PART 05

407 35 0
                                    

Jangan lupa

Vote

&

Comment

💙💙💙

!!!



______

Aduh ... kemana Jilli Noona?

______

____


Brak!

Jilli menutup pintu apartemennya dengan sekali dorongan yang begitu kuat. Raut ketakutan tergambar jelas menghiasi wajahnya.

Pandangannya semakin horor kala melihat sosok Haechan muncul di bang pintu kamarnya. Ia langsung membawa anak itu kembali masuk dan mengunci pintunya.

"Ada apa, Noona?" tanya Haechan penasaran sambil meletakkan nampan berisi piring dan gelas kosong kembali ke atas nakas.

Tadi, satu jam yang lalu, Haechan merasa begitu lapar. Ia pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengambil makanan di dapur lantas kembali masuk ke dalam kamar. Meskipun, ia sebenarnya sedikit heran karena keadaan apartemen yang begitu sepi.

Sementara itu, di waktu yang bersamaan, Jilli ternyata sedang pergi mengantarkan Jeno pulang ke rumah orang tua mereka. Ia takut Jeno akan lebih parah jika terus bersama dengannya.

Hanya saja, saat pulang dan masuk ke lobi apartemen, Jilli bertemu dengan sekelompok polisi yang sedang berjaga. Gadis itu memberanikan diri untuk bertanya dan mendapatkan jawaban yang membuatnya seperti saat ini.

"Kepala Polisi itu mengatakan kalau mereka akan menyisir sua daerah di Korea Selatan untuk menemukan dirimu yang belum ditemukan." Jilli duduk ketakutan di atas kasurnya.

"Noona," lirih Haechan yang masih berdiri sambil menunduk karena merasa sedih dan bersalah.

"Lebih baik kau pulang sekarang." Jilli masih enggan menatap sosok di hadapannya. "Haechan, semakin lama kau bersembunyi, maka akan semakin besar masalah yang tercipta. Jadi, lebih baik kau pulang sekarang," katanya kemudian.

"Tapi, aku takut." Haechan mulai gemetar. "Aku takut ayah ... ayah ... dia--"

Bruk!

Haechan jatuh terduduk di lantai sambil memegangi dadanya yang terasa begitu sakit dan sesak. Sementara itu, Jilli yang terkejut pun seolah hanya bisa diam mematung menyaksikan Haechan yang mulai kehabisan napas.

Ada apa dengan Haechan?

Anak itu sangat takut pada sang ayah yang notabenenya seorang mantan kaki tangan Yakuza. Ayahnya tidak akan segan memukul Haechan kalau sudah mulai membantah meski itu hal yang wajar. Itulah sebabnya, Haechan sejak hari itu tidak pernah melawan lagi.

Sejak hari itu? Ya, Haechan pernah kabur dari rumah saat usianya masih sembilan tahun. Ia kabur karena takut melihat sang ayah yang masih seorang kaki tangan itu membunuh seseorang yang membantah dirinya dengan cara yang sadis. Ia kabur setelah sang ayah berkata, "Kau juga jangan pernah membantahku, Lee Haechan!"

Hanya saja, Haechan ditemukan oleh sang ayah saat sedang bersembunyi di sebuah gang sempit. Haechan tidak bisa berbuat banyak karena gang tersebut adalah gang buntu.

Grep!

Haechan ditarik-diseret lebih tepatnya-oleh sang ayah yang sama sekali tidak peduli pada tangisannya. Haechan dibawa pulang dan dikurung dalam gudang sebagai hukuman. Gudang itu penuh debu karena tidak pernah dibersihkan.

Tidak! Tidak ada yang tahu kalau Haechan mengidap nyctophobia; pobia terhadap kegelapan.

Dan, sekarang pobia itu kembali datang hanya karena ia membayangkan hukuman yang akan ia dapatkan nanti dari sang ayah. Haechan takut. Haechan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak takut.

"Haechan!"

Seolah baru kembali dari lamunan panjang, Jilli sontak berteriak dan memeluk tubuh Haechan yang kini sudah dipenuhi oleh keringat dingin. Napasnya masih putus-putus dan begitu berat.

"Haechan-ie, atur napasmu! Aku mohon jangan seperti ini! Haechan-ie!" Jilli berusaha membuat Haechan kembali tenang.

"A--Aku ... a--aku ... argh!"

"Haechan, tolong bernapaslah. Jangan ditahan! Jangan seperti ini!" Jilli sudah benar-benar menangis.

"Noona," lirih Haechan sambil menahan sakit. "Jangan menangis," katanya lagi sebelum akhirnya benar-benar jatuh pingsan.

"Andwae! Haechan-ie!"

Brak!





_________

To

Be

Continued

💙🙏

!!!

__________

IMAGINER •||• NCT - Haechan [Complete ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang