Pesta?

27 3 0
                                    

Setelah sembuh dari tersedak, kami berempat terjebak dengan obrolan yang canggung. Yah... Kami membicarakan soal perjodohan kami. Dan coba tebak, Josh juga dijodohkan denganku! Ini berita buruk.

Mengingat tragedi sebelumnya, membuatku ingin menghilang saja daripada berbicara dengan mereka. Aku malu, SANGAT. Dan syukurlah Papa datang dan menyuruhku untuk kembali ke Villa. Aku butuh mandi, pasir-pasir ini masuk kedalam pakaian renangku dan itu menyebalkan.

"Terima kasih, Pa. Aku benar-benar canggung dan yah, kulitku bahkan sudah berubah warna." Kataku kemudian meraih handuk dari tangannya.

"Berubah warna? Memangnya putriku seorang biawak bisa berubah warna?" Papa  terkikik melihat wajahku yang memeberengut. Barcandamu jelek, seleketep!

"Bunglon, Papa. Memangnya kulit Lara tidak terlihat lebih gelap, Pa?"

"Gelap? Sekarang masih siang, Lara." Aku mendengus kemudian berlari ke lantai dua untuk membersihkan tubuhku. Tapi...

Brukk!

"Peter? Aku minta maaf, aku terburu-buru tadi." Ya begitulah, Peter dan aku bertubrukan. Rambutnya terlihat basah dan aku dapat mencium aroma sabun darinya, dia baru selesai mandi. Tapi, kapan dia kembali?

"Tidak tidak, aku yang terburu-buru. Aku minta maaf." Peter mengusap belakang lehernya dengan canggung. Dan tatapannya aneh dan tidak terbaca olehku, apa ada yang salah?

"Umm yah, aku mau mandi. Dah!" Aku dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kamarku. Entah kenapa aku ingin sedikit menjaga jarak dengannya sekarang.

"SURPRISE!" Aku tersentak begitu Christine muncul dari samping kiri dengan suara cemprengnya. Aku langsung memeluknya tanpa mempedulikan pakaian renangku yang sedikit basah.

"Wow, sepertinya kau habis berenang. Apa dengan Peter?" Baru saja berpelukan sudah membuatku jengjel saja, Chris. Untung sayang.

"Jangan menggodaku!" Cibirku.

"Tinggal bilang saja 'iya' apa susahnya, sih?" Aku memutar kedua bola mataku kemudian Chris tertawa.

"Kau tunggu di sini, aku akan mandi sebentar."

"Surprise." Aku kembali dikagetkan oleh seseorang. Dia Gen, teman lamaku. Aku tidak yakin dia masih menganggapku teman.

"Hai, Gen." Kami  terlihat canggung hingga Chris menghalaunya. Chris mendorong tubuh kami hingga bertubrukan, dan untungnya aku tidak lengah dan bisa mendekap Gen, dia pun sebaliknya.

"Pelukan itu semudah ini, kenapa kalian sesulit itu untuk melakukannya?" Ujar Chris kemudian memeluk kami berdua. Aku tidak bisa tidak menahan air mataku untuk ini. Aku merindukan persahabatan ini.

Gen akhirnya bersuara ketika pelukan kami mengendur dan terlepas. "Ayolah, Lara. Jangan menangis, aku benci air mata." Matanya berkaca-kaca ketika aku menyeka kedua pipiku.

"Apakah kita... kembali?" Chris bertanya dengan nada keraguan yang jelas terdengar dari suaranya. Aku dan Gen saling berpandangan kemudian menganggukan kepala kami.

"Tentu!"

Kami bertiga kembali berpelukan hingga aku kembali teringat untuk mandi. Pelukan kami terlepas dan aku berlari ke arah kamar mandi.

Setelah satu jam bercerita, kami turun ke bawah untuk pergi ke pantai untuk melihat sunset.

Saat kami berjalan ke pantai, kami bertiga berpapasan dengan Peter. Gen terlihat tidak nyaman ketika Peter berhenti untuk menyapa kami bertiga.

"Kalian berdua kesini juga?" Tanya Peter  sekedar basa-basi.

"Ini permintaan Miss Covey, tuan." Chris membuka suara menjawab pertanyaan Peter seperti seorang pelayan. Kami semua tertawa terkecuali Gen.

"Lalu, kalian mau kemana sore-sore begini?" Tanya Peter.

"Pergi melihat sunset, mau ikut?" Tawarku dengan mengangkat kedua alisku.

"Umm... Tidak tidak, terima kasih." Peter menepuk pundakku, kemudian berlalu ketika berjalan melewati kami bertiga.

Sesampainya di pantai, kami bertiga bertemu dengan John dan Josh yang sedang membuat api unggun.

"Hai, Lara. Eh, ada kalian juga. Aku baru tahu kalau kalian ke Bali juga." Josh menyapa kami bertiga kemudian mempersilahkan kami untuk bergabung mengelilingi api unggun.

"Ya.. Aku yang mengajaknya. Aku kesepian disini." Kataku berterus terang.

"Oh, ya! Besok aku berencana untuk ke tengah laut untuk berpesta. Tadinya hanya akan ada laki-laki saja, bertiga. Apa kalian mau ikut?" Tawaran John menarik perhatianku.

"Bertiga? Apa disana akan ada Peter?"

Peter menghampiri api unggun dengan membawa satu baskom seafood segar. "Kenapa tidak? Besok akan lebih menyenangkan jika kalian ikut bergabung bersama kami! Bagaimana, Lara?"

Aku menatap Gen dan Chris untuk meminta persetujuan, dan mereka tidak keberatan.

"Ya! Kami bergabung!"

***

✨annisaas's notes✨

Maaf bangett baru up, keasikan nonton kartun siih😅 mweheheh, peace!

btw, kenapa ya Gen merasa nggak nyaman di sekitar Peter? kenapa juga persahabatan Lara, Christine sama Gen bisa renggang?

pertaannya bakal di jawab di part selanjutnya sama mereka✨

jangan lupa kuat iman + tinggalkan jejak yaa guys:D

Peter's FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang