Goresan Ketiga : Hanya Mampu Tuk Diam.

4 2 0
                                    

      DUK,

   Sebuah buku jatuh tepat mengenai pundak seorang pemuda yang sedang berjalan di depan kompleks asrama putri,

      "mm?, Buku siapa ini?", arkan memungutnya, lantas menoleh keatas sebentar.

     Ia pun membalik buku itu yang terjatuh dalam keadaan terbuka, tanpa sengaja matanya meangkap satu-dua baris tulisan disana.

        "huff.. Hh.. Ma, maaf kak...i.. Itu buku.. Ku", ucap seorang gadis yang berdiri didepannya dengan nafas tersenggal senggal.

  "oh",

    Arkan pun menyodorkan buku itu, terlihat jelas bahwa gadis itu baru saja berlari mati matian menuruni anak tangga dari lantai ketiga.

    "makasih kak",

    Arkan dan zhafran pun kembali meneruskan langkah Mereka.

      "apa tadi yang kamu baca?", tanya zhafran.

         "bukan apa apa, udah nggak usah dibahas", jawab arkan datar.

   
_#_#_#_

       Rintik air hujan masih menetes sore itu, seorang pemuda memperhatikannya dari balik jendela. Sekuntum bunga terlihat bergoyang karena tertimpa tetesan air hujan yang terus datang bergantian, seolah olah berusaha menari untuknya.

    Ia menatap langit yang masih tertutup oleh mendung, begitulah hatinya kala itu.

      Pemuda itu tersenyum pelan, ia menutup mushafnya perlahan setelah dirasa hafalannya cukup.

    Ya Allah, inikah rasanya cinta?, sungguh indah namun kadang menyakitkan. Benarlah dengan apa yang Nabi Mu sabdakan, tak ada cinta yng lebih kekal selain cinta seorang hamba pada penciptanya .

        ya Allah aku tahu itu, namun aku terlanjur mencintainya,Biarlah..

Karena  Cinta tak harus memiliki,

    cukuplah ku mengaguminya dalam diam...

__

       Arkan tersenyum tipis,
         bukan salahnya kalau kheyra menyukai zhafran bukan dirinya, ia tahu bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan.

    Namun ia juga menyadari hal itu, apalah arti dirinya dimata kheyra dibanding zhafran. Seorang hafidz cerdas dan ketua osis, sangat jauh bila dibanding dirinya yang hanya wakil ketua dan hafalan yang belum ia selesaikan.

        Ia faham, sejujurnya ia pun tak mengerti bagaimana bisa ia menyukai gadis tersebut, hhh... Ia menghela nafasnya pendek dan tersenyum.

     "hmm kau aneh..", ucapnya datar.

_#_#_#_

     
       "cepet dihabiskan.., keburu jam istirahatnya habis lho", ucap liyana yang telah menghabiskan semangkuk bakso miliknya.

      "cepet banget na?", kheyra melihat mangkuk liyana yang telah kosong.

   "ah sudahlah, yang penting cepet dihabiskan baksonya",

   Kheyra melirik jam tangannya, tersisa 5 menit lagi sebelum waktu istirahat bagi santriwati usai, dan bergantian dengan santai putra yang tengah menunaikan shalat dhuhur.

    Mereka pun fokus dengan mangkuk bakso masing masing.

TEEETT.. TEEETT...

  Terdengar dering bel berbunyi,

   "aduh, buruan..!",

    "hha.. Pedas..", tanpa basa basi aisyah langsung menyeruput segelas es teh disampingnya.

Mi Infancia Mi Futuro (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang