full puzzle(END)

471 66 28
                                    

Sebentar saja tidak kepikiran, besoknya malah tingkatnya jadi 6 kuadrat. Rindu.
Chenle Zhong🐬

Dua tahun bukan waktu yang singkat buat Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua tahun bukan waktu yang singkat buat Chenle. Begitu ia tahu Hanna baik-baik saja di Kannada, ia mencoba menjalani hari-harinya dengan baik. Ia kembali sekolah dan menjaga Lia, juga bersahabat baik dengan teman-teman dream maupun teman sekolahnya. Yaa walau Chenle lebih menjaga jarak mengingat keamannya dan namanya harus ia jaga setelah kejadian dirumah Yeji.

Syukurlah, sesuai nasihat yang ia dengar dan coba jalani semua berjalan kembali baik. Pendidikan akademik Chenle, pemahaman bisnisnya juga pertemannya mulai normal kembali. Sayangnya, ia belum menemukan teman yang bisa menularkan senyumnya sebaik Hanna. Haha-nya yang dengan melihat wajahnya saja bisa membuatnya menarik sudut bibirnya keatas. Iya waktu memang bisa sedikit membuatnya melupakan Hanna. Sesekali ia juga tak ingin memikirkan Hanna walau kala itu ia masih mengira Hanna pergi karenanya, tapi kenangannya bersama Hanna hanya singkat. Sedikit sampai ia mampu menceritakan semua waktunya bersama Hanna terutama di 7 hari mengejar nilai matematika. Saat itu, jika Chenle tak terlahir menjadi penerus perusahaan ayah dan kakeknya ia berharap menjadi ahli matematika saja. Siapa tahu Hanna tiba-tiba datang dan merengek meminta diajari matematika? Hahaha dia rindu.

🐬🐬🐬

Kata guru matematika, cintai dulu matematika kalo dah cinta pasti dikasih gampang. Kata Hanna cintai orangnya dulu, siapa tau dibales.

 Kata Hanna cintai orangnya dulu, siapa tau dibales

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai kak."

"Hai, Lo siapa?"

"Hanna, Do Hanna dari kelas ipa-7."

"Oouh, temennya Lele sama Icung?"

"E-iya kak."

"So? Ada yang bisa gue bantu?"

"Tidak. Maksud Hanna, ini kado buat kakak." Hanna menyerahkan sebatang coklat pada orang didepannya.

"Wah, dari lo? Thankyou."

"Iya hehe. Itu juga ada nomer Hanna," tunjuk Hanna pada coklat yang ditempeli memo warna pink.

"Nomer whatsApp?" orang itu tersenyum.
"Hanna? Ok nanti gue simpen." senyum orang itu sungguh menerangi hati Hanna kala itu sampai bunga-bunga rasanya langsung bermekaran disana, haha lebay.

ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇꜱ  || ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang