Chapter 12

1K 153 13
                                    

~Di kamar Muichiro~

“(Y/n)-san. Kamu tidur di kasurku saja, ya. Biar aku yang tidur di sleeping bag,” ujar Muichiro setelah menggelar sleeping bag hijaunya. Gadis itu menggeleng, “Bukankah itu tidak sopan? Ini kan kamarmu,”
“Ya tidak apa-apa. Lagipula kau kan perempuan. Aku harus menghormati perempuan,” kata Muichiro. Pipi (y/n) memerah, ia pun mengangguk pasrah.

“Hmm… (y/n)-san. Boleh aku bertanya sesuatu?” celetuk Muichiro saat mereka sudah berbaring di tempat masing-masing. “Ya?”
“Kenapa saat di taman waktu itu kamu menangis? Dan apa ada hubungannya dengan kau yang tidak dekat dengan keluargamu?” tanyanya langsung. (Y/n) mematung, ia tidak menyangka Muichiro akan menanyakan hal “itu”. “Ayolah. Kamu membuatku khawatir, tahu,” desak anak lelaki itu sambil mendudukan tubuhnya. (Y/n) pun ikut duduk.

“Baiklah… tapi janji kamu tidak akan memberitahukannya pada siapapun, ya?”
Muichiro mengangguk cepat. (Y/n) pun menceritakan segalanya. Mulai dari saat keluarganya pergi liburan tanpa memberitahunya. Muichiro membelalakan matanya dengan tidak percaya.
“Eh? Jadi kau memang tidak dekat dengan keluargamu, ya? Dan saat itu, berarti kau tidak makan-makan? Bagaimana kau bisa tahan dengan itu? Lalu, itu berarti mereka selama ini memperlakukanmu dengan tak adil?!” Muichiro memberondong (y/n) dengan pertanyaan. Gadis itu tersenyum kecil, “mereka memperlakukanku dengan baik, kok. Tenang saja,”

Muichiro menggeleng keras-keras, “apa seperti itu yang Namanya “memperlakukan dengan baik”? mereka harusnya mengajakmu bicara, atau menghargai karyamu! Dan tadi kau juga bilang adikmu yang memakan cupcake buatanku untukmu, kan?! Lagipula dia bahkan tidak bilang padamu! Lalu… lalu…!”
“Tenanglah, Muichiro-san. Kamu berlebihan, tahu. Kalau Yuichiro dan ibumu terbangun karena teriakanmu bagaimana?” bisik (y/n).

Muichiro naik ke Kasur dengan cepat. “Bagaimana kamu bisa tahan hidup seperti itu? Kalau aku jadi kamu, aku sudah kabur dari rumah,” kata Muichiro di wajah (y/n). Hal itu membuat (y/n) memundurkan wajahnya.

Gadis itu tersenyum kecil. “Aku tidak bisa melakukan hal itu, Muichiro-san. Kalau aku kabur, mereka akan khawatir padaku,” ujarnya. Muichiro mendecih pelan, “yang benar saja? mereka bahkan tidak peduli kau tidak pulang ke rumah seperti saat ini kan?”

(Y/n) terkekeh pelan. Memang, ibu maupun ayahnya tidak menelepon atau mengirim pesan padanya sejak ia sampai dirumah Tokito kembar.
“mereka benar-benar tidak peduli padamu. Awas saja, kalau aku bertemu mereka, akan kuhajar mereka!” tekad Muichiro degan muka serius.
“Se-sebaiknya kita tidur sekarang, Muichiro-san. Sudah larut malam,” kata (y/n) pelan, menghentikan temannya sebelum bicara terlalu jauh. Muichiro menurut. Ia turun lagi menuju sleeping bagnya.
“Selamat malam, Muichiro-san,”
“Selamat malam, (y/n)-san,”

~Keesokan paginya~

Tok.. tok… tok..
Seseorang mengetuk pintu kamar Muichiro. Orang itu pun masuk dan tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri melihat Muichiro dan (y/n) yang masih terlelap. “Benar-benar cocok!!” serunya tanpa sadar, membuat kedua orang yang sedang diperhatikannya terbangun. “haah..? hoaam… Kak Yui? Sedang apa disini?” tanya Muichiro seraya duduk. “Waduh, ketahuan,” kata Yuichiro sambil nyengir. “Kak Yui liatin kita ya?!”
Yuichiro buru-buru menggeleng, “ti-tidak kok! Aku justru mau membangunkan kalian. Cepat, kita sudah mau telat lho,” ia pun beranjak keluar kamar sambil tertawa dalam hati.

Muichiro meloncat bangun, lalu melirik kearah (y/n) yang ternyata masih tertidur. “Ya ampun, apakah ia tidak mendengar teriakan kak Yui barusan?” gumamnya. Ia pun mengguncang bahu gadis itu, “(y/n)-san, sudah pagi. Nanti kita terlambat ke sekolah,” ucapnya lembut. (Y/n) perlahan membuka matanya, kemudian menguap. “sudah pagi..? cepat sekali… aku masih ngantuk…” gumamnya seraya mengusap matanya. Muichiro terkekeh melihat tingkah gadis itu. Ia pun menarik tangannya supaya berdiri. “Mari kita lihat apa yang ibu masak untuk sarapan,”

Mereka bertiga (dengan Yuichiro) sarapan dengan cepat. Roti lapis yang dibuatkan Nyonya Tokito enak sekali. Satu persatu dari mereka lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi bergantian. “Hmmm… Muichiro-san?” panggil (y/n). ia dan Muichiro menunggu Yuichiro yang sedang mandi. “aku pakai seragam apa nanti?” tanyanya.

“oh iya ya! Ya ampun.. aku lupa bahwa seragammu yang kemarin sudah terkoyak-koyak,” kata Muichiro sambil menepuk dahinya. (Y/n) menghela napas Panjang. “Terus bagaimana?” tanyanya lagi.
Saat mereka sedang berpikir, Nyonya Tokito tiba-tiba datang dengan sebuah seragam perempuan. “Kau bisa memakai ini, (y/n)-san. ini seragam saat aku masih bersekolah di sekolah kalian. Sudah usang, tapi masih bisa dipakai,” katanya. (Y/n) menerimanya, lalu tersenyum, “terima kasih, tante,” Nyonya Tokito mengangguk. Ia pun pergi.

✔️ || Always With You [Muichiro X Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang