You Were Beautiful
(Jaehyun PoV)
Langit kelabu menaungi Seoul pagi ini, aku memandang kosong ke gedung-gedung tinggi yang berada di depan mataku. Lalu lintas hari ini terlihat cukup padat di bawah sana.
Seperti kemarin dan berhari-hari sebelum nya, aku menyesap espresso panas dalam gelas ku perlahan, menikmati bagaimana kuatnya aroma kopi tersebut dan kesunyian yang menemaniku setiap harinya.
Agustus berganti September, dan berarti sudah hampir 4 bulan aku kembali menjalani hidup seperti ini. Hampa dan kosong. Selama 4 bulan ini juga aku sudah tidak menemuinya. Kim Jungwoo.
Jangan tanya betapa aku sangat merindukan pria itu. Sepertinya perkelahian kami malam itu memang akhir dari segalanya. Ia terlihat seperti tak bisa lagi aku jangkau. Setiap hari, selalu terlintas di benakku, jika 10 tahun lalu aku tak bersikap begitu kejam padanya apakah kami akan baik-baik saja?
Tapi saat itu, semuanya terjadi terlalu tiba-tiba. Aku tak pernah membayangkan melihat seorang pria bermasturbasi di depan mataku sendiri, dan ketika hal itu terjadi, lalu Jungwoo lah yang melakukannya aku begitu takut. Aku tak tahu bagaimana harus menyikapinya, kami sangat muda saat itu. Ketika ku bilang Jungwoo adalah pengecut, ku rasa aku pun sama aku yang gantian berlari menjauh dari hidupnya.
Tapi kini lihatlah sekarang seperti sebuah karma, aku begitu menginginkan nya kembali tapi tak ada yang bisa ku lakukan. Aku tak pernah bermaksud kasar pada Jungwoo hanya saja bagaimana bisa ia kabur lagi dariku di saat semalam sebelum nya aku dan dia sudah menikmati waktu yang luar biasa bersama. Aku hanya marah ketika melihat pria lain mencumbunya di parkiran bar itu. Lalu kini aku rasa ia semakin membenciku.
Kenapa butuh waktu lama juga untukku menyadari jika aku juga mencintainya, bahkan saat sebelum aku sadar semuanya aku selalu ingin ia berada di sampingku. Tapi kenyataannya kini berbeda, janji kami tak ada yang bisa ku tepati. Aku bahkan tidak datang saat ia debut, aku meninggalkan nya di masa sulit. Aku tak akan meminta lagi pada Tuhan untuk membuat Jungwoo berbalik padaku, karena aku rasa semua ini balasan yang sudah seharusnya ku terima karena menyakiti pria cantik itu.
Aku menghela nafas berat, kini mataku beralih memandang ke layar televisi, Jungwoo hari ini ada di sebuah acara reality show pagi. Aku tak bisa mengalihkan mataku kepada hal lain, ia terlihat begitu cantik di depan sana. Ia bernyanyi dengan baik, bagaimana ia bisa berkomunikasi dengan para audience hanya melalui tatapan dari mata indah nya itu, tiap suara dan tarian yang ia bawakan pun sangat sempurna. Membuatku mau tak mau terus memujanya.
Kenyataan yang aku benci, kini bukan hanya aku yang memujanya. Begitu banyak orang di luar sana pun memuja Jungwoo. Seperti kembali di tampar oleh realita, Kim Jungwoo yang sekarang bukanlah Jungwoo yang dulu. Dia bukan lagi bocah SMA yang ku kenal, dan Jungwoo benar ia tak mungkin mengorbankan hidup nya yang sempurna hanya untuk menjalani hubungan konyol denganku.
Harusnya aku juga ingat seberapa banyak yang ia korban kan saat aku pergi darinya, bukankah aku perlu bersyukur karena setidaknya aku masih bisa melihat Jungwoo walaupun hanya melalui foto-foto nya di media.
Ia kini terlihat begitu bersinar di atas panggung, kini hidupnya jauh baik-baik saja tanpaku, dan aku tak boleh lagi menghancurkan semuanya.
Ya, ini yang terbaik bagi kami adalah melepaskan satu sama lain sekalipun aku mencintainya. Sehingga aku tidak akan menyakiti Jungwoo lebih dari sebelumnya.
****
Aku melangkah memasuki lobby rumah sakit dengan kantung mata yang gelap. Wajahku terlihat lelah tapi sebisa mungkin aku membalas sapaan para perawat dan pegawai yang menyapaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Boy Diary #JaeWoo 🔞
Fiksi PenggemarAku merasa diriku remaja normal, sampai aku bertemu dia. Jung Jaehyun, pria itu menjungkir balikan kehidupan remaja ku hingga aku mempertanyakan orientasiku sendiri. Rated 🔞 #jaewoo #jaehyun #jungwoo #nct127 #yaoi