4. MENYEBALKAN

29 2 0
                                    

Bel masuk telah berbunyi lima menit yang lalu. Siswa-siswi SMA Taruna sudah memasuki kelas dan siap untuk menerima pelajaran seperti biasanya.

Terlihat dari ambang pintu seorang berdiri tegap dengan kaos lengan pendek dan training yang melekat di tubuh atletis seorang pria. Pria yang masih bisa dibilang awet muda. Siapa lagi kalo bukan Pak Dika, guru olahraga kelas XI. Pak Dika segera menuju meja guru dan memberi salam kemudian dilanjutkan materi olahraga hari ini.

"Ya anak-anak sekarang kita olahraga bola volly ya! Nanti anak perempuan melawan anak laki-laki hanya perwakilan saja."

"Sekarang juga langsung ke lapangan nggak ada yang mampir kantin. Paham? " Sambung Pak Dika.

"IYA PAKK."

Setelah mendengar instruksi dari pak Dika XI IPA 3 pun langsung keluar dan menuju lapangan.

Baru beberapa langkah, langkah Wandha terhenti karena tangannya yang dicekal oleh Alisya dari belakang.

"Ndhaa gue gak bisa." Bisik Alisya pada Wandha.

"Bawa santai aja. Yuk buruan ntar dicariin lagi kita." Balas Wandha sambil menarik tangan Alisya keluar kelas.

Setelah kumpul semua di lapangan siswa-siswi kelas XI IPA 3 segera berbaris dan melakukan pemanasan seperti biasannya dan di pimpin oleh ketua kelas.

"Cukup pemanasannya!, sekarang Bapak pilih siapa aja perwakilannya. Semua yang kepilih harus mau." Jelas pak Dika.

"Untuk anak laki-laki itu Galih, Nafi, Asep, Kiki, Reno, dan Ilham. Sedangkan untuk anak perempuan Shera, Rahma, Nita, Sri, Mona dan Citra. Ya silakan untuk bertanding sekarang juga."

Semua anak yang dipilih segera menempatkan diri dan bersiap untuk bermain bola volly di tengah lapangan SMA Taruna.

"Huhh.. untung aja gue gak kepilih." Bisik Alisya pada Wandha.

Terlihat dari lapangan Galih tunjuk tangan. "Pak! Si Nita nggak berangkat Pak sakit."

"Oh ya kalau begitu saya ganti Alisya saja." Jawabnya.

"HAHH SAYA PAKK?!" Teriak Alisya karena syok dan menunjuk ke diri sendiri.

"Iya cepet kamu sini!"

Alisya segera berdiri dan menyusul yang lainnya di tengah lapangan sambil mendengus kesal.

"Shit! Mana gue gak bisa lagi." Batin Alisya.

Prittt....

Dari arah kiri Galih melambungkan bolanya menuju ke arah lawan dengan mulus dan di terima oleh Shera dengan smash-an dahsyatnya menuju ke arah lawan dan tidak tertolong oleh grup lawan. Tak heran kalau Shera jago bermain bola volly, karena cita-cita nya pengin jadi atlet volly nasional.

"Satu-kosong."

Bola telah dikuasai oleh anak perempuan dan sekarang Alisya lah yang akan menserviskan bolanya ke arah lawan.
Bola berhasil lepas dari tangan Alisya, tapi belum sempat melewati net, bola mulus mengenai punggung Citra. Karena Citra posisinya sebagai towser.

Bughh..

"CITRAAA ADUH SORYY GUE GAK SENGAJA, ADUH MAAFIN GUE YAHHH.." jerit Alisya berlari menghampiri Citra dan merengek menampilkan puppy eyes-nya.

"Nggak papa kok, nggak sakit." Balas Citra.

"Sekali lagi maaf ya Tra."

"Iya Alisya santai aja."

***

Kringgg..

Bel istirahat bunyi menggema di area sekolah. Siswa-siswi berhamburan menuju ke kantin berlalu lalang lewat lapangan.

DEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang