𝘼 𝙗𝙖𝙙 𝙡𝙞𝙖𝙧.
Dan, beberapa purnama berlalu. waktu yang berlalu dengan cepat, memang semuanya berjalan begitu baik hingga aku tak merasakan begitu berat menjalani hari hariku beberapa bulan belakangan ini, showcase yang semakin dekat kini sudah bisa dihitung dengan jari.
Showcase akan diadakan setelah pengambilan raport. Dan omong-omong aku sudah menyelesaikan ujian kenaikan kelasku jadi bisa dibilang akhir-akhir ini setelah ujian aku berlatih dengan lebih keras.
Ah, kemampuan vokal ku juga meningkat dengan cukup signifikan. Pak Daeseong tak lagi banyak mengomel seperti sebelum-sebelumnya.
Terima kasih kepada Jaehyun yang banyak membantuku di kelas vokal saat latihan. Ah omong-omong tentang Jaehyun, kami menjadi lebih dekat dibanding sebelumnya. Setelah kejadian di atap sekolah beberapa waktu lalu, aku tak lagi menganggap Jaehyun seorang berandalan. Yah, dia masih berandalan, tapi kurasa benar kata Taeyong dia tak seburuk itu.
Kami mungkin tak terlihat begitu dekat ketika di kelas karena memang selain tak ingin menjadi bahan obrolan, aku pun tak suka terlalu mengajak seseorang berbicara lebih dahulu.
Jaehyun di kelas pun berbeda dengan jaehyun di kelas vokal. Di kelas dia terlihat tak terlalu peduli keadaan sekitar tapi jika di kelas vokal dia cukup banyak membantu aku dan teman-temanku. Aku benci mengakui ini, tapi wawasan musik yang dia ketahui lumayan banyak. Dia tahu cara memainkan pitch saat menyanyi, dia tau cara menemukan nada baru dalam alat musik, dia tau warna suara yang cocok untuk tiap jenis nada. Hei! Aku tak terlalu memujinya kok, dia memang cukup hebat. Aku terkadang penasaran dari mana dia mempelajarinya tapi pernah suatu hari pak Daeseong bertanya tentang pengetahuannya itu, Jaehyun terlihat tak nyaman dan dia hanya menjawab seadanya.
Selain itu, mungkin satu atau dua kali dalam seminggu, kami sesekali makan siang bersama jika aku membawa bekal berlebih di atap sekolah sembari aku menemaninya merokok, aku tak tau kenapa Jaehyun tak suka makan siang di kantin, dan aku tak berniat menanyakannya.
ah.. aku juga tak merokok lagi sekarang, pernah suatu hari ibuku mencium bau rokok dari seragamku, aku di omeli habis-habisan. Dan saat ku ceritakan itu pada Jaehyun, bocah itu tertawa terbahak-bahak dan itu memalukan.
Dan Jaehyun juga orang yang cukup menyenangkan untuk diajak berbicara. Sesekali pun kami sering berjalan pulang dan naik bus bersama. Kebetulan rumah Jaehyun searah denganku namun kami turun di halte yang berbeda.
Singkat cerita hubungan kami mungkin seperti tak terlihat namun, itu ada dan aku merasakan dia juga menganggapku temannya.
Uh... Ku harap kalian tidak salah paham. Mungkin ini terdengar seolah-olah kami sedang backstreet tapi, tak seperti itu. Jaehyun normal, dan begitu pula aku. Ku rasa, untuk saat ini.
Ah, sudahlah. Aku tak ingin terlalu memikirkannya, selama tak ada masalah antara aku dan Jaehyun, ku rasa semuanya baik-baik saja.
****
Kelasku hari ini juga menjadi lebih ribut omong-omong. Tentu saja selain karena setelah ujian tak ada jam mata pelajaran, aku tak tau apa yang anak kelasku rencanakan karena sedari tadi beberapa anak bergerombol sembari memperdebatkan beberapa hal.
Mataku melirik ke arah belakang, di dekat jendela Jaehyun terlihat menatap mereka tanpa minat. Entah sejak kapan tiap masuk kelas sudah menjadi kebiasaan bagiku untuk mengecek apakah Jaehyun ada di kelas atau tidak. Uh, tak salah kan? Aku dan dia kan partner dalam kelas vokal sekarang, tentu saja tak ada salahnya aku sedikit memperhatikan temanku.
Aku baru saja meletakkan tasku diatas meja saat ku dengar samar-samar beberapa anak menyebut namaku.
"Ajak Jungwoo saja, jika ikut makan akan ada 8 orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
That Boy Diary #JaeWoo 🔞
FanfictionAku merasa diriku remaja normal, sampai aku bertemu dia. Jung Jaehyun, pria itu menjungkir balikan kehidupan remaja ku hingga aku mempertanyakan orientasiku sendiri. Rated 🔞 #jaewoo #jaehyun #jungwoo #nct127 #yaoi