"Hari ini capek juga, ya" keluh Arga
"Karena kemaren lo berdua udah bantuin gue, gue traktir deh, di cafe. Mau ga?" tawar Ardan
"Boleh, yuk"
"Hm, tapi gue anter Ivo dulu"
"Kalau gitu nanti malem aja kali ya?udah sore nih" Revan menatap langit sore berhiaskan awan dan burung berterbangan.
"Oke nanti malem ya"
Mereka bertiga pun jalan menuju tempat dimana guru, siswa, dan staff sekolah meletakkan kendaraannya. Menghampiri masing-masing motor mereka yang jenisnya tidak jauh beda.
"Bang! Lama banget sih. Ivo kan mau main sama temen-temen" Tiba-tiba datang Voleta dengan gerutuannya. Ia memukul pelan bahu sang kakak.
"Lah terus temen-temen kamu gimana? Gak cukup kalo temen-temen kamu ikut kita,"
"Aku sih sama Arga. Keisha katanya naik ojol," Thania muncul dari balik badan Voleta, disusul Keisha di belakangnya.
"Masa Keisha naik ojol. Jangan dong," ujar Ardan
Keisha tersenyum dan menggigit ujung bibirnya, "Gapapa kak, udah biasa kok hehe"
Revan menarik tangan Voleta spontan, dibalas tatapan kesal dari Voleta. "Udah lo sama gue aja. Keisha biar sama Abang lo"
"Gak apa-apa nih Van?" tanya Ardan. Iya melihat ke arah Revan. Raut wajahnya si menunjukkan ekspresi sungkan, tetapi bola matanya menampilkan binar penuh harap.
"Gue tau lo mau pdkt-an" bisik Revan yang sebenarnya terdengar oleh yang lain. Keisha dibuat salah tingkah oleh perlakuan kedua anak adam itu.
Ardan mengedipkan sebelah matanya dan menyengir lebar. "Thanks bro"
Arga berceletuk, "Ayo ah. Udah sore ini". Sedari tadi ia dan Thania menyaksikan sebuah drama yang mungkin cukup membuatnya geli.
-
Semilir angin sore mengiringi ketiga pasang remaja SMA yang tengah melaju di jalanan dengan motornya masing-masing. Ketiganya larut dalam menikmati sore hari itu. Sesekali terjadi percakapan kecil antara mereka. Salah satunya Revan dan Voleta.
"Eum.. Lo, yang kemarin gendong gue kan?" tanya Voleta membuka pembicaraan.
"Iya" jawab Revan singkat.
"Dingin banget, orang apa es batu sih?" oceh Voleta dalam hati. Voleta, voleta, gimana nggak dingin? Posisi Revan sekarang saja sedang menyetir motor.
"Makasih ya" Voleta balik membalas dengan gaya sok dinginnya.
"Lo gak cocok jadi cewe dingin"
"Lah? Kok gitu?"
Revan melirik ke spion, lalu tersenyum tipis. "Muka lo terlalu imut"
"Ada yang terbang, tapi bukan kupu-kupu" gumam Voleta. Ia berusaha untuk tidak termakan kalimat manis atau mungkin pujian yang keluar dari mulut Revan
Ternyata hari ini langit sedang tidak sebahagia Voleta, satu tetes air hujan turun dan diikuti teman temannya. Dan bertambah deras beberapa detik kemudian.
Motor Arga dan Ardan menyusul motor Revan. "Kita neduh dulu ya" ujar Ardan
Revan dan Voleta berteduh di salah satu coffee shop, sedangkan keempat temannya itu, ah entah lah mereka berpencar saat ini
"Lo kedinginan? Maaf ya gue lagi gak pake jaket" ujar Revan yang melihat Voleta basah dari pucuk kepala hingga ujung sepatu.
Senyum tipis Voleta mengambang "Ah, gapapa. Lo juga kedinginan kan pasti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Musik Fisika
Fiksi Remajaketika musik dan fisika berusaha hidup berdampingan. Bisakah?