20

1.2K 121 2
                                    

JIMIN POV!

Hari itu, hari dimana aku mengantarkan Sulis ke Incheon untuk berlibur di Indonesia, aku benar-benar menunggu nya hingga pesawat yang ditumpanginya meluncur, setelah melihat pesawat itu meluncur aku baru pergi dari Incheon lalu pergi ke kantorku untuk meeting dengan klien.

Baru saja aku keluar dari ruang meeting aku sudah melihat dia didepan pintu ruangan meeting ku, kehadirannya cukup membuatku berdiam di tempat, terkejut, tapi tidak dengan dia, dia justru mengulas senyum nya dengan tulus.

Goo Sohee

Dia adalah Goo Sohee yang belakangan ini sering sekali mendatangi aku kekantor padahal dia memiliki jadwal tersendiri, aku tersadar dari keterkejutanku. “Keruanganku.” setelahnya aku berlalu melewatinya.

Sesampainya diruangan, aku duduk disofa ruangan ku dan disusul oleh Sohee. “Kau tidak bekerja?” Tanyaku.

Aku tidak ada jadwal.”

Lalu, mengapa kau disini? Sekosong itukah dirimu sampai tiap hari tidak ada jadwal?

Aku sedang libur, sebab itu aku tidak ada jadwal dirumah sakit.” Ucapnya mengubah posisi duduknya menghadapku. “Kau sudah makan? Aku bawa makanan untukmu.” Sohee mengangkat tempat nasi yang dibawanya.

Jujur aku mulai jengah dengan sikap sahabatku yang seperti ini. “Langsung ke intinya saja apa tujuanmu kesini? Tampak terlihat wajahnya bersemu merah.

Sebelumnya aku minta maaf karena sudah meninggalkanmu dulu tanpa pamit ataupun meninggalkan secarik kertas.” Sohee menunduk, tangannya saling menggenggam. “Tapi aku sadar selama ini aku menyukaimu kembalinya aku ke Korea salah satu alasannya adalah dirimu.”

Aku mengangguk mengerti akan ucapan Sohee lalu berdiri dari sofa.

Ternyata kau masih sama seperti yang dulu, aku masih Jimin yang dulu lelaki yang tidak peka.”

Aku seketika menoleh dahinya mengernyit, "You mean?"

"Kamu bersedia menjadi pacarku?" Wajah Sohee terlihat malu-malu saat mengucapkan kalimat tersebut.

"Kamu sedang bercanda? Please candaan kamu itu udah diluar batas, untung aku yang diginiin coba kalo cowok lain, bisa baper dia" Aku duduk dikursi kerjaku.

Sohee berdiri menghampiri meja kerjaku ia berjalan ke belakangku hingga aku merasa tubuhnya sedikit membungkuk kearahku mensejajarkan kepalanya dengan kepalaku, "Aku tidak bercanda, aku serius, bagaimana jawabanmu?" Sungguh bulu kuduk ku merinding saat dia berbicara seperti itu.

Dia kembali menegakkan tubuhnya ia berjalan menuju pintu keluar ruangan ku, "Tidak perlu terburu-buru, aku akan menunggu jawabanmu sampai kapanpun" Itu yang Sohee katakan sebelum melenggang dari ruangan ku.

Setelah kejadian itu Sohee menjadi rajin pulang pergi ke kantorku sekedar mengantarkan nasi atau bahkan menanyakan jadwal, semakin kesini tingkahnya semakin membuatku bergidik ngeri aku masih tidak percaya mempunyai sahabat yang kelakuannya sebelas duabelas dengan cacing kepanasan.

Aku mulai pasrah dengan kelakuan Sohee, hingga suatu hari aku mendapat kabar bahwa appa masuk kerumah sakit karena tekanan darah tingginya kumat, aku khawatir terjadi sesuatu dengannya.

"Appa mempunyai proyek yang belum terselesaikan di Eropa, dengan keadaan appa yang seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk meluncur ke Eropa, appa mohon sama kamu untuk menyelesaikan proyek ini tidak lama,,, hanya tiga setengah tahun"

Cinta Dilangit Namsan {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang