Nembak

708 189 124
                                    

Gampang yaa buat kita sama-sama akrab, tapi gue takut kebablasan.

Zhong Chenle🐬


"Hai Le?!"

"Hanna! Ngapain lo kemari?" Chenle yang rebahan ganteng di kamarnya kaget melihat sosok cewek yang dari kemaren sering ia temui nyelonong masuk kamarnya yang ada di lantai 3.

"Yaa kan mau belajar sama presiden matematika gue." gadis banyak senyum itu memberikan senyum terbaiknya.

"Geli." Chenle duduk malas di kasur kingsize-nya.

"Jadi mau diterima kan?" tanya gadis bermarga Do itu.

"Emang lo ngasih gue apaan?" sinis Chenle.

"Maksudnya masih diterima jadi murid kan?" Hanna menunjuk tas gendongnya.

"Liat tuh jam berapa? Lo mau jadi bahan omongan orang jam segini di rumah cowok?" Chenle menunjuk jam di dinding kamarnya.

"Baru jam tujuh...lebih dikit, Biasa juga gue ke rumah Daehwi ampe malem." ucapnya sambil membenarkan lengan bajunya.

"Oh my..ngapain lo?" tunjuk Chenle ke Hanna yang malam ini mengucir kuda rambut panjangnya.

"Belanja. Ya nyalurin hobi dong. Nyanyi hehe, kepo ae lu ah." jawab Hanna.

"Iya udah terserah." Chenle akhirnya berdiri.

"Ya udah yuk belajar kuy." Hanna masih senyam senyum.

"Sorry lo telat. Gue udah capek nungguin lo tadi." Chenle tetap tidak mood padanya.

"Ciee nungguin ciee." ejek Hanna.

"Heh, gimana dong gue udah gak nerima tamu." Chenle masih saja sinis.

Batinnya, berani sekali gadis itu malam-malam kerumahnya. Membawa tas sekolahnya seolah mau belajar bareng. Tipe pengganggu paling berani untuknya.

"Ayah lo aja ngijinin gue masuk kok tadi." Hanna manyun, capek jalan ke rumahnya, capek juga menanggapi yang punya rumah.

"Ayah?" Chenle bingung.

"Iaa yang di bawah baca koran, ayah lo kan?" balas Hanna.

"Bhhaha itu abang gue. Sok tau lo!" akhirnya Chenle ketawa melihat Hanna yang baterai-nya mulai lemah.

"Ya udah sii sorry gatau." Hanna duduk sembarang di sofa kamar Chenle. "Siapa yang nyuruh anda duduk? Huh?" Chenle balik lagi nyolotnya.

"Sayang dianggurin, remote dong Le ada opera yang tayang di tv." racau Hanna tergiur untuk menonton tv, seketika dia lupa kalo punggungnya masih menggendong tas sekolahnya.

"Dih nih cewek, lo tuh ternyata ngerepotin banget tau gak. Tadi gue nungguin lo buat pulang bareng, gue bahkan minta jemput biar cepet belajarnya. Malah ngacir kemana lo? Gue tungguin di rumah juga gak dateng-dateng! Sekarang gue mau mandi lo malah kesini. Ngapain?"

"Yaa Allah Lee kok lo ketularan ngomelnya kak Echan sih. Besok aja ngomelnya yaa, capek tadi udah di marahin kak Echan sepanjang jalan kenangan. Tau gak si lo?" Hanna memasang wajah kucelnya. Tidak jadi menonton tv.

🐬🐬🐬🐬
Mungkin sudah jelas, Kesempatan yang salah atau waktunya? Semua hanya pilihan.

Hanna ternyata memilih pulang dengan Haechan alias Donghyuck. Tapi, mulut lemes Hanna cerita juga ke Donghyuck kalo dia harusnya pulang sekolah belajar sama Chenle tapi Hanna kabur dan ikut Donghyuck saja.

Untuk cowok lain mungkin akan senang karena Hanna memilih pergi dengannya tapi Donghyuck mendengar itu justru mengomeli Hanna habis-habisan. Katanya, belajar gak boleh ditunda-tunda. Kalo mau jalan sama dia kapan-kapan juga bisa.

ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇꜱ  || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang