Story 1

1.3K 114 18
                                    

“Kamu siapa? Kenapa disini?”
Anak itu menatap polos pada anak lain di depannya. Bahkan dia tak merasa ada ancaman yang akan menyertainya.
“Harusnya aku yang tanya, kamu siapa? Kenapa anak kecil main sampai tengah hutan?”
Yang lain berdecak sebal, ia merasa waktunya telah terbuang sia-sia hanya untuk meladeni anak manusia yang tidak ada kepentingan apapun di daerahnya.
“Aku tersesat! Lagipula, kau kan juga anak kecil!” Katanya.
“Hhh, sudahlah, kau dari mana? Biar kuantar kau pulang.”
Yang ditanya tersenyum lebar, dia menunjuk ke arah desa yang tak jauh dari tempat mereka.
“Aku Nakajima Atsushi, 6 tahun! Aku dari desa!” Atsushi menunjukkan gigi-giginya yang berderet rapi. Membuat anak di depannya menatapnya sinis.
“Aku tak bertanya namamu, bodoh. Dan aku lebih tua darimu, jadi sopanlah sedikit!” Ucapnya sambil menggandeng tangan Atsushi.
Atsushi menurut saja saat tangannya ditarik, kaki kecilnya berusaha mengikuti ritme langkah yang lebih tua. Dia memerhatikan anak itu, aneh.
Tak seharusnya anak kecil bermain di hutan, kalau sampai mamanya melihat. Bisa-bisa anak ini juga akan kena marah.
“Sudah sampai, sana kau pulang. Dan, kalau ada yang bertanya tentang aku jangan kau jawab ya.” Katanya, dia melepas tangan Atsushi dari genggamannya.
Atsushi hanya tersenyum lebar dan berlari menjauh.
“Terima kasih!”
Di tengah jalan, Atsushi teringat sesuatu.
“Aku belum tanya namanya!”

****

(Atsushi POV)

Sampai di rumah, mama langsung memelukku erat.
“Atsushi, kamu dari mana saja? Mama khawatir.” Ucapnya lembut sambal terus mendekapku.
“Aku tersesat di hutan ma!”
Seketika wajah mama memucat, mama memelukku lebih erat. Keringat dingin mulai bercucuran dari dahinya.
“Kau jangan pernah main ke hutan lagi ya.”
“Kenapa?”
Senyum di wajah mama terulas, tapi aku merasa ada yang janggal. Mama seperti ketakutan.
“Pokoknya jangan lagi ya, sana kau mandi lalu makan malam, mama memasak makanan kesukaanmu”
Mau tidak mau kuturuti saja perkataan mama, tapi sejujurnya aku masih penasaran dengan anak itu.

(Atsushi POV end)

****

Sebenarnya Atsushi bukan anak yang pembangkang, tapi rasa penasarannya lebih besar dari ketakutan akan hukuman dari mamanya.
Esoknya Atsushi tetap pergi, dia bilang pada mamanya akan bermain di taman dekat rumahnya. Mau tak mau, mamanya percaya.
Atsushi melangkahkan kakinya ke tempat mereka bertemu, dan beruntungnya anak itu ada disitu. Atsushi berjalan ke arahnya dan memegang pundaknya.
“Kau! Kenapa kau kembali ke sini lagi?”
Atsushi melambaikan tangannya dan merekahkan senyum.
“Halo! Aku belum tanya namamu!”
Yang lebih tua mengernyitkan dahi, hanya itu? Buang-buang waktu saja!
“Namaku Akutagawa Ryuunosuke, sudah kan? Sana pulang.”
Seakan tak mendengar perkataan Akutagawa, Atsushi menggeser batu didekatnya dan duduk di sebelah Akutagawa.
“Sedang apa kau? Kubilang pulang!”
“Nanti kau sendirian, sendiri itu tidak enak, makanya aku menemanimu”
Akutagawa tak bisa membendung rasa kesalnya, apalagi mendengar jawaban Atsushi yang menurutnya tak masuk akal.
“Kalau aku tak suka sendiri lalu selama ini aku dengan siapa? Tidak ada orang di hutan selain aku.”
“Makanya aku datang menemani!”
Akutagawa menghela napas, sepertinya percuma membertahu anak ini, dia sangat keras kepala. Walaupun sedikit tak rela dia membiarkan Atsushi duduk di sebelahnya.
Sampai beberapa menit mereka hanya diam, hanya hembusan angin yang menggesek pohon rimbun yang menemani mereka. Atsushi sungguh tak suka suasana ini. Untuk memecah suasana ia bernyanyi.
“Dango, dango, dango, dango, dango daikazoku”
Tanpa disadarinya, yang lebih tua memerhatikannya sampai ia selesai bernyanyi. Matanya berbinar, sepertinya ia tertarik dengan laggu yang dinyanyikan Atsushi.
“Nyanyikan lagi.”
Atsushi menoleh, ia sedikit terkejut dengan perkataan Akutagawa.
“Lagu itu, nyanyikan lagi.”
Atsushi tersenyum hingga pipinya memerah, ia kembali bernyanyi, kali ini dengan suara yang lebih keras. Akutagawa mendengarkannya dengan senyum tipis.
“Kau suka? Kalau kau suka, kau harus bertemu mamaku, dia punya banyak sekali lagu yang bagus, kapan-kapan aku ajak kau bertemu mamaku.”
Akutagawa tersenyum melihat Atsushi yang berbicara tanpa henti , dia mencubit pipi Atsushi karena gemas. Atsushi menggembungkan pipinya yang memerah akibat dicubit. Akutagawa yang melihatnya terkekeh geli.
“Kau ini cerewet sekali.”
“Mungkin kalau hanya kau yang di sini, aku tak apa.”
Mata Atsushi berbinar-binar. Ia sampai melompat kegirangan, sesaat melupakan pipinya yang masih terasa sakit.
“Ayo berteman! Tapi jangan cubit pipiku lagi, itu menyakitkan!”
Akutagawa terdiam dengan senyum mirisnya, ia mengacak-acak rambut Atsushi.
“Jangan ada yang tahu, kalau kita pernah bertemu.”
Sebenarnya Atsushi sendiri tak mengerti apa arti perkataan itu, ia hanya mengangguk karena ini permintaan dari teman barunya.
Atsushi menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama Akutagawa. Entah bagaimana ia bisa lolos dari ibunya yang sangat protektif.
Tapi itu tak berlangsung lama, karena sang ibu mengetahui segalanya.
Ia curiga, karena setiap Atsushi meminta ijin bermain, anak itu tak ditemukan dimana-mana. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membututi anaknya dan semua itu berakhir dip agar pembatas menuju hutan.
Yah, karena hal itu sang ibu menjadi makin protektif kepada anaknya. Dan itu membuat Atsushi dan Akutagawa tak pernah bertemu lagi.













____________________

Muehehehehehehehe....

Singkat ahay :Vv

Akutagawa: Gajelas lu Thor

Kapan gw jelas,hellowww.

Atsushi: Mulai lagi.... -_-

Ok ok,w gamau war disini,OKELAH JUMPA DI STORY SELANJUTNYA NGGEH :V

BONUS AHAY :V

BONUS AHAY :V

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

The Beast || Shin soukoku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang