Sebuah Clue

24 3 0
                                        

"Josh?!" Lara memekik senang dan langsung menghambur ke dekapan Josh. Peter terdiam menyaksikan kejadian mustahil di depan matanya.

"Aku-aku sangat menghawatirkanmu, Josh! Kau kemana saja?! Tadi pantai ini berubah menjadi hutan yang menyeramkan dan aku hampir diserang seekor seriga ... la." Ucapan Lara terhenti ketika melihat ke sekelilingnya. Pohon kelapa, sinar rembulan, deburan ombak, dan pasir pantai.

"Ini mustahil, bagaimana ini bisa terjadi?! Ya Tuhan..." Lara terduduk di pasir, mencengkram kepalanya dengan frustasi.

"Lara..." Peter menyentuh bahu Lara yang langsung ditepis kasar oleh sang empunya.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Lara. Itu-"

"Semua akan baik-baik saja selama aku berada di dekatmu, Josh." Lara menyela ucapan Josh kemudian memeluknya kembali.

"Umm, teman-teman ... sepertinya kita harus menemukan John." Peter menginterupsi kegiatan dua sejoli di depannya.

Lara berdecak kesal mengingat Peter masih berada di sekitarnya. "Kau saja yang mencarinya, kakiku sakit."

"Baiklah, tapi-"

"Apa? Kau ingin Lara ikut bersamamu?" Josh menyela ucapan Peter dengan tatapan sinisnya.

"Bukan itu, John pergi ke rumah kayu saat di hutan tadi, dan sekarang rumahnya..."

"HILANG?!"

(💍)

"Bohong pasti bilang ini Margot." Kitty berucap dengan asal sambil meratapi gulungan ombak di depannya.

"Bodoh,"

Kitty menoleh ke arah sumber suara dengan menaikan sebelah alisnya. "Bodoh? Maksud Kakak?"

"Ucapanmu tadi itu terdengar bodoh, bahkan seperti orang bodoh." Jawab Nathan berterus terang. Jujur, ia sama sekali tidak tertarik bahkan terhibur dengan gaya bahasa baru yang Kitty praktikan.

"Kau tidak tahu? Ini namanya gaya." Kitty mendengus dan membaringkan tubuhnya di atas pasir.

"Ya ya ya, terserah. Aku tidak peduli dengan gaya omong kosongmu. Yang terpenting adalah menyelamatkan kakak tercinta kita,  bagaimanapun caranya! Ada ide?" Nathan ikut berbaring di samping Kitty setelah menumpahkan semua isi kepalanya.

"Margot! Dia harus tahu semuanya. Dia adalah pemecah masalah yang handal dan terpercaya tanpa perlu bayaran!" Kitty bangkit terduduk merogoh saku celana pendeknya mencari sesuatu.

Nathan menoleh dan menatap heran ke arah Kitty. "Margot? Siapa dia?"

"Kau lupa?! Dia Kakakmu juga selain Kak Lara," Kitty menghembuskan nafasnya yang tertahan. "Kak Nathan, apa kau membawa ponselmu?"

(💍)

Jam menunjukan pukul 20.19, hari semakin malam ketika ketiga remaja tersebut memutuskan untuk beristirahat sejenak di dalam yacht setelah perjalanan yang panjang mencari John di sekitar hutan.

Pulau tak berpenghuni seperti ini tidak aneh masih terdapat hutan belantara, pasalnya dari identitasnya saja tidak berpenghuni, maka akan terlihat sangat aneh bukan jika terdapat banyak mansion? Itulah isi kepala Peter sekarang saat menatap nanar gulungan ombak yang disinari oleh sang rembulan.

"Baiklah, waktu istirahat sepertinya sudah cukup." Josh memecah keheningan diantara suara ombak dan desiran angin malam. Dan dibalas anggukan oleh Peter dan Lara setelahnya.

Mereka kembali berjalan ke arah dimana rumah kayu milik Josh. Ketiganya membeku di tempat dengan perasaan yang berkecamuk setelah mendapati rumah kayu  yang mereka tuju berada di tempatnya semula.

"Ini ... tidak mungkin! Ta-tadi rumahnya kan ... ah, aku tidak peduli!" Peter berlari menuju pekarangan rumah dan menerobos pintu yang tidak terkunci. "John! Kau dimana? John!"

Peter mengacak rambutnya hingga sebuah tangan menariknya kedalam ruangan yang berbau bunga mawar yang menusuk indera penciumannya.

"Sstt! Ini aku John." Bisik John ketika pintu telah tertutup rapat dan terkunci.

"Syukurlah kau baik-baik saja, tadi kau menghilang bersamaan dengan rumah ini asal kau tahu! Kau membuat kami khawatir." John hanya menggaruk tengkuknya kemudian terkekeh.

"Ada yang lebih penting dari keberadaanku,  Peter. Ini, ruangan ini beserta isinya yang harus di khawatirkan." Ucapan John membuat kedua mata Peter membola ketika memandang ke sekitarnya.

Lampu remang-remang, kelopak mawar beraneka warna, kendi tanah liat, hingga dupa yang dibakar. Dan jangan lupakan foto-foto lara yang di tempelkan di tembok membuat kinerja jantung peter bekerja seribu kali lebih cepat.

"Apa ini? Semuanya, apa yang akan Josh lakukan padanya?" Tanya Peter kemudian mengambil salah satu foto dirinya dan Lara yang terdapat coretan pada bagian wajahnya.

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin nyawa kita tidak dalam keadaan yang aman selama kita di pulau ini."

***

✨annisaa's notes✨

Alohaaa~~
Iyaa tau kok, worknya terbengkalai='D
See ya di next chapter:3

Peter's FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang