#009

175 20 0
                                    

Three Day.


Hari-hari seperti biasa tak ada yang berubah setiap detik, setiap menit, setiap jam itulah yang dirasakan oleh lalisa sejak ditinggal suaminya bekerja di Amerika selama satu minggu membuat kejadian kemarin itu masih terlintas di memorynya dimana ia bertemu dengan tuan gila bukan lagi dia benar-benar gila.

Gimana tidak ia mengatakan bahwa ia mencintaiku ingin memilikiku selamanya. Jujur aku tak tahu dia siapa? Kita baru saja kemarin! benar-benar gila.

Semoga saja Aku tak pernah bertemu lagi dengan tuan gila itu"batin Lisa berkata.

Tak seperti biasa hujan turun dengan suara petir tiba-tiba di Seoul seperti ini membuat Lisa sedikit takut dengan suara yang bergemuruh di telinganya apabila ini hari sudah sore.

Dan Lisa dirumah sendiri tak ada bibi Jung yang menemaniku seperti biasa karena kemarin itu setelah pulang dari jalan-jalan bibi Jung mendapatkan kabar bahwa orang tua bibi Jung sedang sakit di kampung yang berada di Daegu.

Aku bersih keras untuk bibi Jung segera pulang ke kampung halamannya dan tak usah memikirkanku Aku bisa jaga diri.

Akhirnya bibi Jung menurut permintaanku untuk segera pulang. Aku sedikit lega dengan penuturan bibi Jung.

Detik berikutnya.

Doarrrrr......

(Anggap aja suara petir:)

"Yak!ampun suaranya itu tak bisa dikecilkan?ini membuatku takut"gumam Lisa lebih mengeratkan pelukannya pada guling yang ia bawa. Biasa Deddy lah yang memelukku jika suara petir seperti ini atau bahkan bibi Jung tapi mereka tak ada disini.

Enggak mungkin aku panggil mereka untuk pulang? Hanya karna aku ketakutan dengan suara petir seperti ini?lebih baik aku menahan ketakutan ini daripada aku egois dengan diriku sendiri.

Doarrrrr......

(Anggap aja suara petir:)

"Aishh! suara itu lagi"gerutu Lisa kesal dengan suara petir itu tiada henti hentinya bergema.

Detik menit berikutnya.

Ting..tong(Anggap aja bel  rumah itu)

"Yak! ampun siapa lagi datang malam-malam seperti ini"kesal Lisa lalu ia mengambil kursi roda yang ada disampingnya.

Sedikit kesulitan untuk duduk di tempat kursi rodaku ini. Dengan usaha dan yakin akhirnya bisa juga.

Setelah duduk di kursi rodanya ia segera keluar dari kamarnya yang berada dilantai bawah awalnya tadi dia ingin dikamarnya miliknya dengan suaminya tapi ia enggan. Jika sewaktu-waktu ada orang yang datang atau sekedar bertamu tak perlu jauh-jauh dan kesulitan untuk membuka pintu. Benar juga dugaanku ada orang yang bertamu. Dengan orang datang malam-malam seperti ini? Jika orang itu datang dengan tak berguna aku benar benar mengutuknya!

"Tunggu sebentar"teriak Lisa dengan nada nyaring menuju pintu.

Krekk..

Beautiful ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang