9 : Kepikiran Nanda

1.9K 201 31
                                    

Selamat Membaca 😚









Sia sudah di rumah—tepatnya di kamarnya. Dia masih sedih karena harus berpisah dengan teman barunya itu. Sia nggak pernah dekat sama siapapun kecuali  keluarganya. Dan dari empat belas tahun hidup baru hari inilah, seorang datang padanya, mengajaknya berteman. Selama ini enggan seorang mendekatinya, mungkin karena kemanapun dia pergi bodyguard ayahnya selalu mengikuti.

Anak itu ngga ngambek kaya biasa, tapi sekarang dia galau, pengen gitu main lagi. Tapi nggak ada teman main, semua kakaknya pergi keluar dan papa sedang diruang kerja. Sia memutar otaknya, sungguh bosan di kamar ini sendirian. Akhirnya Sia memutuskan mengunjungi papa saja, mungkin lebih baik daripada di kamar tidak  melakukan apa-apa.

"Paman?" Sia menoleh sesaat setelah membuka pintu. Mencari sosok kepercayaan ayahnya yang memang ditugaskan menjaganya.

"Ya, Tuan muda, ada yang bisa dibantu?" Kata Romy sembari melangkah lebih mendekat. Suara Sia itu kecil jadi kalau tidak dekat, tidak kedengeran.

"Anterin Sia ke tempat papa ya Paman Rony," pinta Sia sembari mendongak, menatapnya dengan binar bening memohon.

"Bukankah tuan muda harus beristirahat?" Rony mengingatkan pesan Arez pada anak itu.

Sia menggeleng kecil, "Gamau istirahat maunya papa!"

"Baiklah, mari Paman hantar."










____

"Papa," ujarnya riang sembari berlari kecil.

Arez yang sedang berkutat dengan laporan-laporan perusahaan meninggikan pandangan. Mengikuti setiap gerak sang anak sampai Sia-nya duduk di pangkuannya. "Papa," ucapnya manja.

"Heum? Bukankah harusnya putra papa ini sedang bermimpi?" tanya Arez sembari mengangkat tubuh sia agar lebih nyaman. Ia pikir begitu karena terakhir kali, Sia sudah ia tidurkan satu jam yang lau. Jadi Arez pikir Sia masih asik bermimpi.

Sia tidak menjawab, anak itu sibuk mendusalkan pipinya di dada bidang ayahnya yang terasa hangat dan nyaman.

"Pa," ucap Sia lirih. Arez menyahut dengan deheman singkat tanpa meninggalkan aktivitasnya.

"Kalau Sia minta sesuatu, apa papa akan mengabulkannya?" Sia menatap penuh harap Arez.

"Adek ingin apa memangnya? Papa pasti mengabulkan permintaan adek jika itu tidak membuat adek terluka." Arez berujar lembut.

"Umm... Adek mau sekolah seperti Nanda, punya teman yang banyakkk seperti Nanda, mengerjakan PR seperti Nanda, makan di kantin seperti Nanda, bobo di UKS seperti Nanda, terus apa lagi ya? Sia lupa! Boleh papa?" papar Sia antusias.







Ah, sia jadi ingat pagi tadi. Saat ada Nanda dia jadi berasa punya adek, secara Nanda lebih muda 1 tahun darinya. Kalau mereka satu sekolah, satu kelas, pasti mengasyikkan bisa bermain dan menjaga Nanda.

Jujur Sia iri sama Nanda. Nanda bisa bercerita tentang rasanya sekolah, punya banyak teman. Sedangkan ia, mana bisa. Orang selama ini belajar di rumah melulu.

Tak kunjung mendapat jawaban, sia jadi sedih. Anak itu menunduk dan kembali bersandar di dada ayahnya.

Arez tersenyum kecil. "Setelah adek sembuh nanti, Papa janji akan mengabulkan semua permintaan adek."

Sia ingin sekali sekolah, tapi Sia juga sadar dia sakit. Bukan hanya jantungnya saja yang nakal. Tapi kini paru-parunya juga ikut ikutan. Dulu sering kali anak itu merengek agar bisa seperti kakaknya memakai seragam dan berangkat sekolah. Tapi hanya memakai seragam saja yang dikabulkan. Papa bilang dia masih kecil, Sia yang dulu tak tahu apapun menurut saja. Hingga usia terus bertambah yang menyadarkan Sia, bahwa dia berbeda, dia sakit. Sia mulai menerima takdirnya. Hingga waktu membawanya bertemu Nanda—entahlah perasaannya mengatakan Nanda juga tidak baik-baik saja, atau mungkin sama seperti dirinya?

6060 detik, waktu yang sangat singkat, namun besar pengaruhnya untuk Sia.









Terimakasih sudah mampir dan membaca.

Entahlah, aku memang tidak pandai merangkai kata.


19 Oktober 2020

Author jelek




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang