File 3

45 8 1
                                    

Lamina, 12 November 1882
4.00 PM






"Kurasa hari ini sangat menyenangkan,"
"Aku terlalu bersemangat berbaur dengan mereka. Aku berhasil menutupi rasa lelahku—menyusuri Dunkee dari Anne, setidaknya aku tampak lebih atletis," Lumie tertawa dengan bersusah payah meneliti bahwa tak ada lagi sosok pejalan ataupun pelancong selain dirinya.

"Omong-omong, tanpa kau tutupi rasa lelahmu itu, kau sudah sangat atletis," lagi-lagi gadis asing masuk lagi ke kehidupannya—ralation, Anne bukan lagi gadis asing.

"Siapa k-?" pertanyaan Lumie disergah dengan tanggap oleh gadis tersebut-bersamaan dengan lutut Lumie yang gemetaran

"Satu lagi, tanpa kau tutupi rasa takutmu itu, kau juga sudah sangat atletis," berikutnya gadis itu menyerukan namanya
"Namaku Gabbe Syckle–Lockwood, with my pleasure kubolehkan kau memanggilku Syckie," Syckie mengulurkan tangan kanannya, selanjutnya uluran tangan sang empu diraih—dengan sangsi oleh Lumie

"Namaku," Lumie membuang napas kasar kemudian melanjutkan perkenalannya
"Lumiere Dover, panggil aku Lumie," senyum tak rela tengah ia semburatkan

"Yeah cukup sudah perkenalannya. Aku tahu kau Lumie Si Pengendali Cahaya yang masyhur dua dekade lalu. Dan aku demigod—dari kumpulannya yang terbuang. Bahkan aku tak tahu menahu soal orangtuaku. Katakanlah aku ini undesirable-dan segala title yang cocok disematkan untukku, si gadis kesepian ini," ucapnya panjang lebar

"I'm so sorry, Syckie. Hey dengarlah, nasibmu sama sepertiku, aku Pengendali Cahaya immortal—tanpa teman. Jangan terlalu merepotkan otak cantikmu dengan mempermasalahkan garis hidup sendiri," ternyata Lumie bisa menyilap dirinya menjadi pembujuk yang ulung

"Aku tau," jawabnya tanpa babibu

"Syckie, aku pulang, kau baik-baik disini. Jangan segan meminta bantuan dariku jika kau memang perlu, bye!"

"Hati-hati, singa lapar tengah mengawasimu," ucap Syckie frontal

"Kau tahu, kaulah singa lapar itu, hm?"

"Sialan kau, jerk!" Lumie terkekeh pelan

"Tanpa kau beritahu dimana letak pasti tempat tinggalmu, aku sudah tahu terlebih dahulu," namun si pemilik rumah—yang tengah dibicarakan benar-benar tuli

Ini tidak masuk akal—ia bertemu 4 orang yang dengan senang hati mau menjadi temannya, pasti ada angin keras buritan yang bertiup sehingga membuat kepala mereka terbentur. Lumie menampar keras pipi sebelah kanannya. Sakit. Ia tersenyum senang.

"Asal kalian tahu saja umat Lamina, kalian akan kembali melihatku di sisa umur hidup kalian,"
"Dan kalian harus menyaksikan sendiri dengan sepasang netra kalian—kebangkitan Si Pengendali Cahaya yang dua dekade silam diusir besar-besaran, bahkan mencoba melenyapkanku-makhluk immortal dengan cara penghakiman sepihak rendahan semacam itu, bedebah!" ia berdecih

Jangan salah sangka. Lumie bukannya ingin membalaskan dendamnya pada berjuta-juta umat Lamina atas kejadian tempo dulu. Ia hanya ingin memcuatkan bukti bahwa dirinya benar-benar layak atas penobatan title Pengendali Cahaya dari Zeus beribu-ribu tahun silam.

Hingga ia benar-benar berlalu pergi, sebab tak ingin berlama-lama bersama gadis asing yang bernama Syckie tadi. Entahlah, ia merasa ada yang janggal dengan tingkahnya. Bagaimana mungkin di tengah Dunkee hidup gadis demigod -dari kumpulannya yang terbuang? Huh yang benar saja, Zeus.



—TBC



Purwokerto, 1 Mei 2020
regardly,

sasa

Luz Eleonore [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang