Langit Di Bulan [On Going]

🌛Chapter Empat:Kesalahan🌜

Haiiii semuanyaaa❤❤❤

Seperti biasanya nih??Ada yang nungguin LDB??

Jangan lupa Bantu aku cari TYPO biar gampang aku revisi:)

Dan jangan lupa Follow aku untuk tahu segala info menarik mengenai segala ceritaku❤

Jangan lupa Votenya ya!!!⭐

Aku saranin baca part SEBELUMNYA,takutnya kalian lupa:)

🌛🌜

Berharap seperti semula,namun kenyatannya banyak yang tak bisa!

-Bulan Purnama-

🌛🌜

-Selamat Membaca-

Bulan melemparkan amplop putih itu ke arah kedua orang yang saat ini tengah asik menonton televisi bersama di ruang keluarga.Ralat!Bukan berdua melainkan bertiga,ditambah seorang anak laki-laki yang berada di tengah-tengah mereka membuatnya tampak terlihat seperti keluarga harmonis.

"Apa ini Bulan?" Tanya Papa nya lembut,lalu mengambil amplop tersebut.

Tanpa perlu menjawab pertanyaan tersebut,gadis itu langsung melengos pergi menaikkin tangga untuk menuju ke kamarnya.

Rio yang melihat kelakuan putri semata wayangnya itu hanya menghelakan nafasnya saja sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.

Ia membaca surat yang ada di dalam amplop tersebut,lalu seketika matanya membola saat mengetahui apa isi surat tersebut.

Relin yang melihat perubahan raut wajah suaminya itu langsung saja bertanya, "Ada apa mas?" Tanya nya lembut.

Ia menyondorkan kertas tersebut ke arah Relin, "Bulan di DO dari sekolahnya" Ujar Rio bertepatan juga dengan Relin yang baru selesai membaca isinya.

Wanita itu juga sama terkejutnya saat tahu isi surat itu,ia juga bingung harus bagaimana?

Tak lama kemudian seorang gadis turun dengan pakaian rapi dan juga tas selempang hitam di sampingnya.Langkahnya terhenti saat mendengar suara bariton di ruang keluarga memanggilnya.

"Mau kemana kamu?" Tanya Rio saat melihat anak gadisnya yang saat ini terdiam.

"Ke rumah mama" jawabnya singkat tanpa menoleh ke arah sang papa.

"Kalau diajak bicara sama orang tatap lawan bicara!!Papa gak pernah ngajarin kamu gak sopan kayak gini" Ujar Rio dengan nada sedikit tinggi membuat Relin mengelus bahu laki-laki itu agar bersabar dan jangan bertindak gegabah.

"Emangnya ada apa lagi yang ingin papa bicarain?Gak ada kan" Sahutnya enteng.

"Jelasin isi surat itu" Ucap Rio tenang sembari menunjuk kertas yang berada di meja itu.