Pagi yang cerah cahaya matahari yang menerobos jendela Jimin sehingga membuatnya terbangun, ia melirik jam yang berada diatas nakas masih menunjukkan 06.30 Jimin berniat untuk melanjutkan tidurnya, baru saja dirinya terlelap tak lama pintu kamarnya ada yang mengetok dengan keras, Jimin menggerutu.
"Wae?" Teriak Jimin dari dalam kamar.
"Oppa! Bangunlah cepat antarkan aku kesekolah!" Teriak Minji dari luar sana.
Jimin berdecak mau tidak mau dirinya harus bangun mengantarkan adiknya sekaligus berangkat ke kantor, Jimin menyibakkan selimutnya lalu beranjak ke kamar mandi.
••°••
Selama dalam perjalanan mereka berdua tidak saling membuka suara hanya ada keheningan yang mengisi suasana di dalam mobil.
Minji menatap keluar jendela sampai matanya tertuju dengan mobil berwarna merah, yah Minji sangat paham itu mobil siapa hingga ia akhirnya melihat Changseol yang keluar dari mobil menuju toko buku.
Akhirnya mobil Jimin tiba di Universitas Minji, saat Minji hendak turun mata Jimin tertuju pada Sulis yang melewati mobilnya begitu saja sambil membaca buku setebal alaihim gambreng, Minji sadar tatapan Jimin tertuju kepada siapa hingga akhirnya Minji menoleh dan meneriaki Sulis dengan perasaan terkejut Sulis reflek menoleh dan mencari sumber suara tersebut.
Minji turun dari mobil, "Kau ingin menyapanya oppa?" Tanya Minji pada Jimin yang masih menatap Sulis, Jimin merasakan detak jantungnya berdegup kencang saat Sulis melempar senyum kepada dirinya, dengan kik-kuk Jimin membalas senyuman tersebut, "Tidak, aku hanya ingin kau tanyakan apa jawaban dia" Ucap Jimin tanpa mengalihkan pandangan dari Sulis.
"Cepat sana turun, kasian dia sudah menunggumu" Suruh Jimin hingga akhirnya Minji turun dari mobil.
"Kurasa kau harus memilih yang tepat" Smirk itu yang Minji tunjukkan ke Jimin.
Jimin hanya termangu mendengar ucapan adiknya itu, setelah melihat Minji dan Sulis masuk ke kampus Jimin langsung menancapkan gasnya.
••°••
Saat berada di Koridor mereka berdua terpisah yah karena Sulis yang harus ke lokernya dulu mengambil buku yang ia simpan di sana, Dahi Sulis mengernyit saat melihat ada note tertempel di lokernya, ia menoleh kiri dan kanan tapi tidak menemukan siapa yang memberikan note seperti itu.
Jam istirahat nanti aku akan ke kelasmu, kita makan siang bersama.
Itu isi di dalamnya, sepertinya Sulis tau siapa yang mengirimkannya, tapi---bukankah hari ini dia tidak ada kuliah pagi? Ah peduli kotak Sulis dengan dirinya.
Setelah mengambil buku setebal 500 halaman lebih Sulis segera menuju kelasnya, sesampainya di kelas Sulis menemukan Minji yang sedang menikmati musiknya lewat headset, "Aku jamin jika kau terlalu sering mendengarkan musik mengenakan headset telingamu akan budek" Sindir Sulis yang jelas tidak didengar oleh Minji.
Tanpa Minji sadari semua orang yang di kelas menatapnya gara-gara menyanyi terlalu kencang, kali ini yang Sulis lakukan hanya satu membuang mukanya sejauh mungkin, hingga salah satu siswa menghampiri Minji menepuk bahunya, reflek Minji melepaskan headsetnya, "Waeyo?" Tanya nya dengan wajah polos.
"Kurasa suaramu tidak jauh lebih baik dengan Min Yoongi BTS" Ucap siswa tersebut lalu berlalu.
Seketika wajah Minji seketika memerah malu, dengan cepat Minji melirik Sulis, "Mengapa kau tak memberitahu ku!? Aish aku sangat malu" Minji menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dilangit Namsan {✔}
Random[COMPLETED] Konflik cinta perbedaan agama yang dialami oleh Sulis dan Jimin. "Aku jatuh cinta kepadamu" "Kau tau bukan bahwa aku seorang muslim? Bagaimana caranya kita bisa bersatu?" "Maka dari itu buatlah aku jatuh cinta kepada muslim sama seperti...