3

11 2 4
                                    

Teman memang baik, tapi sahabat memang yang terbaik.
— ● —

"Berarti Sheva kita makcomblangin sama Gibran nih?" tanya Fallen memastikan.

Eyla mengangguk,"Iya Fal, gimana menurut kalian?" ujar Eyla meminta pendapat.

"Aku sih oke aja, lagian Gibran cakep juga, semoga sakinah mawadah wa rohmah," ucap Erra asal yang balas dengan pukulan bantal dari Eyla dan Fallen.

"Aku juga oke aja si, yang penting tuh bocah bisa lupain yang dulu," nambah Fallen.

"Kalian ngomongin apa sih?" tanyaku yang baru tiba dari kamar mandi.

"Elu," jawab Fallen apa adanya.

Sheva mengernyitkan dahi, sudah paham pasti mereka punya rencana.

Semenjak hangout, tanpa Sheva sadari ia mulai lupa seseorang itu. Entah bagaimana Sheva terlihat berbeda dari biasanya, ia dapat menerima orang baru.

Sheva tipe orang yang tertutup dan hanya akan melepas topeng saat bersama sahabatnya.

Kiky,batin Sheva.
Eh kenapa jadi Kiky sih.

Memang, siapa yang tidak tertarik dengan Risky Pradana Mahendra, yang dikagumi banyak perempuan. Ganteng, keren, tajir, dan pinter pula.

««« ○○ »»»

"Eh, kamu kenal sama mereka sejak kapan sih El?" tanya Fallen penasaran.

"Emm, sejak aku ketemu mereka lah," jawab Eyla asal.

"Eh beruang kutub! Tau, maksudnya kok bisa?" ucap Fallen emosi.

"Tapi kalian jangan kaget ya!" Eyla siap siaga.

"Iya, kenapa emang?" tanya Erra nimbrung.

"Mereka itu sebenernya ada 5, dan yang kelima itu namanya Aska, dan Aska itu mantanku jadi aku kenal mereka ya karena Aska," jelas Eyla yang spontan semua mata tertuju pada Eyla.

"Oalah, Aska yang nenek nya tinggal di Australia bukan sih?" tanya Sheva memastikan.

Eyla mengangguk,"Terus kenapa Aska nggak bareng mereka lagi?" tanya Erra.

"Aska sekarang tinggal sama nenek nya di Australia," jawab Eyla.

"Oh yaya, aku paham," ucap Fallen.

"Kebanyakan mantan lu, sampe kita lupa mantan lu yang mana aja," nambah Sheva yang dibalas senyum kebanggaan Eyla.

"Oh iya, mereka aku kasih nomer hp kalian," ucap Eyla membuat kami terkejut.

"Untuk apa?!" jawab Erra yang tidak mau mengenal cowok lebih dekat lagi. Bukan karena trauma tapi memang prinsipnya begitu. Aneh memang.

"Emm, ya nggakpapa sih, hitung-hitung tambah temen," jawab Fallen santai.

"Emang kalian mau makcomblangin gua sama siapa?" tanya Sheva sambil memakan roti kering nya.

"Gibran," jawab Fallen.

"Hah?!" Sheva melonggo.

"Gimana Va? Kok muka lu bahagia gitu," sambung Eyla.

"Bahagia dari hongkong! Kaget woi!" jawab Sheva kesal.

Kenapa jadi Gibran, ini perasaan atau sekedar penasaran sih, kenapa gua nggak tertarik sama sekali. Cowok kayak gitu pasti cuek banget, sudah kelihatan dari auranya, gumam Sheva.

"Ini kenapa aku jadi ikut-ikutan sih?" ucap Erra yang tidak setuju nomer hp nya disebarluaskan.

"Iya, tambah temen aja Erra sayang," jawab Eyla menenangkan.

MayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang