🙃

3.9K 261 14
                                    

🙏🙏🙏

Bulan ini umat muslim menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Sia tahu dari beragam kartun yang ditontonnya dan juga dari papa.

Dia ikut sedih tahun ini mereka tidak bisa beribadah seperti tahun-tahun sebelumnya. Kata papa mereka belajar, beribadah, maupun bekerja dari rumah. Mereka sekarang sama seperti Sia. Mereka ga bisa mudik juga kan? Sia tahun kemarin lihat dari TV jalan-jalan macet, kayaknya tahun beda deh.

Sia sedih juga sebab kemarin ngga bisa ngerayain paskah semeriah tahun lalu, ngga bisa ketemu nenek dan kakek. Oya nenek-kakek sia tinggal di Jepang. Mereka ke sini setiap ada perayaan atau saat ada yang ulang tahun. Sia berharap virus jahat itu cepat pergi, agar tahun nanti dia dapat merayakan natal seperti tahun lalu.

FYI, Papa itu anak tunggal kakek-neneknya jadi papa pernah cerita kalau papa itu dimanja saat kecil. Tapi setelah menginjak remaja kakek-neneknya menuntun papa untuk bisa mandiri, walau sulit nenek kakek tetap sabar. Hingga Arez pun dapat berdiri sendiri sampai sekarang. Walaupun seperti itu kakek-neneknya akan tetap memanjakan anak satu-satunya itu ketika mereka berkunjung.

Memanjakan Arez bukanlah kesalahan melainkan cara mereka menunjukkan rasa sayangnya.

Bulan ini Sia juga ngga bisa kaya tahun lalu. Walaupun keluarga mereka tidak berpuasa. Asia selalu antusias menyambutnya. Mulai dari ikut berbuka puasa bareng maid yang menjalankan puasa sampai beli-beli atribut khas lebaran.

Sia ingin lihat kembang api di bukit seperti tahun lalu. Tapi kata papa di luar ada corona. Kata papa itu virus berbahaya, makanya keluarganya kini lock down lokal. Ya Arez sih yang mengidekannya. Anak-anaknya tak boleh pergi jauh jauh. Kecuali Arkan, ya anak itu seorang dokter, padahal Arez sudah membujuknya untuk tidak ikut dalam menangani virus ini. Namun anak keduanya itu kukuh. Arkan bilang ini kewajibannya sebagai dokter. Dan Arez bisa apa? Ia pun menghormati keputusan anak keduanya. Tapi ia selalu mewanti wanti agar Arkan selalu hati-hati dan jangan lupa berdoa.

Berhari-hari tak mendapati atensi sang kakak, Sia selalu menanyakan kakak keduanya itu. Beberapa kali ia menangis saat Arkan tak kunjung pulang. Arez memberi pengertian pada si bungsu, perlahan Sia mengerti, walaupun saat VC dengan Arkan, bocah itu memaksa kakaknya pulang.

Sudah hampir dua Minggu Arkan tidak pulang, dia memang memutuskan menginap di rumah sakit yang ia bangun. Bukan apa-apa ia takut jika pulang membawa virus itu, dan ia tak mau anggota keluarga beserta maid dan bodyguard-nya terkena virus itu. Dan bagaimana jika si bungsu terkena? Tidak! Arkan menggeleng kuat.

"Papa, abang kok nga pulang pulang?" Arez mengelus kepala Sia yang sekarang menyandar di bahunya.

"Baby, Abang arkan kan sedang menolong orang. Sia sabar ya," ucap anak pertama Arez.

"Iya, dek. Abang di sana juga pasti rindu adek," tambah Avire.

Sia menekuk wajahnya. Sia rindu kali kakak keduanya itu, dia tahu kok Abang arkan memang yang paling sibuk di antara kakak-kakaknya yang lain. Saat hari biasa pun sibuk banget.

Sore ini Sia ngabuburit bareng abang-abangnya. Sayang, Abang arkan belum pulang. Tapi Sia ngga sedih kok, soalnya tadi udah video call-an sama abang. Dan abang di sana baik-baik saja.

Karena ngga boleh keluar-keluar. Jadilah mereka ngabuburit di depan TV. Nonton kartun kesukaan Sia Upin-Ipin.

"Dek, chanelnya pindah dong," pinta Aska.

"Gamau! Emang, Sia siapa Abang?" ucapnya. Axelle dan Avire terkekeh. Sementara Aska mendengus sebal.

"Tau ah gelap," ucap Aska.

"Abang bong. Orang orang masih sore." Kata anak itu setelah melihat jam di tangan sang ayah.

Sia jadi inget tahun lalu.
Tahun lalu Sia ikut bagiin takjil sama abang Axelle. Tapi tahun ini dia sama sekali ngga boleh ikut. Tahun lalu ia juga ikut bukber, uhh seneng rasanya pas itu. Tahun ini sayangnya ngga bisa.

"Abang puasa itu rasanya gimana sih?"

"Laper sama haus," ucap Aska.

Sia memandang abangnya malas. "Udah tahu Abang!"

"Udah tahu kenapa nanya, Sayang?" tanya Aska gemas.

"Uhh bukan itu!"

Avire geleng-geleng kepala. Avire memberi kode pada Sia untuk mendekat. "Sini abang kasih tahu."

Setelah Sia duduk di pangkuannya, bukannya memberi jawaban. Avire malah memainkan jari-jari mungil sang adik. Dan Sia pun malah lupa.

"Abang ko tangan Abang besar ya?"

"Karena abang sudah besar," ucap Avire yang lalu menangkup tangan mungil Asia.

"Sia juga sudah besar," ujarnya sambil mencoba menangkup tangan si kakak.

"Dih!"

"Abang diem!"

Betul betul betul

Suara ipin mengalihkan dunia Asia. Bocah itu menoleh ke arah televisi. Dan setelahnya tak ada lagi suara bocah kecil itu, sebab sudah larut dalam acara menontonnya.







Hulla, selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim seluruh dunia

Hanya cerita pengisi liburan yang entah kapan berakhir.

Terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Butuh saran untuk kelanjutan cerita. Mohon pembaca sekiranya berkenan memberikan sedikit harapan untuk cerita ini. Saran akan sangat berharga untuk saya.

~update setiap ? hari sekali~



Lantai Item, 30 April 2020

Alia Wasti

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang