Mari berteman tanpa melibatkan perasaan
— ● —
"Woi bangun! Dasar beruang kutub!"teriak Erra membangunkan penghuni kamar bercat biru itu."Hoamm, apaan! masih jam segini juga," jawab Eyla sambil mengumpulkan nyawa.
"Sekarang jam 05.00 cepetan bangun, terus sholat!" perintah Erra kepadaku dan Eyla.
"Sebentar! Mata aja belum terbuka masa udah diomelin sama ibu kos," ujarku sambil duduk dengan mata yang perlahan terbuka.
"Hayukk! Aku dah siap nih, hehe," ajak Fallen dengan semangat berkobar-kobar.
"Ebuset! Kesambet apa lu? Hahaha pagi-pagi udah bikin heboh," ucap Eyla terkejut melihat penampakan di depannya.
"Iya nih Fallen, aneh," sambungku.
"Kita mau jogging! Masa lupa," ucap Erra sambil berjalan keluar kamar.
"Oh iyaa, yaudah sholat dulu," jawabku sambil berjalan ke kamar mandi.
"Ikut Va!"pinta Eyla mengikuti dari belakang.
«««○○»»»
"Pertama, pemanasan dulu!"perintah Erra.
"Siap komandan!"jawab kami.
Setelah pemanasan ditengah udara pagi yang dingin dan ditemani secercah mentari, kita berjalan meninggalkan rumah.
"Hayuk! Jogging nya dari sini aja," ajakku setelah melewati tiga rumah.
"Oke," jawab Eyla, Fallen, dan Erra.
Fallen memakai training hitam, hodie merah, serta jilbab hitam yang menutupi mahkotanya.
Eyla memakai training hitam, hodie biru muda, dan jilbab ungu.
Sedangkan Erra memakai training merah, sweater hitam, dan jilbab merah.
Aku, Sheva Salma Zulaikha, hanya memakai training biru muda, hodie pink, dan jilbab biru.
Seperti anak itik yang dipimpin oleh induknya, kami bertiga berbaris ke belakang mematuhi Erra.
Ku pasang headset yang hampir terlepas. Mendengarkan musik saat jogging itu kebiasaanku.
«««○○»»»
Mentari pun semakin menampakkan keberadaan dan udara pun mulai menghangat.
"Hei! Sini, sarapan dulu," ajak Erra yang sudah berhenti di depan gerobak bertulis 'Bubur ayam Pak Bejo'
"Wah! Aku juga laper nih,"jawab Eyla sambil melepas sepatunya.
"Pak, saya pesan bubur ayam 4, satu tidak pakai daun bawang, satu nya tidak pakai kacang, dan dua lengkap," ucap Erra pada Pak Bejo pemilik gerobak ini.
"Minum nya mbak?"tanya Pak Bejo.
"Es teh dua dan es jeruk dua," jawab Erra.
"Siap! Ditunggu ya mbak," ucap Pak Bejo sambil meracik bubur untuk kami.
Memang sahabatku yang satu ini sungguh pengertian, tanpa bertanya dia tahu bahwa sahabat nya sudah kelaparan lalu ia bawa kami ke tempat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maya
Teen FictionBagaimana jika melawan takdir?Apakah takdir akan mengelak?Atau malah sebaliknya, ia akan nunduk? Entah. Bagaimana pun langkah yang harus ditempuh gadis blasteran jogja-jawa timur ini tetap bersikukuh melawan apa yang dinamakan dengan "takdir". Beraw...