You and me vs the world.
Seperti sudah kebiasaan bagiku, menghitung tiap hari yang berlalu belakangan ini. Liburan panjang, mengurung diri di rumah, tak melakukan apapun, tak menghubungi siapapun, bahkan Jaehyun.
Sudah terhitung liburan berlalu selama 3 minggu, sejak terakhir kami bertemu, dan sudah 2 minggu sejak aku melakukan masturbasi pertama ku dengan Jaehyun sebagai objek fantasinya tapi yang jelas aku tak ingin melakukan itu lagi.
Mungkin terasa nikmat awalnya, tapi setelah itu muncul perasaan bersalah dan menyesal di benakku hingga ku putuskan aku tak ingin mengetahui kabar Jaehyun dan juga aku menahan diriku untuk tidak membuka situs-situs video porno lainnya.
Sejujurnya ini terasa membosankan, tiap hari aku selalu bertanya, kenapa hari berlalu dengan begitu lambat, kenapa aku merasa membenci kesendirian ini padahal dulu aku terbiasa menjalani semuanya sendiri.
Sedikit banyak, aku sadar itu juga karena Jaehyun. Pria itu cukup berpengaruh mengisi ruang kosong dihatiku hingga rasanya 3 minggu berlalu tanpa dirinya, aku merasa benar-benar kehilangan namun disisi lain aku terlalu takut menghubungi nya.
Selain itu juga, belakangan ini aku lebih banyak mengobrol dengan teman-teman dari forum LGBTQ+ yang ku kenal dari dunia maya.
Aku banyak belajar dari mereka, tentang apa yang mereka rasakan saat mereka menyadari jika mereka 'berbeda', bagaimana mereka menghadapi nya, dan bagaimana akhirnya mereka menerima jatidiri mereka yang baru juga. Aku belum sampai ke tahap itu, aku belum berani membuka diriku untuk siapapun, bahkan tidak untuk keluargaku.
Aku menghela nafas panjang, sama seperti hari-hari sebelumnya rutinitasku belakangan hanyalah menonton film, membaca buku, melatih vokal, makan, dan tidur.
Seperti hari ini ketika kakak ku menghabiskan liburan dengan berkencan dengan pacarnya, kulakukan hanyalah berguling-guling di atas ranjang, mencoba fokus membaca buku bertema LGBT yang aku beli secara diam-diam dari situs online, sesekali aku mendengus kesal karena mendengar percakapan ibuku dan entah siapa di luar kamar, hingga sesaat kemudian seseorang tiba-tiba saja membuka pintu kamarku, membuat tubuhku tersentak kaget dan cepat-cepat aku menyembunyikan buku tersebut di bawah bantal.
"KAU BISA MENGETUK…" Tenggorokanku tercekat, bibirku mendadak saja membisu ketika aku melihat orang itu ada disana, di depan mataku. Rasa kesalku lenyap seketika.
Jung Jaehyun menatapku tajam, ia mulai berjalan mendekat dan terus mengintimidasi ku.
Sesaat baru ku sadari Jaehyun sudah bisa berjalan normal, walau sesekali ia terlihat seperti menyeret kakinya tapi yang pasti aura gelap dari pria itu tak dapat disembunyikan.
"Mengacuhkanku, tidak membalas pesan, tidak menjawab telpon, dan bahkan tidak menanyakan kabarku."
Aku menegakan tubuh ku, menatapnya waspada dan mengambil ancang-ancang untuk bersiap kabur kapan saja, aku belum siap bertemu dengan Jaehyun, demi Tuhan.
"Sampai kapan kau akan seperti ini, huh?" Ia menatapku dengan lekat ketika jarak kami sudah cukup dekat, aku kembali bisa mencium aroma parfum mint dari tubuhnya, aku ingin sekali memeluknya, perasaan rindu membuncah di dadaku, namun egoku mengalahkan semuanya.
"Memang kenapa? Pulang, Jung! Aku tak ingin bertemu siapapun." Aku beranjak dari kasur, berjalan melewatinya dan ketika tanganku hendak meraih gagang pintu kurasakan Jaehyun menarik tanganku dan dengan cepat menyudutkan diriku di antara pintu dan dirinya. Sepertinya ucapan ketus ku itu membuat Jaehyun semakin kesal.
"Aku tidak kesini untuk kau perlakukan seperti ini, Kim. Berhenti bersikap seperti anak kecil, kau selalu membuatku merasa bersalah disini." Tatapan tajam Jaehyun sebenarnya membuat lututku lemas, tapi sebisa mungkin aku bertahan. Aku benci menjadi lemah hanya karena sentuhan bodohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Boy Diary #JaeWoo 🔞
FanfictionAku merasa diriku remaja normal, sampai aku bertemu dia. Jung Jaehyun, pria itu menjungkir balikan kehidupan remaja ku hingga aku mempertanyakan orientasiku sendiri. Rated 🔞 #jaewoo #jaehyun #jungwoo #nct127 #yaoi