Angin berhembus mengiringi rintik hujan yang berjatuhan, untuk kesekian kalinya hujan kembali turun dilangit senja,banyak orang berbondong bondong menyelamatkan diri dari terpaan hujan yang seakan jadi ancaman
Lain dengan evlyn atalie ratifa gadis penggemar warna biru ini suka menikmati sejuknya udara hujan. Menurutnya hujan adalah kehidupan, setiap tetes air hujan membawa udara dingin yang menyejukan, gemricik yang terdengar samar membuat suasana tenang.
Dingin.
Gadis itu menarik lengan blue sweaternya hingga menutupi sebagian dari telapak tangannya. Secangkir hot chocolate dan cemilan menemaninya menikmati hujan dikota bandung. Ini pertama kalinya ia menginjakan kakinya di kota ini.
Dia menatap sendu pada sebuah foto kecil yang sengaja dia selipkan di buku diary warna biru miliknya, sebuah foto yang menunjukan dirinya dengan seorang laki-laki yang pernah ada dihidupnya, yang pernah menemani hari-harinya. Dia menghembuskan nafas kasar
"Maaf ,mungkin ini yang terbaik " Gumamnya sambil memegangi foto tersebut
Tak terasa air matanya mulai menetes saat mengingat masa- masa bersama cinta pertamanya, ia mengelap air matanya dengan kasar dan beranjak dari tempatnya tadi.
Hujan mulai reda dan hari mulai berganti malam, saat ini ia duduk di meja belajarnya. Dengan terampil ia mulai menuliskan isi hatinya pada sebuah buku diary warna biru miliknya, ya gadis ini memang menyukai segala hal yg berwarna biru.
Terdengar suara ketukan pintu
'Tokk..tokkk...tokkk..'
Seseorang mendekat, ya dia rafael carmelo ravid abangnya
" Belum tidur dek" Ujarnya
Evlyn hanya menggeleng
" Yaudah gue mau pergi sebentar kalo lo butuh sesuatu minta aja ke bi ima"
" Oke"
" Tidurnya jangan kemaleman dek ntar lo sakit, kalo lo sakit kan ngrepotin bgt kek anak kecil"
" Ishhh bodoamat,sana pergi gue mau lanjut nulis"
"Yaelahh dinosaurus gue udah bangun dari tidurnya" Ucap rafael sambil berlari keluar dari kamar adiknya
"Abanggg...." Teriak evelyn yg mulai kesal dengan sikap abangnya
"Argghh untung ganteng kalo ngga udah abis tuh kadal tropis" Ujarnya
" Makasihh dek abangmu ini emang ganteng"teriak rafael dari balik pintu ternyata ia belum beranjak pergi dari kamar adeknya, lalu ia tertawa terbahak bahak sambil menuruni tangga
"Evlyn lo harus sabar.." Gumam evlyn pada dirinya sendiri
Evlyn beranjak dari meja belajarnya menuju kasur miliknya ia menarik selimutnya dan mulai menjelajahi alam mimpi
KAMU SEDANG MEMBACA
dear evlyn
Teen FictionAku pernah mengenalmu Aku bahkan pernah bersamamu Ah benarkah??? Mengapa ruang ini kosong tanpamu? Mengapa semua ini hanyalah seperti iklan baris Ataukah semua hanyalah palsu yang menipu? Ah tidak engkau memang hanyalah pengalih Bukan kau yang kuken...