File 14

11 1 0
                                    

Apapun yang membuat Anne begitu tertarik pada Lumi—pun sebaliknya, mereka sama–sama tidak bisa menjelaskan detail–detailnya. Lumie, lelaki dingin nan tertutup, telah takluk pada Anne, wanita sejenis Lumie yang selalu berucap frontal. Mereka sama-sama tahu bila mencoba saling memuji, nantinya bila membalas pujian masing-masing, mereka sama-sama tidak akan menemukan kata-kata yang tepat.

Anne dan Lumie tengah sama-sama tertawa. Lumie menarik tubuh Anne untuk memeluknya kembali. Anne agaknya merasa pusing tatkala Lumie memeluknya erat-erat sekalian mengangkat tubuh Anne tinggi-tinggi ke atas.

Ketika Lumie menurunkan Anne lagi ke tanah, jiwa frontal Anne menyeruak ke permukaan. Anne mengecup singkat bibir ranum nan pinky seorang Lumie. Manis, asin, menjadi satu. Bagaimana tanggapan Lumie? Tidak mampu berkata-kata.

”Hey. Kau mengambil ciuman pertamaku!” teriak Lumie tepat di depan wajah Anne

”WhoOpsies! Kau juga mengambilnya dariku!”

”Alasan!”

”Siapa?”

”Siapa lagi kalau bukan kau, ckck,”

”Ummm, maniskah bibirku?”

”Sepahit madu,”




°      °      °




”Maukah kau tetap bersamaku, di sini?” tanya Lumie

”Selamanya aku mau,”

”Sejauh mana ini semua hanya mimpi, Anne?”

”Lupakan saja mimpi-mimpimu itu. Aku ini realitas, bukan mimpi,” sahut Anne

God! Ini bukan mimpi? Oh baiklah, kau memang selalu serius,”

”Ya, memang, hahahahaha,”

”Anne, apa kau mau kuajak pergi ke suatu tempat untuk sekedar mengobrol, dan—
bermesraan?”

Mereka berjalan berdampingan menembus sudut-sudut Dunkee bagian Selatan yang penuh dengan rerumputan hijau bernaungkan pohon-pohon ek. Mereka kembali melangkah, hingga sampai pada titik yang menenangkan dan sangat nyaman, yang mana tepat untuk menyaksikan sunset  dari dekat. Lumie menggelar tikar tipis hasil rajutannya sendiri, sembari dikeluarkannya tumpukan waffle yang tampak menarik minat untuk terus melahapnya, dikeluarkan pula sirup rosela yang Lumie buat tadi pagi.

”Jika kau tidak suka dengan kencan yang kita buat, katakanlah,”

”Tidak. Aku sukaaaaa sekali,”

"Benarkah?”

”Iya, Lumie. Waffle dan sirup rosela  buatanmu sangat enak. Kau berbakat untuk menjadi ibu rumah tangga, rupanya?”

”Terimakasih. What the hell, aku lelaki tulen, kau tahu!”

”Aku hanya bercanda, Lumieku,”

”Hahaha, kau sungguh menggemaskan,”

Ketika Anne menoleh tepat di depan wajah Lumie, Lumie memasangkan sebuah kalung. Kedua tangan Lumie berhenti di lekukan leher Anne, menarik nafas dan memasang wajah takut—takut Anne tidak menyukainya.

”Bila kau tidak menyukainya,” Lumie mencondongkan wajahnya pada Anne,

”Aku bisa memberimu yang lain,”

”Kau gila, Lumie? Aku sungguh menyukai kalung ini,”
”Menurutku, kalung ini sangat indah,” kata Anne sangat yakin

”Bisa saja kau membuatku senang, Anne,” ujar Lumie sembari tertawa nyaring

”Terimakasih banyak, baby,”

Yeah, terimakasih kembali,” balas Lumie sembari tersenyum lebar-lebar

Rambut Lumie yang coklat legam disisir kecil ke belakang, membuat wajah sang empu lebih jelas terlihat dibanding sebelumnya. Membuat wajah Lumie terlihat lebih dewasa. Lebih menawan. Dan lebih tampan, tentunya. Dan caranya menatap Anne, yang mana seperti tengah menyelami mata biru nan indah miliknya. Penuh selidik. Penuh cinta. Seakan apapun yang dipunyai Anne, sepenuhnya adalah milik Lumie juga.

”Tristan terus menerus menyuruhku untuk menjaga jarak darimu mulai saat itu. Ia sekarang tinggal di rumahku. Meskipun begitu, kau harus tahu bahwa betapa aku terus memikirkan dirimu,”

”Aku tak peduli siapapun yang mengusik hubungan kita, bagaimanapun itu, siapapun itu, dan dimanapun itu. Kau tidak perlu cemas, Anne. Kalaupun memang Tristan tinggal denganmu sekaligus Mom dan Dad mu, kau harus tahu, aku bukan si pecemburu yang seperti di pikiranmu. Aku memakluminya,”

”Begitukah? Oh, sungguh aku telah benar-benar mencintai dirimu, Lumie. I love you to the moon and back,” ucap Anne seraya merentangkan kedua tangannya pada Lumie

I love you, too,”

Lumie seolah bisa sepenuhnya merasakan apa yang dinama kebahagiaan, atau setidaknya sedikit, karena ia merengkuh Anne ke dalam pelukannya, menekankan kepala Anne untuk berada terus di ceruk lehernya. Menggoyang-goyangkan pula tubuhnya dan tubuh Anne ke kanan dan ke kiri.

Rasanya hanya dengan berpelukan pun sangat menyenangkan, walaupun sesaat lamanya.

”Anne, percayalah, semua akan baik-baik saja. Kita akan secepatnya menikah, dan meminta persetujuan dari Mom dan Dad mu,”



—TBC



Purwokerto, 12 Juni 2020
regardly,

sasa


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luz Eleonore [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang