[twenty two] end of our

114 8 1
                                    

     "Ya! Jangan dekat dekat AC.. Nanti kalian masuk angin!" Beginilah kesibukan Ryuka. Ia sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak. Seorang balita perempuan bernama Ryujin dan seorang balita laki laki bernama Wonwoo.

 Seorang balita perempuan bernama Ryujin dan seorang balita laki laki bernama Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Jangan marah-marah.. Anak anak.. Kemari! Ayah membeli buku baru untuk kalian!" Dan ini JeongWoo. Seorang CEO yang menjadi ayah idaman banyak anak di usianya yang baru 25 tahun. "Yeeyy!! Ayah membeli buku baluuuu!" Ujar Ryujin yang masih cadel dengan lidahnya, kemudian berlari menuju ayahnya.

     "Buku balu! Buku balu! Aku ingin membaca buku balu!" Lalu disusul oleh Wonwoo yang juga masih sama cadelnya. Betapa menggemaskannya mereka, membuat siapapun yang melihatnya pasti ingin memainkan pipinya. "Ayo, kemari.. Duduklah..." Ujar JeongWoo, kemudian anak anaknya pun duduk di dekatnya.

     Sedangkan Ryuka sibuk bertempur dengan alat alat dapur. Biasanya memang seperti ini, ketika Ryuka sibuk, maka JeongWoo akan menarik perhatian anak anaknya untuk membaca bersamanya. "Siap kalian mengikuti ayah membaca?" Tanya JeongWoo. Kedua anak itu kompak menganggukkan kepalanya.

     "Ini sebuah burung..." Ujar JeongWoo, diikuti anak anak itu "ini... Sebuh bulung..." Ryujin dan Wonwoo kompak mengatakan kata kedua dengan salah. Jelas saja JeongWoo tertawa mendengarnya. "Bukan sebuh.. Sebuah.." Betul JeongWoo. "Sebuh..." Ujar mereka. JeongWoo pasrah.

     "Baiklah, burung merpati..." Sambung JeongWoo berharap selanjutnya mereka tidak salah mengatakan. "Bulung melpati" ujar kedua anak itu, JeongWoo tersenyum setelah kedua anaknya berhasil mengucapkan kalimat selanjutnya dengan lancar. "Burung elang" sambung JeongWoo. "Bulung elang.." Ujar mereka.

     "Ini harimau" ujar JeongWoo, "ini halimau.." Tiru mereka. Mereka sungguh pintar, tentu saja turunan JeongWoo. Dan mereka sangat ceria yang pasti itu turunan Ryuka. Wajah mereka juga mirip. Sangat lucu sekali. "Ayah... Ingin pelmen.." Ujar Ryujin. "Nanti gigimu sakit jika terlalu banyak makan permen" jawab JeongWoo. Ryujin mengerucutkan bibirnya,

     Lalu, dengan kreatifnya Ryuka, ia membuat buah yang ditusuk dan dibentuk dengan beraneka ragam sehingga terlihat seperti permen. "Ayo, siapa yang bisa menebak ibu, akan mendapatkan permen buah!!" Ujar Ryuka. Ryujin dan Wonwoo bersemangat. Begitupun JeongWoo yang tertular semangat kedua anaknya.

     "Baiklah... Tebakan pertama... Suara hewan apakah ini? Kukuruyuuuukkk" dengan lucunya Ryuka menirukan suara berbagai jenis binatang, Ryujin menjawabnya "ayam!! Ibu ayam!!", "pandai!! Kau dapat satu permen melon" lalu Ryuka memberi sepotong melon berbentuk hati. Ryujin memakannya hingga pipinya mengembung.

     "Kemudian, tebakan kedua... Hewan apa yang memiliki suara meong.. Meong..?" Tanya Ryuka, kali ini Wonwoo yang menjawabnya "ha! Gula! Gula!" Jawab Wonwoo. Lantas, Ryuka dan JeongWoo tertawa karena bukannya menjawab kucing, Wonwoo menjawab tebakan Ryuka menggunakan nama kucing peliharaan mereka yaitu gula.

     "Wonwoo sayang... Itu bukan gula.. Itu kucing, dan gula adalah kucing.." Jelas Ryuka, "kau mendapatkan satu permen!!" Ujar Ryuka kemudian memberikan sepotong pisang berbentuk bintang pada Wonwoo.

      Permainan itu selalu berlangsung lama. Dibalik Ryuka dan JeongWoo yang sibuk dalam karir masing masing, waktu luang seperti ini sangat mereka manfaatkan bagi anak anak mereka yang masih kecil.

     Keseharian mereka, saat pagi JeongWoo lah yang akan mengantarkan mereka ke paud, dan saat waktunya mereka pulang, maka Ryuka yang akan menjemputnya. Lalu saat malam, JeongWoo akan melanjutkan pekerjaannya dirumah agar tidak terlewat waktu makan malam bersama keluarga kecilnya.

     Kini mereka tinggal di rumah JeongWoo di Jepang. Sesekali mereka pergi ke Amerika atau ke negara lainnya, agar JeongWoo masih bisa bekerja tanpa meninggalkan keluarganya.

     Jino, seseorang yang sempat mengejar Ryuka mati matian. Kini ia menikah dengan Yeri sahabat Ryuka. Haruta, ia sudah kuliah dan memulai kariernya di bidang musik. Ayah dan ibu Ryuka kembali rujuk setelah bercerai. Ibunya JeongWoo tinggal di Amerika. Rumah lama JeongWoo yang berada di Korea, diubah menjadi sebuah panti asuhan.

     Kini sudah banyak yang berubah. Waktu mengalir begitu cepat, tapi untungnya mereka bisa menikmatinya. JeongWoo memiliki keluarga kecil bahagia dan semua berjalan sesuai keinginannya dan Ryuka.

     Jeon JeongWoo, Jeon Ryuka, Jeon Ryujin, dan Jeon Wonwoo. Inilah akhir kisah mereka..,








                          Lima belas tahun kemudian...

"Wonwoo-ssi..." Wonwoo melihat ke arah suara. Itu adalah Jennie, siswi pindahan dari SMA swasta.

     "Tidak bisakah kau tidak menggangguku?" Ujar Wonwoo yang mudah merasa risih dengan kelakuan perempuan. "Tidak bisa karena aku menyukaimu!" Ujar Jennie, "tapi aku tidak menyukaimu" ujar Wonwoo kemudian meninggalkan gadis itu sendirian.

         Ryujin sangat senang sekali. Jaemin, laki laki yang disukainya berulang tahun hari ini. Ia melihat Jaemin yang sedang menyapu taman. "Jaemin oppa" ujar Ryujin, Jaemin menatapnya malas. Ryujin mengambil sapu, dan melakukan pemanasan seperti atlet dayung. Lalu ia menyapu daun berserakan menggunakan gaya pedayung.

     Semua daun yang dikumpulkan Jaemin sejak tadi menjadi kembali berserakan tidak tentu arah. Lalu Ryujin mengeluarkan sekotak susu pisang dari saku jaketnya. Kemudian ia menyodorkannya pada Jaemin. "Kau tahu, dari kecil aku suuukaaaaa sekali susu pisang. Tapi sekarang aku tidak menyukainya lagi..." Ujar Ryujin terpotong, Jaemin melihat ke arahnya. "Karena sekarang aku menyukaimu..." Ujar Ryujin.

     Jaemin yang minim ekspresi itupun tersenyum sinis. "Tapi aku tidak menyukaimu" lalu Jaemin bergerak meninggalkan Ryujin. Ryujin sendiri masih berdiri disana dan memegang sapu. "Huh! Untung aku menyukainya!"

      "Kakaaaaak!!" Teriak Ryujin dari jauh ketika melihat Wonwoo yang mendatanginya di sekolah. "Bagaimana harimu?" Tanya Wonwoo. Ryujin tersenyum senang, "baik sekali! Hari ini diluar ekspetasi!",  mereka berbeda sekolah. Walau hanya berjarak dua bulan, Ryujin sangat menghormati Wonwoo sebagai kakaknya.

     Tak lama kemudian, mobil yang familiar bagi mereka datang, "ayo naik, takut hujan!" Ujar JeongWoo yang masih terlihat muda. Merekapun segera naik ke mobil. "Kita jemput ibu di kantornya ya! Hari ini kita datangi rumah makan Korea!" Lalu mereka menjemput Ryuka di kantornya dan pergi ke restoran Korea.

     "Ibu... Aku selalu dikejar oleh seorang anak bernama Jennie. Katanya ia ingin melihatku tersenyum tetapi tingkahnya hanya membuatku jengkel.." Ujar Wonwoo. Mengundang Ryuka dan JeongWoo saling bertatap mata sekilas.

    

The end...



TBC.. U/ semua yg rela in waktu berharga buat baca my ice twenty...




Sorry ending gajeeee T^T

Love you all, see you next time!!

[🔚]My Ice TWENTY [wonwoo X ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang