Irene adalah kecantikan yang nyata, ia merupakan poros kehidupan seorang Park Jinyoung. Irene memang hanya mengangap dirinya sahabat, namun jauh dari itu irene adalah miliknya. Entah saat kapan ia mulai menyadari bahwa hidupnya taakan berarti tanpa irene disisinya.
Dirinya mulai egois untuk membuat irene tinggal disampingnya, tetapi dengan keegoisan itu pula ia mencoba menjauh saat masa SMA dengan memacari beberapa teman irene saat itu. Namun rupanya usaha itu tidak berhasil membuat irene cemburu. ya, jinyoung ingin membuat irene cemburu. Salahkah dia?
Usaha jinyoung membuat irene patah hati nyatanya tidak berhasil, irene justru semakin jauh dari jangkauannya. Ia mulai kacau, hidupnya juga berantakan. Mabuk-mabukan saat remaja, keluar masuk club untuk bersenang-senang bahkan ia di cap playboy karena sering bergonta-ganti pasangan.
Mulailah awal saat itu ia berada di semester lima bangku perkuliahan sedangkan irene berada di semseter empat. Jinyoung tidak melanjutkan kuliah keluar negeri dengan dalih tidak mau pisah dengan keluarganya. Padahal ia tidak ingin berpisah jauh dengan irene. Apalagi keadaan mereka yang hampir menjadi orang asing.
Jinyoung mulai mendekati irene dengan meminta bantuan beberapa temannya. Oke, bilang saja dirinya pengecut ataupun pecundang. Ia mengaku. Memang benar cinta itu hanya kebodohan dan sekarang Jinyoung diperbudak oleh cinta. Shit
Selama pendekatan memang selalu gagal namun jinyoung tak menyerah usahannya pasti akan berbuah hasil yang manis. Meskipun dirinya sedang memperjuangkan irene namun tak ayal jiwa kebrengsekannya tetap saja ada.
Pulang pergi ke club untuk mabuk-mabukan masih ia lakukan namun untuk urusan wanita, perlahan ia mulai tak berselera. Hatinya tetap hanya menginginkan irene.
Bahkan saat itu ia mendengar irene dekat dengan pria, ia mulai kalap. Di bar ia memukuli salah satu orang temannya hingga babak belur, dirinya memang brengsek. Ia memang sudah mengaku kan.
Pikirannya tak tentu arah hanya irene, irene dan irene yang ada dibenaknya. Akhirnya ia memutuskan menemui irene diapartemen kediamannya. Saat itulah ia kembali melihat sinar mata kekhawatiran dimata irene. Hatinya menghangat. Segala keluh kesah kekacauan hidupnya terasa hilang.
Beban berat dipundaknya terasa ringan. Irenenya sudah kembali.
Sikap yang ditunjukan oleh dirinya adalah kebodohan untuk menutupi hatinya yang selalu berdebar. Lagi-lagi pecundang ini tak kuasa untuk berbicara bahwa ia sangat sangat mencintai irene melebihi apapun.
Ia sudah jatuh beberapa kali dalam pesona seorang irene. Tanpa irene ia mungkin tak bisa sampai di titik ini.
Semakin haripun ia terus merindukan irene.
"Kapan lo nembak irene?" pertanyaan ini sering terlontar oleh beberapa temannya bahkan hatinya juga turut menuntut.
Ia tak yakin, ia takut bahwa irene hanya menganggap dirinya hanya seorang sahabat bahkan hanya teman. Mereka sempat dekat dan itupun sewaktu kecil. Kini mereka sudah dewasa dan orang dewasa tidak bersahabat dengan lawan jenis.
Pemikiran yang membuatnya overthinking terus merayap, ia berusaha mengenyahkan pemikiran itu. Toh yang penting irene sudah ada dalam genggamannya.
"Tapi kalo lo udah official sama dia, irene gak bakal ada yang berani deketin bro," saran-saran itu juga mulai menggelitik hati dan pikirannya. Mengingat beberapa kali rekan irene yang menatap minat pada irene.
Saat itulah ia mulai dilanda kemarahan hingga ubun-ubunnya ingin pecah. Ia tidak terima, irene hanya miliknya.
"Soon, gua jadiin dia pacar sekaligus calon istri," sambil menyeringai ia mulai menemukan jawaban yg bulat.
-
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BEFORE YOU GO || Jinyoung × Irene
FanficIrene bukan seorang peramal yang bisa menebak perasaan orang lain. Ketika diperkenalkan hanya seorang teman, bahkan teman tidak cukup menggambarkan segilanya hubungan mereka. Irene menyadari bahwa ia harus pergi, jauh dan menghilangkan perasaan yang...