Goresan Ke Enam : Kutitipkan Dia Untukmu..

6 2 0
                                    

"nggak.. Mungkin...!?",

desis kheyra pelan. Ia ingat benar bagaimana dulu affas sering membuatnya menangis, merusak mainan kesayangannya atau pun menjahilinya dengan seribu kelakuan yang membuat orang geleng geleng kepala.

Dan.. Kini..?, bocah nakal itu adalah kakak kelasnya sendiri dan sekarang menjadi ustadznya?,

Kheyra masih menatap kertas lusuh berisi gambaran buatan affas disampingnya, 'hmm... Apakah ustadz tahu bahwa dulu kita pernah berteman?' , tanyanya dalam hati.

_#_#_#_

Bel pergantian pelajaran baru saja berbunyi, seperti yang kheyra duga, orang yang ia tunggu tunggu akhirnya datang juga. Seperti biasa arkan memasuki kelas dengan wajah datarnya.

Namun pada pelajaran kali ini kheyra sama sekali tidak bisa fokus karena sibuk memikirkan bagaimana caranya mengembalikan benda kubus yang ia temukan di terminal lebih dari sepekan yang lalu,karena ia terlalu malu untuk mengembalikan benda tersebut secara terus terang kepada orang dengan wajah terdingin di sekolahnya.

Pelajaran pun telah usai, para santriwati mulai meninggalkan kelas, namun tidak dengan kheyra karena ia masih mencatat pelajaran yang tertinggal dari buku tugas milik liyana.

"khey, masih lama nggak?", tanya liyana.

"bentar..bentar.. Tinggal dua paragraf lagi kok.., kalau kamu udah capek pulang aja dulu",
jawab kheyra tanpa menoleh karena ia masih fokus dengan buku dan bolpen di tangannya.

"ya udah, aku ke kamar mandi dulu",

"hmm",

Liyana pun pergi meninggalkan Kelas sementara kheyra masih asyik menyalin catatan. Beberapa menit berlalu dan akhirnya ia pun selesai. Ia memasukkan buku buku tersebut kedalam tasnya, namun sebelum ia beranjak pergi ia melihat sebuah bolpen hitam di bawah meja guru, seketika sebuah ide tercipta cepat dibenaknya.

_-_-_-_

Dikantor ustadz belum terlihat sepi karena masih terdapat beberapa ustadz yang masih berkutat dengan laptop atau pun buku tugas yang menumpuk diatas meja mereka.

Begitu pula arkan, setelah meminum beberapa teguk air putih ia pun kembali ke mejanya siap memgoreksi tugas para santri yang ia berikan beberapa hari lalu.

Krretek..,

Arkan menggemeretakkan jari jemarinya sesaat lantas membuka sebuah buku,

"hmm?", ia meraba saku di bajunya namun tak kunjung menemukan benda yang kini tengah ia butuhkan,

"bolpen ku hilang kemana ya?", gumamnya sambil berusaha mengingat ingat kembali.

Akhirnya ia teringat sesuatu, lantas keluar dari ruangan tersebut menuju sebuah kelas.

Langkah kakinya berhenti tepat disebut kelas, ia pun memasukinya dan mendapatkan benda yang ia cari tersebut.

"ah?",

Ia menemukan rubik yang selama ini ia cari disamping bolpen tersebut diatas meja dengan sebuah kertas disampingnya.
Arkan pun membaca tulisan di secarik kertas tersebut lantas tersenyum sesaat.

"hmm.. Ternyata kau masih mengingatnya ya?", gumamnya.

_#_#_#_

Beberapa hari kemudian..

Suara derap langkah kaki terdengar di koridor depan kelas. Arkan melangkah dengan santai sambil membawa setumpuk buku tugas ditangannya.

Sementara itu, kheyra hanya diam sambil mengekor ustadznya tersebut beberapa meter dari belakang. Hari ini kebetulan luna, wakil ketua kelas sekaligus patner kheyra tidak masuk kelas sehingga mau tidak mau kheyra harus membawa setumpuk buku tugas tersebut kekantor ustadznya.

Mi Infancia Mi Futuro (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang