(12)

14 7 0
                                    



Tak terasa malam pun tiba,kedua orang yg menempati kamar bernuansa warna biru itu masih tertidur pulas. Rafael mulai bangun dari tidurnya, ia tersenyum kearah adiknya itu.

" Dek.." Panggil rafael

" Bangg evlyn takut.." Ceracau evlyn

" Bangun dulu yuk, kamu belum mandi, belum makan juga.." Ucap rafael terpaksa membangunkan adiknya. Evlyn pun membuka matanya dan kembali memeluk kakaknya.

" Bang evlyn takut hikss...kenapa ada yang tega nakut nakutin Evlyn, Evlyn salah apa kak hiks.."

Rafael mencoba menenangkan adiknya, ia mengelus puncak kepalanya berharap evlyn tenang

" Sebenernya ada apa si lyn kok tiba tiba lo ketakutan gitu" Tanya rafael hati-hati. Tetapi evlyn enggan untuk menjawab ia memilih menggelengkan kepala saja

" Yaudah gak papa kalo belum siap cerita sekarang, ayo sekarang kamu bangun terus mandi gih, kaka tungguin di sini" Perintah rafael

Evlyn pun segera masuk kedalam kamar mandi, selang beberapa menit evlyn pun keluar dengan pakaian yang sudah berubah menjadi pakaian tidur.

" Nah sekarang gue tinggal dulu ya, gue juga mau mandi" Ucap rafael

" Tapi bang gue takut, gue mau ikut ke kamar lo aja deh" Ucap evlyn

" Hm..yaudah ayo" Ucap rafael menggandeng tangan evlyn seperti anak kecil, ia menganggap adek nya satu ini tidak pernah besar, melainkan tetap seperti anak anak.

Mereka pun menuju kamar rafael, kamar mereka bersebelahan, jadi tak terlalu lama untuk sampai di kamar rafael.

" Duduk dulu disini, abang mau mandi dulu, kalo bosen tuh ada hp buat ngegame" Ucap rafael dan diangguki oleh evlyn.

Setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi rafael segera keluar dan mendapati evlyn yg bersembunyi di bawah selimut miliknya. Ia tersenyum melihat tingkah aneh adik kecilnya itu

" Dekk..bangun ihh malah tidur dikamar kaka" Ucap rafael sambil menarik selimut yg dikenakan evlyn.
Betapa terkejutnya rafael ketika melihat evlyn menggigil dan mengeluarkan darah dari hidungnya.

Rafael pun segera membawa evlyn ke rumah sakit dan mengabari mamanya. Rafael duduk di depan ruang UGD sambil menunduk dan mengacak acak rambutnya sendiri.

'Kreeekk'

Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka, nampak seorang dokter dengan baju kebesarannya

" Keluarga pasien..." Panggil dokter

" Iya saya kakaknya dok" Jawab rafael dan bangkit dari tempat duduknya

" Adik anda mengalami mimisan dikarenakan banyak pikiran, kondisinya lemah, saya sarankan adik anda dirawat disini beberapa hari"

" Baik dok" Jawab andra

" Apa adik anda mempunyai phobia?" Tanya dokter itu lagi

" Setau saya,dia punya phobia dengan hal yg berbau horor dan tempat yg gelap dok" Tutur rafael

Dokter berdeham mendengarkan penuturan rafael..

" Yasudah saya tinggal dulu" Pamit dokter

" Iya makasih dok" Jawab rafael

Rafael masuk kedalam ruangan itu dan menunggu mamanya datang,selang 1 jam mamanya sampai di rumah sakit.

" Rafa, adik kamu kenapa" Tanya mama cemas

"Kata dokter dia banyak pikiran, jadi dia mimisan dan kondisinya buruk mah" Tutur rafael sedih

" Ini semua gara gara rafael yg ga bisa jagain evlyn, pas tadi rafa pulang tadi evlyn dikamar nangis ketakutan mah, terus ps ditanya dia cuma bilang takut" Jelass rafael sambil memeluk mamanya yg terlihat syok melihat anaknya tergeletak lemah

" Kamu gak salah rafa, mama yg salah gak bisa jagain kalian, gk bisa selalu ada buat kalian" Ucap mama

"Mahh.." Ucap rafa menenangkan mamanya yang menangis

" Mah rafa pulang dulu ya, rafa mau cek keadaan rumah, rafa juga mau pasang cctv demi keamanan kita" Ucap rafael


Skip~


Dua hari lamanya evlyn dirawat di rumah sakit. Rafandra dan keempat teman evlyn pun sudah tau tentang kabar evlyn. Mereka merasa heran siapa yg membuat evlyn seperti ini.

"Ndra gue curiga ada yang sengaja kasih boneka pocong ke evlyn deh, secara kan evlyn takut sama semua hal yg berbau horor " Tutur fany

" Tapi siapa fan" Tanya rafandra ke fanny

" Ya gue juga gatau" Jawab fany

" Gimana kalo kita selidikin aja, kita tanya ke tetangga evlyn siapa tau mereka liat kejadian sebelum evlyn begini" Ucap jennie

" Oke setuju" Jawab anis,rafandra,dan fanny secara bersamaan

Mereka pergi mencari informasi tapi tetap hasilnya nihil.

" Gue bingung sama motif pelakunya" Tutur rafandra

" Sama ndra kita jg bingung, yakali cuma iri sama kecantikan temen gue tuh" Jawab anis asal

Fanny pun menjitak temannya itu

" Kalo ngomong jangan ceplas ceplos gitu napa bro" Ucap fanny gemas

" Isshh" Desis anis

" Udah ah jangan ribut, lebih baik kita pulang sebentar lagi malem ntar pada dicariin lagi" Ucap jennie menengahi

" Eh lo mau ketemu evlyn dulu atau langsung pulang" Tanya fanny pada rafandra

" Gue mau ke rumah sakit dulu" Ucap rafa lesu

" Yaudah kita pamit dulu ya ndra" Ucap anis

Rafandra hanya menganggukan kepalanya dan menaiki motornya,ia menuju rumah sakit.

Saat rafandra masuk keruang rawat inap evlyn,ia melihat evlyn kejang kejang.

Dengan panik rafandra memanggil dokter, ia tampak gelisah air matanya tak bisa terbendung,tak tega melihat gadisnya.

Dokter pun keluar

" Anda keluarganya?" Tanya dokter pada rafandra

" Bukan dok ,saya sahabatnya" Jawab rafandra berbohong

" Keluarga pasien dimana?" Tanya dokter itu lagi

" Mereka sedang sholat di mushola rumah sakit tadi dok" Jawab rafandra

" Yasudah, tadi saya menemukan racun di cairan infusnya, kondisinya semakin melemah dia koma" Tutur dokter.

" Mungkin ada yg sengaja memasukan racun kedalam infusnya" Lanjut dokter itu

Tubuh andra melemas, ia berlari kedalam ruangan itu dan memeluk evlyn

" Lyn bangun,katanya mau boneka sapi kesukaan lo, lo mau buku novel kesukaan lo kan, lo bangun ya sekarang juga kita beli semua yg lo mau" Ucap andra sambil meneteskan air matanya.

Di sisi lain seseorang tersenyum licik,

" Kenapa harus koma sih,gak mati aja sekalian" Ucap sosok tersebut dan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.




dear evlynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang