➮ 𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎, 𝐁𝐀𝐁𝐘 𝐁𝐎𝐘! : ⒌

2.5K 434 113
                                    






Ada yang aneh dengan Wooyoung.

Sepupunya itu terus-terusan tersenyum lebar meskipun sedang dalam keadaan sakit.

Yunho mengerutkan dahinya bingung, agak takut juga sebenarnya melihat sepupunya itu senyum-senyum sendiri dengan hidung merah yang tersumbat tissue.

"Wooyoung?"

Wooyoung menoleh pada Yunho. Masih dengan bibir yang tersenyum lebar.

"Kau sakit?"

Wooyoung mengangguk senang.

"Badanku panas~" ucapnya ceria.

Dan saat itu juga, Yunho sangat yakin kalau sepupunya itu memang sakit. Terkena virus, virus cinta namanya.

Lihat saja kelakuannya yang sudah tidak sinkron itu. Mulutnya terus-terusan mengeluh sakit namun bibirnya tidak hentinya tersenyum seperti orang bodoh.

"Bagaimana dengan kencanmu dengan San hari ini?" Yunho bertanya pada Wooyoung, namun matanya fokus kearah ponselnya.

Wooyoung berguling kecil diatasi tempat tidurnya, matanya menerawang ke langit-langit, bibirnya mengulas senyum lebar.

"Sangat indah"

Ah.. hanya dengan memikirkan hari ini saja sudah membuatnya melupakan rasa pening yang menyerang kepalanya.

Rasa dinginnya seakan akan telah berlalu tergantikan hangatnya sinar mentari.

Ingatan tentang San yang tersenyum padanya, tertawa hingga pipinya berlubang, saat pemuda itu terkejut, saatㅡ

Wooyoung mendadak terbangun dari posisi berbaringnya. Matanya memandang Yunho dengan ekspresi kaku.

"Yunho Hyung.."

Yang empunya nama menoleh, mengisyaratkan yang lebih muda untuk bicara.

"Menurut mu.. aku ini Top atau Bottom?" Tanyanya dengan suara agak frustasi.

Menangkap kekhawatiran sepupunya itu, tiba-tiba saja ide jahil langsung terlintas di kepalanya. Ujung bibirnya tertarik sedikit.

"Wah.. jadi selama ini kau tidak sadar kalau dirimu Bottom?!"

Wooyoung menjatuhkan rahangnya.

Fikirannya buyar.

Semoga saja yang Yunho katakan itu tidaklah benar.




◇───────◇───────◇



Pukul setengah delapan malam saat terbangun dari tidurnyaㅡ atau mungkin lebih dapat disebut pingsan.

Sore tadi setelah menuntaskan perutnya yang terus-terusan berdenyut nyeri ia langsung terserang pening hebat. Telinganya berdengung dan pandangannya berputar. Setelahnya hanya gelap yang San ingat.

Kakinya melangkah menuju kamar mandi tidak lupa membawa handuk serta baju gantinya. Lebih baik ia segera bergegas, sebentar lagi memasuki jam makan siang.

.

Ketika San menapakkan kakinya di dapur, hanya sunyi yang menyambutnya. Tidak ada suara Jongho yang memanggil namanya.

Semuanya.. terasa dingin.

Seonghwa tersenyum singkat padanya, pria dewasa itu menyiapkan segala sesuatunya untuk dirinya.

Kang Yeosang melempar senyum tipis padanya.

Kim Hongjoong menatapnya datar.

Dan Jongho... Sama sekali tidak menatap pada dirinya.

(✓) 𝐇𝐞𝐥𝐥𝐨, 𝐛𝐚𝐛𝐲 𝐛𝐨𝐲!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang