan beberapa teman seperbucinannya sedang dalam seperti diskusi serius.
Ah, paling Mark lagi.
Diana yang lebih memilih apatis dan fokus pada novelnya. Tiba-tiba ada yang menjetikkan jari didepan wajahnya.
"Hey, nih roti lu."
Diana pun mendongak dan melihat. Oh, Yuqi. Salah satu teman sekelasnya yang tadi ia minta tolong untuk membeli roti.
"Thanks. Uangnya kurang ga?"
"Ga kok, pas. Gue duluan ya." Ucap yuqi sambil pergi ke tempat teman-temannya.
Diana hanya mengangguk dan tersenyum. Berniat untuk fokus kembali ke novelnya. Tetapi beberapa omongan anak-anak membuat dia berhenti melakukan aktivitasnya.
"Ya sekarang lu tau kan Mark sebrengsek apa."
"Liat sendiri lah sekarang, masih mau lu bertahan sama cowo kaya gitu?"
"Jangan pake alasan sayang lah, Shan. Lu tuh gapantes sama cowo nakal kaya Mark!"
"Lu tau sendiri kan, dia itu atlet. Gimanapun dia player, lu liat ajadeh. Bola aja dioper apalagi hati!!"
Diana menoleh ke sumber suara tersebut. Sepertinya kumpulan orang-orang tersebut sangat membenci Mark.
Diana pun memilih tak peduli dengan apa yang mereka katakan. Sembari memasang airpod ke telinganya, Diana kembali memfokuskan pandangannya ke novel yang harus ia tuntaskan.
Lagipula kita tidak boleh percaya begitu saja kan?
🍀
Setelah jam pelajaran terakhir, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Siswa bergegas mengemas tas mereka masing-masing agar cepat keluar kelas.
"Jangan lupa tugasnya ya anak-anak!"
Kata Pak Jaehyun, guru akuntansi ganteng yang fans nya banyak banget kaya kacang goreng."Iyaaa bapak ganteeeng"
Begitulah yang dikatakan beberapa siswi dikelas Diana. Diana pun hanya bereaksi dengan menggeleng dan langsung melesat keluar kelas.
Sampai didepan gerbang, Diana menunggu jemputannya. Sambil mendengar lagu dari ponselnya.
Tak lama, tiba-tiba berhenti didepannya mobil SUV yang tak asing.
Eh? Mobil Mark kan?
Tak lama kaca mobil itu terbuka, menampakkan Mark yang sedang dikursi kemudi.
"Diana, liat mina ga?"
Diana yang kaget pun hanya menggeleng tanpa membalas tatapan mata itu.
"Oh oke."
Kata pemuda itu dan bergegas menutup kaca mobilnya dan menjalankan mobilnya.Diana pun terbingung, mengapa Mark malah mencari Mina daripada Shanon.
Apa bener dia sebrengsek itu?
🥀
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen, Mark Lee
FanfictionEmang ada ya temenan kaya gini? Warning, content tears and bittersweet scene. Lowercase. Harshwords. Start; mei 2020 End;