Nyi Iteung hendak membeli skincare. Karena skincare yang dia beli tiga bulan yang lalu sudah habis. Semalam saja krim malam sudah dikorek-korek sampai dasar potnya. Benar-benar bersih tanpa bersisa.
Kang Kabayan baru pulang kerja, Nyi Iteung merayu suaminya untuk mengantar belanja skincare ke toko Dandan. Toko yang khusus jualan kosmetik dan skincare baik lokal maupun produk luar.
Biasanya Nyi Iteung membeli sendiri keperluan pribadinya. Kali ini lagi ingin ditemani suaminya. Kang Kabayan yang begitu sayang dan cinta sama istrinya tidak bisa menolak.
"Akang, hayuk atuh anterin eneng beli skincare. Masa entar malem muka Eneng engga dirawat? Kalo Eneng cantik dan bersih, Akang juga yang seneng. Katanya enak di pandang," rayu Nyi Iteung.
"Iya atuh Neng sakeudap. Akang teh capek. Mandi dulu, ya. Masa mau nganterin ke toko badanmya bau, " kata Kang Kabayan.
"Iya sok atuh di tunggu ya."
Tidak lama Nyi Iteung dan Kang Kabayan pun sudah ada di toko Dandan. Kabayan heran dan takjub lihat banyak skincare yang di pajang di sana. Disusun di rak yang memanjang kebawah berdasarkan nama merk dan ada juga yang berdasarkan jenisnya. Tulisannya pun bermacam macam. Ada yang bahasa Indonesia, bahasa Inggris, ada juga yang berhurup Korea dan Jepang. Kang Kabayan sedikit tahu tulisan itu tulisan Korea karena suka ikut nonton drama Korea bareng Nyi Iteung.
Kang Kabayan mengikuti istrinya kemana pun Nyi Iteung melangkah. Penasaran sama harga skincare yang lagi dilihat istrinya. Apa pun yang Nyi Iteung pegang Kang Kabayan pun ikut pegang.
Diam- diam Nyi Iteung memperhatikan wajah Kang Kabayan. Dari mulai melotot, terus geleng-geleng kepala lanjut mengerutkan dahi dan terakhir melongo.
"Akang kunaon?"
" Neng ... itu skincare kok harganya mahal-mahal kitu ya? Itu yang buat siapa? Itu semua ditempelin gitu di wajah kamu? "
"Aah ... si Akang mah, ya engga atuh semuanya. Iteung mah lebih suka beli skincare aja dibanding kosmetik. Nyari yang murah aja tapi aman. Sesuai kantong kita. Kosmetik mah cuma bedak sama lipen aja. Pan Akang bilang yang alami itu lebih cantik daripada yang pakai merah, kuning, hijau kayak pelangi di wajahnya."
"Iteung mah mau belinya sabun cuci muka, susu pembersih, penyegar, pelembab, krim malam, serum, tabir surya, skrab juga masker, Kang. Biar kulit Iteung terawat. Kan, lumayan, Kang. Kalo kulit Iteung bersih dan sehat engga perlu banyak perawatan di klinik kecantikan atau dokter kulit."
Tiba - tiba Nyi Iteung ingat sesuatu.
"Akang sayang, Iteung sesekali boleh atuh ya, ke klinik kecantikan di deket rumah. Pengen di fesyel yang kayak di tipi tipi itu. Yang pake alat gitu."
Kabayan makin melongo.
"Ya udah atuh, yang penting Eneng selalu ikhlas ngurus anak- anak sama Akang . Akang capek kerja dan dapet gaji untuk siapa lagi kalau bukan untuk eneng sama anak-anak,"
"Nuhun atuh nya, Kang. Iya, insyaaallah itu mah udah tugas Iteung. Eeh ... Akang, ini ada lipen warnanya cantik belum punya kayaknya. Kalo Iteung ambil boleh ya? Biar Iteung geulis jiga Syahrini," kerling manja Nyi Iteung.
"Iya boleh, beli yang bener -bener belum ada ya, Neng dan dipake juga. Nanti kalo udah beres kasih ke Akang keranjang belanjanya. Biar Akang yang bayar di kasir. "
Kang Kabayan akhirnya duduk di pojokan sambil buka ponsel. Dia cape mengikut Nyi Iteung yang semangat pisan berjalan kesana kemari mencari barang yang di carinya.
Heran sekali Kang Kabayan lihat perempuan rata - rata tenaganya kuat kalau sudah di tempat belanja.
Kang kabayan berpikir, mungkin ini yang dinamakan salahsatu kebahagiaan istri bisa membeli skincare yang diinginkannya. Kang Kabayan merasa itu kewajibannya mengurus kebutuhan Nyi Iteung. Belum seberapa dengan apa yang telah Nyi Iteung berikan dalam kepatuhan dan pengabdian sebagai istri dan ibu bagi anak- anaknya.
Rezeki suami rezeki istri.
Dalam usaha suami ada doa istri yang tulus. Saling memberi dan saling mendukung. Apalagi selama ini Nyi iteung bukan orang yang boros dalam pengeluaran. Hanya yang betul- betul penting dan sesuai kebutuhan. Kadangkalanya kebutuhan pribadi ada yang diabaikan untuk kebutuhan yang lebih penting.Sementara Nyi Iteung berpikir, bersyukur memiliki suami seperti Kang Kabayan. Baik dan pengertian. Memang tidak banyak harta yang dimiliki tapi dengan harta itu memberikan keberkahan untuk keluarganya. Dan yang bikin Nyi Iteung seneng, uang yang dia kumpulkan untuk belanja skincare bisa dia pakai buat nambahin beli susu anak semata wayangnya.
Postingan pertama di Facebook
Selasa, 31 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
P U L A N G (Kumpulan Cerita Pendek) (Dalam Proses Penerbitan)
Short StoryKumpulan cerita pendek ini hasil tulisan saat santai dan ikut lomba-lomba menulis. Enggak cuma satu genre aja, sih, alias campuran. Jadi jangan heran jika jarak dari satu bab ke bab lain cukup panjang, dari tahun 2020-2024. Sepertinya kebiasaan menu...