Saranghae Army: J-Hope

316 11 1
                                    

Musim salju. Dimana-mana berwarna putih dan sangat dingin. Trotoar dan jalan menurun yang licin membuat banyak orang di kota ini seringkali tergelincir. Mungkin bagi banyak orang, musim salju adalah keadaan yang menjengkelkan dan sangat merepotkan. Harus membersihkan halaman rumah dari salju yang tebal tiap minggu, berjalan dengan sangat hati-hati di trotoar, dan tentu saja yang paling umum adalah kedinginan.

Itu bagi beberapa orang yang tidak suka kerepotan, tetapi tidak dengan namja yang satu ini. Ia sangat menyukai musim salju. Menurutnya musim salju adalah gambaran dari kesucian surga dan kebersihan. Salju yang putih dan bersih. Sangat menawan.

"Hyung, kau ikut?," Tanya Jungkook, menggosok-gosokkan telapak tangannya yang terbalut sarung tangan.

"Chamkamman, aku mau disini dulu sebentar, kau duluan lah," Jawab J-Hope.

"Ah, kalau gitu jangan lama-lama ya, disini dingin!," Jungkook berlari kecil meninggalkan J-Hope di taman kota sendirian. J-Hope menghela napas, lalu tersenyum.

"Sudah lama sekali aku tidak merasakan hujan salju begini," gumamnya. Ia mengadahkan kepalanya, membiarkan butiran salju putih yang dingin hinggap di wajah mulusnya.

"Permisi, apakah kau J-Hope?" Seorang Yeoja menyapanya. J-Hope yang sedang menikmati salju, terkaburkan sejenak. Ia menghadap ke yeoja tersebut. Lalu menyapanya balik.

"Ah.. ne, saya J-Hope," ia tersenyum. Tapi tak lama senyumannya memudar. Ia menatap Yeoja tersebut.

Dia, memakai mantel yang tipis. Apa dia tau sekarang dinginnya berapa derajat? -batin J-Hope

Yeoja itu girang sekali, ia menyodorkan selembar kertas dan ballpoint. Lalu meminta tanda tangan. J-Hope dengan senang hati memberikannya tanda tangan. Tetapi hatinya tidak senang melihat Army-nya kedinginan seperti ini.

Yeoja tersebut lalu melakukan bow sekaligus berterimakasih. Jhope tersenyum sekali lagi dan melakukan bow. Lalu yeoja tersebut bergegas meninggalkan J-Hope tanpa sepatah kata lagi. Biasanya jika ada Army yang meminta tanda tangan  mereka akan banyak bicara, tetapi yeoja ini berbeda.

"Ah anu," Jhope memanggil Army yang tadi sebelum langkahnya sudah terlalu mustahil untuk dipanggil. Army tersebut menoleh dan menunjuk-nunjuk dirinya sambil kebingungan. Jhope hanya bisa tersenyum dan mengangguk melihat tingkah Armynya yang menggemaskan. Yeoja itu mendekat dan menanyakan mengapa ia dipanggil.

"Kau memakai mantel yang tipis eoh? Lihat ini, 5°C!, Bagaimana jika kau sakit?" Datang-datang si Army ini langsung disemprot oleh kekhawatiran Jhope.

"A.. itu.. tadi saya baru kembali dari perpustakaan, lalu melihat Jhope oppa di sini sendirian. Saya pakai mantel tipis karena ini satu-satunya," Yeoja tersebut gelagapan dalam menjelaskan, tangannya gemetar karena dingin. Jhope yang melihatnya pun bertindak.

Jhope melepas mantel tebalnya, juga sarung tangannya. Lalu menyuruh Army di depannya untuk melepas mantelnya. Yeoja itu kaget, pikiran-pikiran di otaknya tidak sempat mencerna apa yang Jhope lakukan.

"Pakai punyaku, aku pakai punyamu. Kau tidak boleh kedinginan lagi eoh? Walaupun dekat dengan rumah, tapi tidak boleh memakai yang tipis begini," Jhope memberikan mantelnya, dan Army tersebut patah-patah memberikan mantelnya.

"Tapi, bagaimana dengan–"

"Tenang saja, aku suka salju, jadi ini bukan masalah besar untukku. Kau pakailah mantelnya sekarang!" Jelas Jhope sambil memakai mantel milik Army tersebut. Untung mantel yang dipakai Army tersebut cukup di tubuh Jhope, dan warnanya bukan hot pink.

Army tersebut juga memakai mantel Jhope sambil tersenyum-senyum. Jhope juga memberikan sarung tangannya, karena ia tadi lihat tangan Army didepannya bergetar menahan dingin.

"Nah, sekarang kau boleh pulang, mantel itu boleh kau simpan," ucap Jhope.

"Gamsahamnida oppa!" Army tersebut berikan bow sekali lagi dan meninggalkan Jhope. Kali ini Army itu benar-benar pulang. Jhope sendirian lagi di taman kota.

Hatinya tenang saat melihat Army-nya tergopoh-gopoh saat berjalan menggunakan mantel tebalnya. Menggemaskan!

Jhope melamun sebentar dan teringat jika ia harus pergi ke restoran menyusul sahabat-sahabatnya.

-Di restoran-

"Woah, jinja ini enak sekali,"

"Aku bisa makan ini sepuluh mangkuk!"

"Yak! Itu minumku!"

"Sudah lama tidak makan ramen begini, demi sixpack!"

Kehebohan memenuhi ruangan restoran. Mereka bertujuh menyewa restoran itu agar tidak terlalu ramai dan bisa makan dengan sangat tenang. Tetapi heboh sekali.

Jhope menatap butiran salju itu dari jendela. Terlihat sekali ia masih ingin menikmati salju itu. Tetapi toh nanti pulangnya juga lewat salju lagi.

Kliringg..!

Seluruh member BTS seketika melihat ke arah pintu masuk. Seorang yeoja. Ia tengah kesusahan menepuk-nepuk salju di mantelnya. Pelayan restoran kemudian menemui yeoja tersebut.

"Maaf nona, restoran kami sedang disewa," Kata pelayan, ia menyuruh yeoja itu keluar restoran dan wajah yeoja tersebut tampak tidak terima dan sedih.

"Eh, Army yang tadi!" Pekik seseorang dari meja member BTS. Orang itu adalah Jhope. Semua mata menuju pada Jhope dengan sebuah tanda tanya di atas kepalanya. Pelayan tersebut berhenti keluar. Army yang tadi mau masuk, akhirnya menongolkan kepalanya.

"Jhope oppa, anda meninggalkan ini di mantel," Army itu menunjukkan sebuah kalung perak yang berliontin kristal salju yang cantik.

"Woah, itu kalung dari eomma-mu kan?" Tanya Namjoon.

Jhope berdiri dari kursinya dan mendatangi Army tersebut.

"Gomawo, Army. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika aku menghilangkan ini," mata Jhope berkaca-kaca. Ia menatap Army dan kalung itu bergantian.

"Ah maafkan aku, ireumeun?" Tanya Jhope. Army itu tergagap dan menyebutkan namanya.

"Sarang imnida," Sarang membuat bow ke arah Jhope dan para member. Lalu tersenyum sangat manis. Para member memberikan bow juga.

"Seperti menonton drama, hikd" Taehyung memulai.

"Yak! Lagi terharu tau!" Jin hyung menjitak Taehyung gemas. Sarang tersenyum lucu dan sedikit terkikik.

"Ah, kau mau makan dengan kami? Tapi tidak ada foto ya, hanya makan bersama?" Jhope menawarkan, lalu dibalas dengan anggukkan Sarang.

Akhirnya mereka ber-delapan menghabiskan sore yang penuh kehangatan, walaupun di luar hujan salju sangat lebat. Jhope sekali lagi memandang jendela lalu bergumam.

Salju itu bersih, seperti hatinya Sarang, ia rela mengikutiku hanya untuk memberikan liontin ini. Aku terharu sekali.

.
.
.

#END

Next adalah Jin Oppa >_<

Jangan lupa votementnya ya >_<

*Peluk

Cerita BTS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang