[Fourteen]

57 11 0
                                    

Kejadian kebakaran kemarin menimbulkan rasa penasaran yang teramat besar di benak JeongWoo. Ia yakin bahwa gadis itu masih berada disana dan menunggu untuk diselamatkan. Tetapi ia sendiri sulit untuk menemukannya bahkan kepulan asap itu sudah tidak dalam batas wajar lagi.
Chan : Hyung, orang yang menyelamatkan bibi Maika sudah ditemukan. Aku dan karyawan lainnya sudah membawanya ke rumah sakit,
JeongWoo : Bagus kalo begitu, bagaimana keadaannya?
Chan : Ia belum sadarkan diri, dokter menyatakan ia koma. Penyebab terbesarnya adalah kehabisan oksigen dan karena benturan keras dari kayu yang waktu itu terbakar dan terjatuh menimpanya.
JeongWoo : Aku tidak akan bisa menemuinya, kuharap kau mengurusnya dengan baik. Terimakasih Chan..
Chan : Percayakan padaku hyung.
Pesan dari Chan tentu saja membuat JeongWoo bernafas lega. Ia senang dan tenang bahwa gadis itu berhasil diselamatkan. Tangannya bergerak mencari akun Ryuka, entah kenapa, kali ini ia sangat ingin menghubunginya.
"Ryuka, bagaimana kabarmu?" Ah tidak, rasanya akan aneh jika sudah lama tidak saling mengabari kemudian tiba-tiba saja menghubungi. "Andaikan kita bisa bertemu" pesan apa itu JeongWoo , meminta bertemu padahal jelas sekali ia tidak bisa ke Korea. "Aku ingin mendengar suaramu.." Sungguh menjijikkan JeongWoo!, sudah, berhenti berkhayal.
     JeongWoo menuju ke nakas dan mengambil selembar kertas kosong dan pena, ia teringat surat terakhirnya untuk Ryuka. Mungkin ia akan menumpukkan beberapa surat dan mengirimnya sekaligus pada gadis itu.
     "Hai Ryuka,
Ini aku. Masih mengingatku? JeongWoo oppa adalah panggilanmu padaku. Ini di Jepang, disini sangat dingin.
Bagaimana kabarmu? Apa kau menuruti permintaanku untuk selalu bahagia?... Kumohon lakukan permintaanku yang satu itu.
Kemarin aku mendapat kabar tentang seorang gadis yang sangat berani dengan menyelamatkan tetangganya dan bayinya dari kebakaran besar.
Bahkan setengah dari unit apartementnya saja terbakar.
Kau tahu? Aku berpikir... Jika tetangga dari orang itu adalah kau, maka aku yakin kau yang akan menyelamatkannya lebih dulu.
Kau kan pemberani, apa sekarang masih seperti itu? Aku yakin kau takkan berubah dengan cepat ;>. Sekarang penyelamat itu koma, asisten ku baru saja memberi tahuku. Semoga ia cepat membaik..
     Oh ya... Belakangan ini aku memikirkanmu.
Perasaanku selalu tidak enak dan yang ku bayangkan tentu saja wajahmu.. Aneh, kenapa bisa seperti itu?.
Aku ingin kembali ke Korea. Namun.. Itu mustahil. Kini aku menjadi CEO, lamaranku... Apa kau masih mengingatnya?, andai sekarang kau denganku pasti lebih mudah untuk menikah denganmu.
Hey, aku rindu bunyi sepedamu... Aku juga rindu kau ganggu setiap pagi di depan rumahku. Aku ingin merasakan masakanmu lagi.. Apa bisa?
Aku ragu menghubungimu, andai kau tahu itu. Aku tidak mau membuatmu berpikiran apapun tentangku.
     Tidak ada yang bisa membangunkanku selain dirimu. Kumohon bantu aku Ryuka... Aku terbelenggu.
Kini aku sulit merasakan kebahagiaan. Memang senyuman bisa dilihat semua orang namun tidak semua orang bisa melihat apa yang dibalik senyuman itu...
     Aku membutuhkanmu sekarang... Aku membutuhkan rumah yang sebenarnya... aku ingin memelukmu dan pulang bersamamu kembali ke waktu yang mungkin memang tidak bisa terulang..
     Aku bangun dari tidur namun aku harap aku akan tertidur sampai aku bisa bertemu denganmu lagi...
    
     Ah apa yang kubicarakan, tanganku memang seperti ini. Maafkan...

     Nobody but you can wake me up...

     Aku merindukanmu... Dan kini aku sadar... Perasaanku perlahan dapat membunuhku...

     Semoga kau mendengar apa yang kuucapkan dalam hatiku...
-Jeon JeongWoo"
    
     Kertas itu basah, JeongWoo menangis. Untuk kesekian kalinya ia menangis. Pernahkah menduga jika kutub yang begitu dingin bisa mencair dengan begitu cepat hanya karena seseorang yang membawa obor?.
     Jepang... Saksi dari mencairnya kutub itu. Kutub yang begitu dingin yang bernama Jeon JeongWoo. Hanya karena seorang gadis bernama Shin Ryuka yang membawa obor ke tempat itu.
     Tidak bisa terhitung berapa kali ia menangis selama di Jepang. Andaikan ada yang bisa menghitungnya... Mungkin hanya Tuhan dan dirinya sendiri.

[🔚]My Ice TWENTY [wonwoo X ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang