36

1.4K 121 5
                                    

Happy Reading ✨

{Jimin Pov}








“JIM AKU MENGANDUNG ANAKMU!” Ada rasa bahagia yang menyelimuti relung hatiku. Ingin sekali aku rasanya memutar balik tubuhku lalu memeluk erat tubuhnya tapi semua itu aku urungkan urusanku dengan wanita itu harus segera diselesaikan.

Dengan berat hati aku meninggalkan Sulis yang sedang menangis karena aku. Brengsek bukan? Tapi ini semua untuk kehidupan kita kedepannya.

Maafkan aku yang sudah membuatmu menangis seperti ini. Aku janji secepatnya kita akan kembali ke kehidupan seperti semula.

Hanya itu yang bisa aku ucapkan dalam hatiku. Aku segera meninggalkan halaman rumahku menggunakan mobil dan mengendarainya kesebuah cafe yang sudah ditentukan oleh wanita gila itu! Sungguh aku benar-benar tidak menyangka bahwa hidupku akan seperti jalan cerita-cerita fiksi diluaran sana.

Andai saja dia tidak mengancamku dengan tingkah konyol nya mungkin aku lebih memilih menghabiskan waktu dengan istriku yang kini sedang mengandung. Ah bahagia nya saat membayangkan bagaimana aku akan menjadi sosok Ayah, bermain bersama anakku, mendengar tangisannya tiap malam saat meminta susu kepada ibunya. Itu adalah momentum yang sangat aku inginkan. Bahkan tanpa sadar aku mengukir senyum tipis saat membayangkannya.

Aku membawa mobilku membelah kota Seoul menuju Gangnam. Sebenarnya apa sih yang ingin dilakukannya? Kenapa harus diluar Seoul? Bahkan saat aku melirik jam ini sudah hampir setengah sebelas. Akhirnya mobilku terparkir di cafe tanpa menunggu lama lagi aku langsung masuk kedalam dan menemukan sosok bertubuh langsing, rambut panjang sepinggang yang di gerai, memakai dress berwarna hitam. Aku langsung menghampiri nya dengan keadaan rahangku yang mengeras. Katakanlah jika membunuh seorang wanita dipersilahkan mungkin saat ini aku sudah melakukannya.

“Ada apa?!” Tanyaku sarkas.

Wanita yang aku berikan pertanyaan hanya menatapku dengan menampilkan smirk yang menurutku menjijikkan. “Kau tidak perlu terburu-buru seperti itu. Duduklah!” Wanita itu menggerakkan kepalanya seolah memberi kode untuk Jimin beristirahat sejenak.

Jimin menghela napas kasar matanya menatap wanita itu jengah. “Jadi Sohee ada apa? Aku sudah menuruti kemauanmu. Sampai aku rela meninggalkan istriku yang sedang hamil.” Napasku menggebu-gebu karena gejolak amarah yang kusimpan dengan baik direlung hati.

“Aahh, ternyata istrimu sedang mengandung. Omo! Jangan-jangan foto yang aku kirimkan kepadamu itu istrimu sedang dalam keadaan pingsan dan itu jelas yang menolong sepupuku. Changseol. So sweet banget yah mereka.” Dasar wanita gila! Aku heran kenapa dulu bisa menyerahkan hatiku dengannya? Sungguh takdir yang tidak dapat kita duga.

Aku masih tidak menjawab ucapan Sohee yang hanya membuatku sakit kepala. “Cepatlah katakan! Aku tidak memiliki banyak waktu.” Dengan gusar aku terus melirik arloji yang terdapat ditanganku sudah menunjukkan pukul setengah dua belas. Apakah Sulis sudah tertidur? Semoga saja sudah. Aku harap dia tidak menungguku pulang.

“Minumlah dulu barulah setelahnya aku akan memulai obrolan.” Aku tampak ragu saat melihat secangkir vanilla latte di depan mataku. “Tenang saja aku tidak memasukkan apapun di dalamnya.” Dengan ragu aku menyesapnya hingga setengah karena tenggorokanku terasa sangat kering.

“Sebenarnya aku disini hanya ingin kau menemaniku untuk malam ini disini. Aku butuh teman curhat.” Aku hanya mengamati wajah Sohee yang sedang berucap. Tapi ntah kenapa kepalaku rasanya berat mataku pun seperti itu. Sayup-sayup masih dapat kudengar suara Sohee yang masih sibuk berceloteh tentang apapun itu.

Cinta Dilangit Namsan {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang