【 四 】

37 4 13
                                    

 "Nanti malem kita makan malam ya dirumah aku. Nanti aku jemput jam 7" ajak Arga

Pipi Thania merona. "I-iya, jam 7." jawab Thania malu malu.

"Ekhem. Buset baru deket dua minggu udah makan malam di rumah aja" sambar Keisha

"Sirik aja lo jomblo" Arga dengan sewot menjawab

"Ih Sha lo ganggu deh, sana lo cari kak Ardan aja" Thania ikut menimpali

Voleta yang sedari tadi menyimak pembicaraan itu pun ikut mengangkat suara, "Bang Ardan lagi main basket tuh sama temen-temennya"

Keisha bergidik ngeri. "Gamau! ntar gue di serang sama fans nya"

Sesosok lelaki tinggi memotong obrolan keempat orang itu. Ia menepuk bahu Arga sedikit kencang, "Arga! Gue cariin juga. Sejak kapan lo melambai gi— "

"Heh gila kali lo Van. Gue cuma ngapel ke Thania." Ucap Arga cepat, membalas kalimat Revan yang belum selesai diucapkan.

"Bodo amat. Ayo cepetan udah di tunggu Pak David" balas Revan Acuh.

"Bye Than, inget ya jam tuj-" belum selesai Arga bicara Revan sudah terlebih dahulu menarik Arga.

꧁༒Musik Fisika༒꧂

"Sha, yang tadi nyamperin Arga siapa?" Voleta tiba-tiba berceletuk

Keisha yang baru datang membawa minum untuk kedua temannya mendekatkan wajah, "Cie nanya-nanya, suka ya?!"

"Enggak, gue cuma ngerasa pernah liat mukanya gitu" jawab Voleta seadanya.

"Revan Bagaskara XI Ipa 2, sepupunya Arga. Dia nilai fisikanya selalu paling tinggi di angkatan kita. Harusnya sekelas sama kita cuman dia mau nemenin Arga yang sebenernya pinter tapi males." Keisha menjelaskan sosok Revan sambil membuka bungkus sedotan yang ada pada minumannya.

Thania melanjutkan, "Dia dingin, tapi gak jual mahal."

"Nggak kayak Alvaro si ketua osis itu. Sok dingin padahal manja sama mama" Thania mengecilkan suaranya, takut-takut terdengar oleh orang lain selain Voleta dan Keisha.

Voleta dan Keisha menanggapi dengan kekehan ringan.

"Mau ikut ke ruang musik? Gue mau nulis lagu nih, iseng aja" Voleta menatap kedua teman barunya itu bergantian.

Thania menyemburkan minumannya, "Serius bikin lagu? Bentar lagi jadi artis dong?"

"Thania jangan nyembur dong. Lihat nih, hijab gue basah" Keisha mengibaskan hijabnya dan mengambil tissue untuk membersihkan bekas semburan Thania

"Yaa gue buat lagu cuma buat didenger sendiri aja sih" jelas Voleta

"Yah, kirain mau buat single. Yaudah yuk" Keisha menyahut kecewa dan berdiri dari tempat duduknya

-

Di ruang musik, Voleta fokus pada lembar kertas berisi lirik lagu dan kunci yang bisa dimainkan pada instrumen musik. Sesekali ia mencocokkan nada dengan liriknya. Bila terasa kurang cocok, ia akan mengulang kembali.

Setelah setengah halaman kertas diisi dengan lagu ciptaannya, Voleta memandang kertas itu dengan tatapan puas.

"Lo gak mau nyanyi lagi?" Dari arah belakang Voleta, Keisha berceletuk. Keisha berjalan mendekati Voleta.

Voleta menoleh ke arah Keisha dan mengangguk, "Ini mau nyanyi. Lo yang main piano ya Than". Giliran ia menatap Thania dengan sedikit berharap, dan berbalas anggukan ringan.

Voleta mulai menyanyi. Keisha iseng menyambungkan mic yang di gunakan Voleta ke speaker yang tersambung ke seluruh penjuru sekolah.

Seperti biasa siswa-siswi Arandelle langsung menyerbu ruang musik, yang membedakan hari ini dengan hari kemarin adalah, lebih banyak yang menonton.

"Sha! Kok lo nyambungin mic ke speaker sih?!" Voleta berseru pada Keisha dan memberikan tatapan sedikit kesalnya.

Keisha menyunggingkan cengiran kuda dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah, menandakan simbol 'peace', "Gak papa, kali aja fans lo nambah, suara lo bagus kok"

꧁༒Musik Fisika༒꧂

"Itu anak-anak pada mau kemana Ga?" Revan melihat siswa-siswi Arendelle yang berhamburan keluar dari kantin dengan tatapan heran.

"Aduh Revan, lo ganteng-ganteng bolot ya?" Arga merasa gemas dengan sepupu cueknya itu

"Emang ada apa sih?" tanya Revan lagi

"Dengerin tuh suara dari speaker, alus banget kan?"

"Itu suara si anak baru itu?"

"Iya, bagus kan? Lo juga mau ikutan cowok cowok itu ngeliatin anak baru?" Arga menaik-turunkan alisnya, menggoda Revan.

Revan berdiri dari duduknya. "Gue cuma mau lihat sebentar. Ayo"

-

Arga menunjuk seseorang. "Itu dia Van"

"Bagus ya suaranya Ga" ucap Revan yang menikmati lantunan nada yang di buat oleh Voleta.

"Nyesel kan lo baru denger suaranya hari ini"

"Gw denger sekarang fans nya si Mawar pindah ke Voleta semua tau Van" Arga memulai gosipnya

"Baguslah, lagi pula apa yang bisa di banggakan dari Mawar? Pinter enggak, cantik juga enggak, make up tebel banget kayak mau main lenong" Revan menyahut dengan cepat

Arga menatap Revan dan tersenyum jahil, "Tapi lo dulu pernah deket sama dia kan?"

"Itu sebelum dia kenal Make up kali. Gue juga gak suka, deket bukan berarti suka kan?" jelas Revan.

Arga mengangguk paham. "Gue kira lo suka beneran"

"Gila si kalo lo sampe suka. Bisa-bisa keturunan keluarga Bagaskara hancur karena tuh cewe" lanjut Arga.

Revan bergidik ngeri. "Mending gue gak nikah sama sekali, daripada harus nikah sama cewe kayak gitu"

"P-permisi kak, eum.. Kak Revan sama Kak Arga dipanggil Kak Alvaro ke ruang osis" Tiba-tiba datang seorang siswi yang diketahui adik kelas Revan dan Arga

Arga terkekeh melihat siswi itu. "Haha gak usah canggung gitu, santai aja dek"

"Makasih, lo boleh pergi sekarang" Ucap Revan singkat

"Kira-kira ada apa ya Van?" Arga dan Revan berjalan meninggalkan ruang musik dan menuju ruang osis.

"Mana gue tau"

-

"Ada apa manggil gue?" tanya Revan yang baru saja masuk ke ruang osis.

"Udah duduk aja dulu" jawab Alvaro.

Di dalam ruang osis sudah ada Bu Lina— kepala sekolah, Pak Alex—pembina osis, dan juga seluruh anggota osis.

"Alvaro kamu sudah panggil Keisha dan teman-temannya?" Pak Alex menatap Alvaro

"Sudah Pak. Keisha sudah saya minta kesini" Jawab Alvaro sopan

꧁༒Musik Fisika༒꧂

"Vo, Than. Alvaro nyuruh kita ke ruang osis" Keisha yang merupakan wakil ketua osis mendapat pesan dari Alvaro melalui ponselnya.

"Loh? Tapi kan gue bukan osis Sha" Voleta mengernyit heran

Keisha mengangkat kedua bahu nya. "I don't know, udah ikut aja siapa tau penting kan"

-

"Permisi Pak, Bu. Maaf kita telat tadi merapihkan ruang musik dulu" Keisha selaku Wakil ketua osis membuka suara.

"Tidak apa-apa, ayo silahkan duduk" ucap Bu Lina dengan ramah.

"Baik bisa kita mulai rapatnya?" tanya Pak Alex. Beliau melemparkan pandangan ke semua siswa-siswi yang ada di dalan ruangan osis tersebut

Semua mengangguk. "Silahkan mulai Alvaro" perintah Pak Alex.

Keisha selaku wakil ketua osis berdiri, di ikuti Thania selaku sekertaris.

꧁༒Musik Fisika༒꧂

Kei's Note(s) : Hai! Gimana chapter ini? Ada pesan atau saran? Terimakasih yang sudah mau membaca cerita ini! Apalagi yang sudah mendukung!♡ <3

Musik FisikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang