"Halo? Chan?" JeongWoo terus memanggil manggil, koneksi saat itu agak buruk menjadikan suara dari telpon terdengar tidak terlalu jelas. "Halo hyung?" Ujar Chan.
"Bagaimana? Kau sudah menyiapkannya?" Tanya JeongWoo kepada Chan mengingat ulang tahun Ryuka tinggal sisa dua hari lagi. "Nee.. Aku sudah menyiapkan semuanya. Bahkan nona Ryuka sudah memilih gaun yang akan ia pakai" jawab Chan, sontak membuat JeongWoo terkejut. "Jangan sampai kau membuatnya curiga!" Ujar JeongWoo.
"Tidak hyung, ia tidak curiga sama sekali. Kemarin aku menyuruh adikku untuk mengajaknya memilih gaun. Jadi, seakan akan adikku lah yang akan menikah. Dari souvenir, undangan, tempat, gaun, semuanya sesuai pendapat nona Ryuka."
JeongWoo tersenyum bangga memiliki asisten secerdas Chan. "Terimakasih banyak. Dan jemput ibunya Ryuka berdekatan dengan hari ulang tahunnya. Aku akan pulang besok dan menetap di Tokyo. Malam pernikahan ku, aku akan pulang ke Osaka." Jawab JeongWoo dan di iyakan oleh Chan. JeongWoo pun menutup telponnya.
⊂((・x・))⊃
"Miku, semoga pernikahan mu berjalan lancar ya.." Ujar Ryuka kepada Miku, adiknya Chan. Miku menahan senyumannya dan membuat semuanya seolah dirinya yang akan menikah. Padahal semua ini untuk Ryuka juga. "Iya kak, terimakasih sudah mau membantuku." Jawab Miku berusaha se natural mungkin.
Sebenarnya Ryuka merasa tidak enak jika segala sesuatu harus sesuai pendapatnya. Dari mulai undangan, hingga tempat, bahkan gaun pernikahan. Ini kan pernikahan orang lain. Ryuka menatap cincin indah yang memeluk di jarinya. "Kapan kau akan menikahiku JeongWoo.." Batin Ryuka.
Ulang tahunnya sisa dua hari lagi, seharusnya JeongWoo pulang ke Jepang karena ia ulang tahun. Tapi muncul pikiran di benak Ryuka, tidak mungkin kan JeongWoo pulang dari Amerika hanya karena ia ulang tahun, dan itu sangat tidak penting sekali.
Tapi harusnya begitu kan...
⊂((・x・))⊃
JeongWoo menarik kopernya, kemudian dibantu oleh petugas hotel.ia sudah mereservasi satu kamar hotel di Tokyo. Besok malam ia pergi ke Osaka karena malam pernikahannya.. Wah.. Ia sudah dewasa.
Ryuka : JeongWoo oppa, kau tidak bisa pulang ke Jepang ya?
JeongWoo tersenyum membaca pesan dari calon istrinya. Kini berbalik, ia yang senang ketika harus menjahili tunangannya itu.
JeongWoo : maaf, tidak bisa. Maafkan aku, aku janji akan melakukan video call nanti..
JeongWoo tersenyum sendiri ketika mengirim pesan itu. Ia lupa tentang setelan pengantin pria. Tapi ia yakin Chan sudah mengaturnya.
Karena lelah, JeongWoo pun memejamkan matanya kemudian ia terlelap..
⊂((・x・))⊃
Ryuka menggosok rambutnya dengan handuk setelah ia selesai mandi. Lalu bel apartement berbunyi tanpa jeda. Berisik sekali pikir Ryuka. "Sebentar!!" Ryuka menjawab dengan nada sedikit kesal. "Haduh.. Siapa sih malam malam begini.." Ryuka mengumpat.
"Ada apa--" begitu terkejutnya Ryuka ketika melihat di depan wajahnya sudah berdiri Haruta, adik tampannya yang dewasa. Dan dibelakangnya ada ibunya yang selalu ia cintai. "Ha..Haruta?" Ryuka tidak menyangka, kemudian mereka berpelukan begitu erat seperti melepas rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[🔚]My Ice TWENTY [wonwoo X ryujin]
Fanfic[COMPLETE ☀︎] MEET JEON JEONGWOO [sang terlalu dingin yang pintar, cerdas, tampan ,dan dewasa tentunya. Tidak menyukai hal kotor,berisik,dan SHIN RYUKA. Namun apa jadinya kalau Ryuka adalah warna dalam hidupnya?, tapi maaf sekali. Jeon JeongWoo tida...