At the Beach

34 3 0
                                    

Tepat sekali ketika macbook ditaruh di nakas, pintu terbuka dan menampilkan seorang Peter yang berkeringat. Tepat waktu.

"Good boy," kataku sambil menghapus keringatnya dengan sapu-tangan dari saku celanaku. Peter menampilkan wajah memberengut yang membuatku terkikik geli dan... Gemas.

"You really treat me like a dog..." Aku tertawa dan dia ikut bergabung.

"Sana sana, keluar dulu. Aku mau ganti baju dulu. Kamu tunggu di bawah saja dengan semangkuk susu." Aku bercanda di akhir kalimat. Peter menyeringai mendengar kata 'susu'.

"Asik, minum yakult. Mana galonnya?" Tagih Peter dengan antusias. Giliran yakult aja gercep.

"Sebentar," aku berjalan ke arah tempat koperku bertengger untuk mengambilnya. Tapi anehnya, galon itu tidak dapat ditemukan di manapun. Bahkan di kolong kasur pun tidak ada. Apa tertinggal di bagasi pesawat?

"Peter aku tidak-" mulutku menganga mendapati Peter yang lari terbirit-birit. Anak ini benar-benar...

"PETER!!"

Menyebalkan! Dia mengambil yakult milikku. Dan itu adalah porsi terbesar yang belum pernah Peter curi dariku. Daripada memikirkan yakult, aku memutuskan untuk mengganti bajuku dengan pakaian renang yang untungnya aku bawa untuk berjaga-jaga.

Ketika aku sampai di teras, semilir angin menerpa tubuhku yang setengah terbuka. Rasanya menyegarkan.

Aku menemukan Peter sedang menyesap hasil curiannya di pinggir kolam. Aku langsung menghampirinya dan berniat untuk mendorongnya ke kolam.

Dengan mengendap-endap, aku melangkah ke belakangnya dan saat aku akan mendorongnya, dia sedang menaruh galonnya sedikit lebih jauh dari kolam. Dia akan meluncur ke air. Dengan cepat aku menggelayut di punggungnya dan kami berdua tercebur kedalamnya.

"Lara! Kau mengagetkanku, tahu!" Dan aku hanya tertawa menanggapinya. Kemudian menyipratkan air kolam ke arahnya, mengibarkan bendera perperangan. Peter membalasnya tak kalah dariku hingga tanganku mulai terasa pegal. Aku pura-pura lengah dan saat itu juga, Peter menyerangku. Saat air mengenai wajahku, aku langsung menutup kedua mataku berpura-pura sakit mata.

"Aww! Perih! Peter, mataku perih!" Suara cipratan air berhenti dan Peter berusaha membuka kedua tanganku dengan gerakan yang khawatir.

"Wo wo wo woah! Aku minta maaf, apakah kau baik-baik saja? Ayolah, buka matamu." Peter masih berusaha hingga kedua tanganku berhasil dia singkirkan.

"Aw, ini perih sekali, Peter. Mataku perih, aku takut untuk membuka kedua mataku!" Kataku sambil berjalan ke pinggir kolam dan naik ke daratan dengan Peter di belakangku. Sepertinya dia tidak menyadarinya. Pintarnya.

Aku terus berjalan hingga sampai di bibir pantai. Peter menepuk pundakku saat aku menyeruput segarnya segalon yakult. Oh, aku mengambilnya saat menepi di pinggir kolam tadi sebelum menginjak pasir halus yang basah ini.

"Kau marah?" Katanya dengan putus asa.

Aku mengangkat kedua alisku kemudian menjawabnya. "Marah? Siapa yang marah?"

"Lalu? Kenapa kau menghindariku sedari tadi? Yah... aku minta maaf untuk yang tadi. Apa masih terasa sakit?" Perasaanku menghangat, tapi satu sisi aku ingin menertawainya.

"Lupakan, aku hanya berpura-pura tadi. Lebih baik kita berjemur sambil meneguk minuman ini, ayo!" Aku menariknya untuk duduk di sampingku dan dia tidak menolak.

Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, aku kembali meneguk yakult-ku dengan santai. Tapi aku baru saja teringat sesuatu. Aku menggunakan sedotan milik Peter!

"Uhuk!! Uhuk!!"

"Lara?!"

Tak hanya tersedak, aku mendengar suara mantan sialan berada di sekitarku. Dan benar saja, ketika aku menoleh ke samping, Josh berlari ke arahku dengan tatapan khawatirnya. Dan coba tebak, John juga ada di belakangnya! Mataku terfokus pada tangannya yang menggenggam sebotol air mineral yang tersisa setengahnya.

"Lara, apa kau baik-baik saja?" Kini John yang bersuara. Aku yang masih terbatuk-batuk hanya bisa memberinya isyarat untuk meminta minuman padanya. Masa bodoh dengan bekas bibirnya.

"Hey! Dia meminta minum, cepat berikan padanya!" John yang tidak mengerti bahasa isyaratku diperingatkan oleh Peter dengan setengah berteriak. Josh merebut botolnya dari John dan membukanya dengan tergesa-gesa.

Aku akhirnya berhenti terbatuk ketika air mineral melintasi tenggorkanku yang hampir mengering. Syukurlah.

Tapi... apakah aku harus bersyukur ketika terjebak diantara mereka bertiga?

Peter's FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang