File 7

15 6 0
                                    

Lamina, 15 November 1882
Tengah malam-tidak, pagi buta tepatnya


"Kisah cinta apa ini? Apa benar aku hanya sebatas alat pelangsing—oh holly shit. Maksudku alat pelampiasan dari rasa sakitnya dengan yang terdahulu itu?"

author's note: bisa-bisanya Lumie bercanda di situasi genting semacam ini. wakeywakey.

Kalau saja dari awal ia tidak terbuai dan tidak melanjutkan momen love at d'1st sigh itu, semua tidak akan menjadi serumit ini.

"Jika iya jawabannya. Maka, maka.." ia terdiam cukup lama

"Maka ini semua tidak boleh terjadi lagi," keputusan yang masih mengambang-abu-abu

Tapi saat Lumie memutar kembali momen dimana ia menghabiskan hari-harinya bersama Anne, Lumie menarik lagi ucapannya.

"Akan kucoba,"

Apa dia bilang? Akan dia coba? Yah setidaknya sekarang ia benar-benar menderita. Apakah Anne sekeji itu? Drama yang belum tersudahkan ini sudah seperti perdebatan panjang sepasang kekasih yang ada di televisi saja.

"Kau harus meyakinkanku bahwa kau wanita baik, Anne. Bahwa kaulah korban di balik drama yang sama sekali tak kumengerti ini. Bahwa Syckie lah si dalang kekacauan yang terjadi diantara kita, oh, ayolah, apakah ini bagian dari plot twist kisah kita. Please, hanya kau yang kumiliki saat ini. Lihat? Tugasku yang demikian tengah terbengkalai sekarang. Keinginanku untuk bangkit bahkan sudah seperti layaknya si cebol yang menggapai bulan. Kau membuatku menderita dengan drama kaleng-kaleng ini, Anneeeee!" ok readers, jangan tanya Lumie sedang apa. Tentu ia sedang bermonolog ria seperti biasanya. Sudah tampan, pandai berpidato lagi. Lantas, kurang apa si Lumie ini?

Latihan Taktik Pengendalian Cahaya? Pengulangan tahap satu? Pengulangan tahap dua? Lagi? Lumie mulai menyesal akhir-akhir ini menjelma menjadi orang yang masabodo dengan kewajibannya.
Cih, seperti abegeh muka bantal + muka tembok yang menerapkan sistem SKS ketika ujian di ambang pintu-ya ya ya. Kurang tidur. Terjaga lebih lama di tengah malam, uhm pagi buta lebih tepatnya. Bahkan seperti siswa yang takut akan ancaman skorsing akibat mengulur pembayaran SPP itu. Bah, jangan sampai.

° ° °

Syckie tengah menyalangkan tatapan membunuhnya pada Anne. Batapa Anne ingin menusukkan jari tengahnya itu pada kedua bola mata gadis pengadu domba di hadapannya. Persetan dengan tata kesopanan antara sesama manusia. Toh, itu jika memang keduanya berhati baik. Jika salah satunya berhati iblis lulusan dari Tartarus, apa yang salah dengan upaya pengecamannya. Bocah ingusan saja tahu betapa benar sikapnya ini.

"Berhenti menatapku seakan-akan aku adalah mangsamu, keparat!" Anne sudah tak tahan

"Kenapa? Ingin mencolok bola mataku? Silahkan. Aku takkan bisa mati dengan upaya balas dendammu yang tak seberapa itu,"

"Halah, songong sekali kamu, Syckie,"

"Diam atau kusiksa kau serta akan kubunuh Trevor 'n Luce, detik ini juga,"

"Cih! Kekuatanmu diatas segalanya rupanya, gadis rubah. Sebaiknya gunakan dengan baik selagi kekuatan itu belum habis,"

"Harus kukatakan berapa kali lagi hingga kau mau menutup mulut murahan itu, b*tch!"

Baiklah. Biar Anne yang mengalah. Ia mendenguskan napas kasar dan mengerjapkan mata berkali-kali.

"Jauhi Lumie. Aku menginginkankannya. He's mine. Dan kau, tak berhak mendapatkannya. Tidak cukup jelaskah penjelasanku yang sangat jelas ini?"

"Sangat jelas. Kau tak perlu mengulangnya. Kepalaku hampir pecah oleh karenamu. Pergi sana, membuang waktuku saja!" tukas Anne geram

"Kalau sudah jelas mengapa masih saja berusaha mendekatinya? Ingin dia cepat-cepat tergoda oleh tubuh kerempengmu itu? Oleh rayuan gombal gadis yang kecantikannya tak seberapa bila dibandingkan diriku ini, hm?"

Bug!
Tinjuan keras berhasil mendarat di pipi sebelah kanan Syckie.

"Kau mau cari mati rupanya!" geram Syckie tak suka

Sret!
Sebuah bola api melayang secepat kilat menghantam tubuh Anne.

"Akhh! Sakit!"

Blam!
Jeruji tebal berlindungkan jampa jampi Syckie berhasil mengurung sekujur tubuh Anne di dalamnya.

"Rasakan! Rasakan, Anne! Kau tahu, aku selalu bertindak nekat ketika keinginanku tak cepat terpenuhi. Dan kau nyatanya belum begitu mengenalku atau pura-pura tidak tahu hah! Brengsek! Culas! Kepala batu! Aku muak denganmu,"

"Aaaaa! Lepaskan jambakan tanganmu dari rambut terurusku ini, rubah muka seribu!"

"Berkacalah! Rambutmu bahkan tak lebih baik dari ekor sapi! Percaya dirimu itu sangat keterlaluan, gub luck!"

"Kau yang harusnya berkaca! Mukamu yang berjumlah seribu itu tak lebih baik dari gelandangan Lamina yang tak pernah mandi! Baumu saja seperti bau tikus got di emperan ruko"

"Seandainya kau mortal, sudah kubunuh kau sejak dulu dan kurobek habis mulut rendahan itu,"

"Alah, sudah pendek, pesek, dada rata, kulit kusam tanpa memakai sunblock, mata sok puppy eyes, gigi berkawat abal-abal masih saja shombong,"

"Aaaa aku bisa gila hanya dengan mengurungmu disini,"

"Demi Andromeda, kenapa kau bisa terlahir ke dunia ini, Syckie? Kali ini aku benar-benar akan menyalahkan takdir yang membuatmu hidup di dunia ini, Dengan pengasingan dirimu bertahun-tahun lamanya, adakah celah keinginan pada dirimu untuk berubah? Kau tahu, kau tak lebih dari gadis kesepian yang menginginkan perhatian lebih dari orang-orang di sekelilingku, kau numpang padaku rupanya,"

Plak! Plak!
Dua kali tamparan yang tak mengenakkan hati berhasil diberlakukan.

"Ini tak sesakit tatkala kau memintaku untuk menjauhi sahabatku Lumie Dover,"

"Apa kau bilang? Sahabat? Itu yang dinama sahabat? Kau terlalu naif untuk mengatakan bahwa hubungan kalian hanya sebatas sahabat atau partner curhat,"

"Apa-"

"Jangan mengelak!"

"Berbuatlah sesukamu, gadis rubah! Kali ini aku akan memilih diam! Jika kau tamak, maka pada akhirnya kau akan luluh lantak!"

"Persetan dengan bualanmu itu, bodoh!"

"Aku bodoh karena rela mengalah darimu. Dan siapa yang bodoh karena memperjuangkan cinta yang tak semestinya ia dapatkan?"

Lalu Anne menambah lagi,

"Tolong berkacalah lagi keparaattt!"

Plak!Plak!Plak!Plak!Plak!

Oh, ia ingin mati saja. Betapa sakitnya tamparan bertubi-tubi dari Syckie, gadis demigod yang menyerupai rubah bermuka seribu itu. Pantaskah Syckie disebut penghuni kekal Tartarus?

'Oh Zeus, cabut nyawanya!' batinnya

Jadi, siapa disini yang bodoh? Lumie? Anne? Syckie? Di next part, akan ada pemain tambahan, readers. Mau tahu? Don't go anywhere!

-TBC

Purwokerto, 5 Mei 2020
regardly,

sasa



Luz Eleonore [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang