"Fy, lo dipanggil Rio tuh, katanya suruh ke rooftop," ucap Alyssa teman sekelas Ify.
Ify yang sedang membaca novel mengalihkan fokusnya ada Alyssa. "Kapan?" tanya Ify.
"Sekarang." Mendengar itu Ify mengangguk dan berlalu setelah mengucapkan kata terima kasih.
Gadis dengan tubuh mungil dan rambut sebahu itu melangkahkan kakinya riang, senyuman manis terus terukir di wajahnya. Keadaannya sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya, meskipun belum bisa dikatakan sembuh total tapi setidaknya ada perkembangan. Hubungannya dengan Shilla pun sudah kembali seperti dulu.
Ify berbelok ke arah kanan yang membuatnya berhadapan langsung dengan pintu yang terhubung ke rooftop. Tanpa menghilangkan wajah ceria di wajahnya, gadis itu membuka pintu tersebut. Hembusan angin langsung menerpa wajahnya lembut, di depan sana seorang pemuda tengah berdiri membelakangi dirinya dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana.
Pelan, Ify menghampiri sosok tegap itu, memegang pundaknya yang membuat pemuda itu terkejut. Ify terkekeh pelan.
"Maaf ya, ngagetin," ucap Ify menampilkan deretan gigi putihnya.
Rio -pemuda itu- balas tersenyum dan mengacak rambut Ify pelan. "Kamu selalu gitu."
"Ish, Rio … berantakan tau," kesal Ify merapihkan kembali rambutnya, namun masih tetap berantakan tertiup angin.
Rio terkikik geli. "Mau dirapiin sampai Lee Min Ho ngungkapin perasaannya sama kamu pun gak bakalan rapi, Fy. Orang ketebak angin gitu, hahahaha."
Ify menggerutu sebal. "Gitu aja terus. Nih, asal kamu tau, ya, Lee Min Ho kalau ketemu aku bakalan klepek-klepek tau."
"Idih, mimpi kamu kejauhan."
"Ish, kamu mah ... gak bisa bikin aku seneng, deh."
"Hahaha, bukan gitu, Sayang ..." ucap Rio dan membawa Ify ke dalam dekapannya.
Ify sendiri hanya merenggut kesal dengan perlakuan Rio, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. Detak jantung Rio seolah melodi paling merdu yang pernah ia dengar. Ify yang heran karena Rio tidak menggodanya mendongak, dilihatnya pemuda itu tengah memejamkan matanya.
"Yo …" panggil Ify.
"Ya?" sahut Rio membuka matanya.
"Kamu kenapa?"
Mendengar itu Rio lebih mengeratkan dekapannya. "Aku gak papa, kok."
"Beneran?"
"Iya."
"...."
"Yo," panggil Ify -lagi-.
"Ya?"
"Kamu … ngapain nyuruh aku ke sini?" tanya Ify serius.
"Kamu maunya kita ngapain?" Bukannya menjawab Rio malah balik bertanya dengan alisnya yang naik-turun.
Melihat gelagat yang diperlihatkan Rio malah membuat Ify ngeri sendiri, gadis itu berusaha melepaskan pelukan pemuda itu. Namun, dengan tidak tahu dirinya Rio malah memeluknya lebih erat.
"Rio ... ish," kesal Ify.
"Apa, heum?" bisik Rio tepat di telinga Ify. Gadis itu menggeliat geli.
"Yo ... lepasin," mohon Ify, namun sepertinya Rio sengaja melakukan ini.
Tidak ingin kalah dengan permainan yang Rio buat, sebuah ide melintas di kepala Ify, gadis itu mendekatkan wajahnya ke wajah Rio. Menatap pemuda itu tepat di bola matanya, Rio terlihat seperti orang linglung. Pelukannya perlahan terlepas, dalam hati Ify terkikik geli. "I love you," ucapnya seketika.
Rio kicep, pemuda itu benar-benar kehilangan kesadarannya, bahkan ia tidak menyadari kini Ify sudah tidak dalam dekapannya.
"Hahahaha ...." Tawa lepas Ify menyadarkan kesadaran Rio.
Sadar dirinya dipermainkan, Rio mengejar Ify yang terus tertawa.
Hap! Dapat.
Ify kembali terperangkap dalam dekapannya. "I love you too, Honey," ucap Rio dan mengecup bibir Ify lembut.
"Cie ...." Beberapa suara menginterupsi keduanya. Dengan cepat Rio menghentikan aksinya, ia menatap kesal keempat curut yang selalu menggangu waktunya itu, sementara Ify hanya menunduk malu.
_________"IFYYYYYYYY ..." Rio terbangun dari tidurnya. Keringat sebesar biji jagung membasahi seluruh tubuhnya.
"Ah, cuma mimpi," ucap Rio mengatur napasnya yang tersengal. Tidak ingin larut dengan mimpi buruknya, Rio memilih untuk membersihkan diri. Sejak pulang dari rumah sakit 1 jam yang lalu sepertinya ia ketiduran.
Selesai mandi, Rio mematut dirinya di depan cermin, bayangan mimpi buruknya tentang Ify terus menghantui pikirannya. Sekilas ia menatap jam yang ada di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 23.15 sudah malan, memang. Tapi apa peduli Rio? Ia harus kembali ke rumah sakit untuk meyakinkan bahwa Ify baik-baik saja. Tanpa pikir panjang, Rio menyambar kunci mobil dan jaket kulitnya menuju rumah sakit tempat Ify dirawat.
Tidak sampai 30 menit Rio sudah sampai di RS Citra Kasih, tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Rio langsung bergegas ke ruangan Ify berada.
Rio membuka pintu dengan hati-hati, dilihatnya ruangan itu sepi, hanya ada Ify seorang diri yang masih setia menutup matanya. Sepertinya Shilla dan kedua orang tua gadis itu pulang sementara. Ah, untung saja dirinya kembali ke sini.
Dengan pelan, Rio duduk di kursi sebelah Ify yang beberapa jam lalu juga ia tempati. Ia menggenggam tangan mungil itu. Berharap mimpinya tadi tidak akan menjadi kenyataan. Beberapa menit berlalu, tetap tidak ada perubahan sama sekali, hanya detik jam dan suara mesin EkG yang terdengar.
"Bangun, Sayang ...."
"...." Hening, tetap sama.
"Good night, Honey," ucap Rio mengecup kening Ify. Ia tertidur dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan gadisnya.
___________Rio terbangun ketika usapan halus terasa nyata di rambutnya. Dengan kesadaran yang belum pulih sepenuhnya, Rio berusaha membiaskan cahaya yang masuk lewat celah jendela rumah sakit. Ia mengucek matanya sesaat, usapan halus itu terhenti dan tergantikan dengan kekehan kecil. Rio terdiam, ia menatap orang yang semalam masih setia tertidur. Kini, dapat jelas Rio lihat, orang itu membuka matanya dan tersenyum lembut.
"Fy ..." panggil Rio nyaris seperti bisikkan.
"Iya, ini aku, Yo," balas Ify dengan nada lemah.
"Ka-kamu kembali, Fy?" ujar Rio dengan nada masih tidak percaya.
Ify tersenyum. "Iya, aku kembali. Buat kamu."
__________"Terima kasih Tuhan, sudah memberikan kesempatan kedua. Hingga akhirnya aku percaya cerita tentang kita akhirnya dipersatukan." -Afrio Geandra Haling
"Seperti yang Rio bilang dulu, cerita novel yang berakhir happy atau sad ending semuanya sama-sama semu, karena manusia yang menentukan alurnya. Tapi percayalah, keduanya akan memberikan kesan berbeda untuk setiap orang yang membacanya. Terima kasih Tuhan, terima kasih Afrio. Dan terima kasih untuk kalian yang sudah membaca cerita semu ini." -Alyssa Lifya Umari
..
..
..Yeeee ... Selesai ...!! Gimana? Gak nyambung, ya? Ah, aku mohon maaf atas keterlambatan updatenya, semoga kalian suka, ya. Terima kasih sudah mengikuti cerita gaje ini dari awal sampai sekarang sudah epilog. Makasih banget buat semua yang sudah memberikan vote juga komen, tanpa kalian cerita yang aku buat bukan apa-apa. I love you guys♥♥ sampai ketemu di cerita berikutnya, tetap suppprt aku, ya!! Jangan lupa, pesan dan kesan kalian selama membaca cerita ini aku tunggu di kolom komentar. Sekali lagi terima kasih dan I love you full pokoknya, ehehe😚😚😚😚♥
Salam,
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Us (COMPLETED)
Novela Juvenil"Lo harus lupain dia!" Ify menajamkan tatapannya. "Apa maksud kamu?" "Gak jelas apa yang gue bilang?" tantang orang itu. "Gu-" "Lo harusnya sadar Alyssa! Lo sama dia itu sekarang berbeda! Lo gak bisa maksain takdir!" Ify diam. Apa yang diucapkan ora...