✿✿✿
Pagi ini Floren dan Arkan sudah bersiap-siap untuk pergi jogging bersama Arkan. Sudah lama sekali Arkan tidak olahraga bersama dengan Floren. Akhirnya, Arkan dan Floren memutari komplek perumahannya. Sudah hampir tiga puluh menit mereka berlari santai. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di taman dekat danau, tempat terakhir sebelum Arkan pergi.
Suasana di sini masih sama seperti pertama kali Arkan datang dan bertemu dengan Floren. Floren mengayunkan kakinya sambil menatap danau yang airnya sangat tenang. Tidak ada pembicaraan antara keduanya, mereka hanya diam.
"Udaranya sejuk, ya?" Ucap Floren memecah keheningan antara dirinya dan Arkan.
"Iya, sama kayak dulu. Gak pernah berubah."
Arkan memperhatikan Floren secara diam-diam, teman kecilnya tidak pernah berubah selalu saja cantik. Floren menoleh ke arah Arkan dan netra coklat mereka bertemu. Sial, kenapa jantung Arkan berdetak lebih kencang?
"Kenapa Arkan?" Tanya Floren.
"Kenapa apanya?"
"Kenapa merhatiin gue kaya gitu?"
"Karena lo cantik." Floren tersenyum menatap Arkan, sama seperti dulu Arkan selalu memuji Floren dengan kata cantik.
✿✿✿
"Lo kenapa ga punya pacar?" Tanya Floren.
"Ga ada yang menarik di sana." Ucap Arkan dengan santai sambil mengaduk seporsi bubur yang baru datang.
kalian tim bubur diaduk atau enggak nih?? ^^
Arkan dan Floren memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.
"Gaya lo selangit," ucap Floren menyodor jidat Arkan, membalas perkataan Arkan tadi. Mereka berdua terkekeh. Saat sedang asik makan, tiba-tiba handphone Arkan berbunyi. Ternyata ada panggilan masuk dari mamanya, Arkan langsung buru-buru untuk mengangkat telpon tersebut.
"Halo ma, kenapa?" Tanya Arkan.
"Adek kambuh lagi?" Lanjutnya.
"Iya, abang pulang ya,"
Arkan memanggil tukang bubur, lalu ia membayar makanan yang tadi dipesannya. Arkan langsung mengajak Floren untuk . Floren tidak mengerti mengapa Arkan sangat panik. Ada apa?
"Kenapa Kan?"
"Adek gua,"
"Adek lo? Kenapa?"
"Penyakitnya kambuh,"
Arkan menjelaskan semuanya kepada Floren selama perjalanan, Floren yang mendengar penjelasan dari Arkan sangat kaget dan khawatir. Dipikiran Arkan saat ini hanyalah adiknya, ia sangat khawatir dan takut. Arkan dan Floren langsung menuju ke rumah sakit.
✿✿✿
Dafi pagi ini mengantar bekal untuk Kirana. Sebenarnya ia sangat malas, namun karena bundanya yang meminta Dafi untuk mengantarkannya akhirnya Dafi pun mengalah. Tidak sampai lima belas menit Dafi sudah sampai di rumah sakit di mana kakaknya berkerja.
Dafi masuk, lalu tercium bau rumah sakit dan obat-obatan yang menyengat di hidung Dafi . Ia sangat tidak menyukai bau ini, bau yang sangat Dafi benci semenjak ia kecil. Dafi langsung menuju ruangan kakaknya yang ada dilantai 3. Namun, saat Dafi hendak menaiki lift menuju ruangan kakaknya, ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menangis di depan ruangan UGD. Dafi menghampiri wanita tersebut lalu ia memberikan air mineral dan tisu kepadanya. Untungnya Dafi sempat mampir ke minimarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Meet You [Revisi]
Teen FictionSeorang gadis yang menyukai pria yang sifatnya sedingin kutub utara, ia jatuh cinta pada pandangan pertama saat pertama kali masuk sekolah, apakah dia bisa menaklukkan kutub Utara tersebut atau justru malah sebaliknya ia akan menyerah? Mari kita lih...