Liam mengantar Rey pulang, setelah menghabiskan waktu bersama di Cafe. Rey cukup terhibur saat itu, hingga dia memasuki rumah dan terbaring di tempat tidur, kembali ia merenungkan hal yang mengusik pikirannya sejak tadi di sekolah. Rey merupakan siswa berprestasi, dia selalu menjadi peringkat 3 besar di kelas, tetapi itu tidak membuatnya cukup puas sekarang, karna yang dia tau kalau SBMPTN hanya melihat nilai tes, bukan hanya dari nilai raport. Dia sudah cukup down karna SNMPTN lalu belum dapat dia tembus untuk lolos ke kampus yang dia pilih, maka dari itu dia berpikir keras untuk SBMPTN ini.
"Rey dari mana saja kamu, kok baru pulang, ujian nya gimana?" panggil mama yang melihat anaknya terbaring dikamar
"Habis jalan ma, kan hari terakhir Ujian" jawab Rey
"Yasudah, jangan banyak jalan-jalan, kamu harus memikirkan tes selanjutnya, siapkan bahan-bahan jangan sampai lupa" tegas mama kepada Rey
"Iyaa..." jawab Rey datar
Keluarga Rey, Papa dan Mama nya sangat berekspetasi tinggi kepada Rey, mereka menginginkan anaknya itu kuliah di kedokteran, sama hal nya juga dengan cita-cita Rey saat itu. Rey terus berusaha, walaupun Rey tidak menunjukkannya kepada mereka, dan kepada semua orang kalau dia sedang belajar keras hingga larut di kamar. Selalu ada ketakutan di dalam dirinya jika ia dibanding-bandingkan dengan Dina yang menjadi bagian dari mahasiswa FK. Dina adalah sepupu Rey yang lebih tua satu tingkat darinya. Rey risih jika dibandingkan dengan orang lain, dia juga yakin telah berusaha semampunya, terkadang jika Rey lelah dia berhenti sejenak untuk menghibur diri dengan menonton drama korea. Hanya Rey sendiri yang dapat mengukur sejauh mana kemampuannya.
Rey berpikir kalau dia juga butuh libur sejenak, menenangkan isi kepala yang beberapa hari lalu belajar terus. Rey pikir satu minggu waktu yang cukup untuk merefreshingkan diri dengan menonton drama korea, bermain game, dan berkumpul bersama teman-teman. Setelah itu Rey berencana untuk kembali bertempur dengan buku, untuk mempersiapkan SBMPTN.
***
Pagi yang cerah, Rey sudah siap dengan pakaian nya yang rapi, ingin pergi berkumpul bersama sahabatnya. Bersama mereka lah Rey bisa mencurahkan isi hatinya, menceritakan seluruh hal yang dialaminya. Mereka telah berteman lebih dari 7 tahun. Tak usah diragukan lagi bagaimana mereka bisa mengenal dengan baik satu sama lain.
Kring.. Kring... Nada Handphone Rey berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.
"Oh iyaya, aku keluar sekarang" jawab Rey ditelpon
Saat Rey keluar, terlihat Rindu sudah menunggu diluar pagar bersama Jazz hitam miliknya, menunggu Rey untuk pergi bersama ke rumah Stevie tempat sahabat-sahabat nya berkumpul. Tak lupa Rey berpamitan dengan mama bahwa ia akan pergi bersama temannya.
"Yuk cabs" kata Rey saat masuk ke mobil Rindu.
"Lama sih kamu Rey, di chat nggak di bales, pas ditelpon aja berapa kali baru diangkat" kata Rindu
"Ya aku baru cek handphone Ndu, notif nya baru aku hidupin, lupa kalau semalem aku tidur di mute hp nya"
"Banyak alesan kamu Rey"
"Btw, selamat yaa kamu lulus SNMPTN, enak nih hidup kamu, tenang-tenang aja sekarang, nggak mikir lagi harus kemana" Rey turut senang bahwa sahabatnya itu lulus di kampus pilihannya.
"Thanks Rey, aku juga nggak nyangka bisa lolos, padahal banyak yang lebih pinter dari aku malah nggak jebol" jawab Rindu
"Semua orang punya porsinya masing-masing Ndu, kita nggak tahu kedepannya bakal seperti apa"

KAMU SEDANG MEMBACA
B i m b a n g
Teen Fiction"Perihal hati, yang tak bisa dipaksakan. Menuntun acuan irama melodi perasaan yang tak tentu tentang diri, mencari atau menunggu, masih seputar hal yang sama yaitu tentang kepastian". (Bimbang) . Awal pembuatan hanya sekedar untuk memenuhi tugas kul...