Asia membereskan piring dan peralatan lainnya yang ada di meja. Ia dan Arhab baru saja selesai makan malam dengan hidangan sederhana. Asia benar-benar lelah hari ini, sedari pagi hingga sore. Beban yang ia tanggung semakin berat, ia harus mengurus rumah, juga pendidikannya.
Mungkin Asia memang belum terbiasa, hingga tubuhnya terasa sangat letih. Tapi insya Allah, semua akan lancar seiring berjalannya waktu.
Mungkin semua wanita akan merasakan hal yang sama ketika menikah, perubahan-perubahan yang harus ia bisakan dan laksanakan sebagai seorang istri. Sebagian orang akan langsung bisa terbiasa dengan status itu, dan sebagian orang lagi akan merasa tertekan, dan sebagian hanya memerlukan waktu dan proses. Asia ada pada opsi ketiga, ia yakin, ia akan bisa menjadi seorang istri layaknya umi dan bunda. Mereka adalah salah satu dari sekian banyak contoh wanita-wanita shalehah yang Asia kagumi.
Sebagian lain adalah Ummu Sulaim.
Dulu, saat Asia kecil, sang Umi selalu menceritakan kepadanya tokoh-tokoh wanita yang sangat hebat, yang ceritanya menyebar dan jadi suatu pengajaran bagi umat Islam. Selalu saja, sebelum terlelap, ia akan melihat tubuh ramping sang umi mendekat, wajah sedikit bulatnya menyiratkan senyum, begitu cantik. Setelahnya, umi akan mengelus rambut hitam yang sengaja ia gerai, menyuruhnya membaca surat Qul, dan doa sebelum tidur. Dan setelahnya ia mulai bercerita.
"Asia tau nggak, siapa itu Rumaisha Ummu Sulaim binti Malhan?" tanya umi saat itu.
Asia yang tidak tau hanya menggelengkan kepala, mata bulat bersinarnya menatap sang umi lekat. Tangan mungil yang saat itu Asia miliki memegang tangan sang umi erat, lalu berucap, "ceritain dong, Umi!"
"Ok, tapi setelah ini, Asia bobok ya?"
Asia kembali menganggukan kepalanya, anak itu sudah tidak sabar lagi untuk mendengar cerita yang akan uminya dongengkan malam ini.
"Pada jaman Rasullullah, hidup seorang wanita cantik, cerdas dan berakhlak mulia. Bernama Rumaisha Ummu Sulaim. Berkat sifatnya yang agung, ia pun dilamar oleh Maalik Ibnu Nadhar dan memiliki seorang anak bernama Anas. Ummu Sulaim juga termasuk orang yang memeluk Islam dari kalangan Anshar. Saat itu, Maalik sangat marah, ketika mengetahui sang istri sudah memeluk Islam. Tak berhenti disitu, karena ternyata Ummu Sulaim juga membimbing Anas untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, dan dengan itu, Maalik pun semakin geram kepada sang istri.
"Lalu kemudian, Maalik pun meninggal ditangan musuhnya saat laki-laki itu pergi menuju Syam."
Asia kecil menganggukan kepala, jahat sekali Maalik, hingga ia mempersulit anak dan istrinya menjadi seorang mukmin. Padahal, Asia saja bahagia, bisa menjadi pemeluk Islam, nanti ia bisa pergi ke surga dan memakan es krim dengan puas disana.
"Waktu berlalu, Anas pun sudah menjadi sosok yang dewasa. Ummu Sulaim pun, memberikan buah hatinya kepada Rasullullah sebagai murid sekaligus pelayan. Rasullullah pun, menyambutnya, betapa bahagia hati Ummu Sulaim saat itu. Lama kelamaan, kebaikan ibu dan anak tersebut tersebar dari mulut ke mulut hingga sampai pada telinga Abu Thahlah. Ia adalah seorang kaya pada jaman tersebut"
Melihat uminya terdiam, Asia pun bertanya, "lalu Umi?"
"Abu Thahlah pun melamar Ummu Sulaim, dengan mahar yang sangat mahal sekali. Asia tau tidak apa yang Ummu Sulaim lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagfirullah, Husband! [RE-UPLOAD]
EspiritualAsia itu air dan Arhab itu batu. Sekalinya disatukan pasti akan bertubrukan. Menjadi tetangga sekaligus musuh sejak kecil membuat Asia tidak ingin dinikahkan dengan Arhab. Asia sendiri bahkan tidak mampu membayangkan, betapa kacaunya rumah tangga y...