Chapter 19

817 106 11
                                    

Mereka akhirnya sampai di rumah Tokito kembar. Muichiro membuka pintu dan mempersilahkan (y/n) masuk. “Oh ya, dimana (y/n)-san akan tidur ya?” Yuichiro menceletuk. “Dia bisa tidur di kamarku atau kamarmu. Lalu, kita tidur bersama,” jawab Muichiro. Yuichiro ber-ooh sambil mengangguk.
Tiba-tiba seseorang datang dari dapur. “Ah, ternyata kalian sudah datang,” kata Nyonya Tokito, “(y/n)-san, kuharap kau merasa nyaman tinggal disini,”
“I-iya, te-terima kasih telah menerimaku,” ujar (y/n) seraya membungkuk. Nyonya Tokito tersenyum, lalu menyuruh (y/n) menaruh koper dan tasnya di ruang keluarga. “Kalian bertiga sebaiknya mandi dulu,” katanya. (Y/n) dan Tokito kembar mengangguk.

“(Y/n)-san, kamu mandi duluan saja,” kata Tokito kembar bersamaan. “Ba-baiklah…” gadis itu mengiyakan sambil memasang tampang sweat drop.
Setelah mereka semua mandi, (y/n) pergi ke dapur untuk membantu Nyonya Tokito memasak, sementara itu Tokito kembar membawa koper (y/n) ke kamar Muichiro. “Hahah… akhirnya kita tidur bareng lagi, Mui,” ujar Yuichiro seraya menaruh koper. “Huh, semoga kau tidak menendang-nendangku saat tidur,” gerutu Muichiro. Yuichiro tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
Mereka juga memindahkan beberapa baju Muichiro ke lemari Yuichiro. “Nah, dengan begini, kamu tidak usah ke kamarmu pagi-pagi untuk memakai baju. Heheh… apalagi kalau disana sedang ada (y/n)-san,” goda Yuichiro. Muichiro berdecak sebal dengan wajah merah, namun tak menanggapi lebih jauh.

Malamnya, saat semua sudah diatur, Tokito kembar dan (y/n) pun duduk di meja makan untuk makan malam. “(Y/n)-san, terima kasih sudah membantuku memasak, ya. Padahal aku tahu kau sedang kelelahan,” ujar Nyonya Tokito. “Tidak apa-apa, tante. Saya tidak suka bermalas-malasan sementara yang lainnya bekerja,”
Nyonya Tokito tersenyum sembari berkomentar, “Kau memang anak ya baik,”
Di sisi lain, Muichiro dan Yuichiro memperhatikan mereka. Yuichiro tiba-tiba menyikut lengan Muichiro, “tuh, sepertinya sebentar lagi hubunganmu akan direstui oleh ibu,” bisiknya. “Aku dan (y/n)-san hanya teman,” Muichiro balik berbisik dengan ketus. Yuichiro cekikikan dibuatnya.
“Sehabis makan, kalian langsung tidur, ya. Besok kan masih harus sekolah,” kata Nyonya Tokito. Ketiga anak itu mengiyakan. “Yui jangan main game sebelum tidur, nanti kebablasan,” katanya lagi sambil memasang death glare. “Iyaaaa,” balas Yuichiro.

~Seminggu kemudian~

Sudah seminggu (y/n) tinggal di kediaman Tokito. Semuanya berjalan normal. (Y/n) kadang masih memikirkan keluarganya, tapi itu tidak membuatnya sedih berkepanjangan.
Pagi itu, ia dan Tokito kembar sudah mandi dan sarapan, tinggal berangkat sekolah. “(Y/n)-san, kamu yakin tidak mau dirumah saja hari ini?” tanya Muichiro entah sudah yang keberapa kalinya. “Iya, Muichiro-san. Aku baik-baik saja, kok. Tenanglah,” kata (y/n) sambil tersenyum meyakinkan. Akhirnya Muichiro menyerah dan mereka pun berangkat.
Di jalan, Yuichiro berkata, “Aku baru ingat, tadi pagi, handphone (y/n)-san berdering, jadi kuangkat saja. Ternyata itu polisi yang kemarin. Kamu disuruh datang ke kantornya sepulang sekolah nanti,”
“Oh, oke. Terima kasih, Yuichiro-san,”

“Kak Yui, kau tidak boleh menjawab telepon orang sembarangan,” Muichiro menatap Yuichiro dengan galak. “Yaa… maaf. Kan takutnya telepon itu penting makanya kuangkat. Dan ternyata memang penting,” katanya membela diri. Muichiro menghela napas pelan, sementara (y/n) terkikik.
Mereka sampai di sekolah tepat waktu. Hari itu berjalan normal, dan tidak ada ulangan. (Y/n) berusaha tampak biasa saja.

Waktu istirahat tiba dengan cepat. Begitu bel berbunyi, Nezuko, aoi, dan Kanao datang ke mejanya, “hey, (y/n)-chan! pulang sekolah mau ke kafe es krim bersama?” tanya Nezuko, ceria seperti biasanya. (Y/n) terdiam. Ia tahu bahwa ia tak bisa ikut karena harus ke kantor polisi, tapi ia tidak bisa bilang kalau ia akan ke kantor polisi, kan?
“Ehm… sebenarnya aku ingin sekali, tapi aku ada urusan setelah pulang sekolah, maaf ya,” katanya pelan.

Ketiga temannya menatap satu sama lain. “Tidak apa-apa, (y/n)-chan. Lain kali kalau kami mau kesana lagi, kamu akan kami ajak,” ujar Kanao. Mereka bertiga pun pergi. Muichiro yang sedari tadi mendengar percakapan singkat mereka pun angkat bicara, “nanti mau kutemani ke kantor polisi?”
(Y/n) mengangguk, “ya, aku tidak akan berani kesana sendiri. Terima kasih,”
Muichiro tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Mereka pun memutuskan memakan bekal mereka bersama Yuichiro yang tiba-tiba muncul.

✔️ || Always With You [Muichiro X Reader] ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang