murid baru

4 1 0
                                    

“ haaah, hari ini aku biarkan kau menang.”
namaun ia nggak bisa nutupin rasa malu akan kekalahanya walaupun ia sudah memalingkan wajahnya agar tak terlihat wajah nya yang memerah.

" haaa, kau sudah pasti kalah dari awal karena ku sudah menjebak mu agar masuk dalam permainan ku.”

“ haaa, nggak mungkin aku emang ngalah tadi.”
entah ia kehabisan suara atau apa tapi saat ia bilang aku ngalah tadi pelan banget.

“ kau memang kayaknya nggak sadar sudah ku permainkan, pertama aku tadi sengaja ngeluarin pistol pas duel pertama biar aku tau apa yang kau keluarkan pertama kali, dan ternyata kertas. Kedua karena kamu udah ngeluarin kertas biasnya manusia akan mengeluarkan sesuatu yang lain entah gunting atau batu. Sedangkan antara batu dan gunting lebih kuat batu maka aku keluarkan batu karena walau pun kau keluarkan batu aku masih bisa seri, tapi kau malah ngeluarin gunting.”
dengan logat bak orang yang ahli mengajari seorang pemula.

“ padahal aku Cuma pakai telepati buat tau kamu ngeluarin apa?, terus aku ngeluarin pistol agar aku bisa menelepati pikiran mu karena telepati ku memerlukan beberapa waktu agar bisa masuk ke pikiranya!” bisik nendra dalam hati tentang kejadian yang sebenarnya. Saat dia mengalahkan ana.

“ haaa aku tau kok kamu mau ngelakuin itu.”
dengan malu malu ia berbicara seperi itu.

“ huuu, apanya yang tau, kau tadi terkejut setelah di beri tau nendra!”
sorakan murid lain.

“ apa yang kalian bilang!”
dengan tatapan seperti peredator yang siap menerkam mangsanya tapi lebih mirip mau melampiaskan semua kegagalanya pada mangsanya. Karena takut para siswa lari dan duduk secepat kilat ke bangkunya sendiri-sendiri kecuali mereka berdua, mereka berdua berjalan dengan santai mendekati tempat duduk mereka sendiri.

“ yooo, baik kalian sudah duduk di bangkunya sendiri-sendiri, berarti kalian sudah menerima ku sebagai guru kalian?”

“ haaaa, siapa yang menerima mu jadi guru kami dasar bitch .”
siswa yang duduk di sebelah nendra berteriak dan menyoraki ana dengan sebutan bitch karena ia nampak seksi.

“  haaa kau bilang apa bocah ingusan!”
dengan tangan menunjuk kepada murid tersebut.

“ nggak, ngggak aku nggak bilang apa-apa tadi.”
sifatnya seperti seoorang anak yang habis di ceramahi oleh ibunya habis-habisan.

“ oke, aku pura-pura nggak denger." sambil menutup telinganya dengan telapak tangan.

“ dan selain kalian dapat wali kelas baru kalian bakal dapat teman baru.” awalnya para murid menggangap ucapan ana bahwa ia lah guru dan teman baru mereka tapi jika dilihat-lihat ia seperti melambaikan tangan ke luar pintu seperti memangil seseorang.

“ he, sini cepat masuk!”
masuklah seorang cewek dari pintu masuk kelas tersebut. Semua mata di kelas itu hanya tertuju pada cewek tersebut. Tak disangka mereka akan dapat teman kelas bule blesteran. Dengan rambut pirang dan gaya rambut yang  diikat dengan kepangan dipigirnya dan rambut tengahnya dibiarkan terurai. Dengan bodi yang langsing, mata nya bening berwarna biru samuderadan mulutnya seperti marsmalo begitu kecil dan terlihat lembut sambil ia senyumkan. Dengan kulit yang putih bagaikan salju. Dan kehadiranya membuat semua damai dan adem, bahkan sampai terlihat seperti bunga bermekaran di mana-mana. Sehingga para siwa laki-laki tersenyum bahagia bagai melihat akhir tujuan hidup mereka. Para wanita pun bak melihat malaikat kecil yang siap menuntun mereka ke jalan yang benar. Tapi cewek tersebut malah terfokuspada seseorang yang duduk di belakang dan senyumanya seketika hilang. si luthfi yang pede menggangap bahwa ia sudah masuk cerita khayalanya.

“ heee nendra." sembil menarik-narik bajunya nendra sambil berbisik .

“ apa?”

“ nanti ketemui aku di tempat biasanya!” tapi nendra tidak terlalu memedulikanya.

Ia hanya memperhatikan cewek itu cewek itu seperti tak asing dan seketika ia berubah sifat lagi.

“ huaaa cantik bener..." salah satu teriakan siswa yang mengundang keributan ke kelas.

“ oke, oke diam lah kalian lolicon biar dia bicara!”
dengan mendekati dan memegang pundak murid tadi seperti memberi isyarat untuk murid baru itu mengenalkan dirinya. Dia pun mengambil spidol dan menuliskan namanya ke papan tulis tapi yang terlihat bukan abjad. Para murid kebingungan dan mereka menduga ia nggak bisa ngomong basa sini. Karena di papan tulis itu semua tulisan berbahasa asing bisa di buat bahasa indonesia.

“ salam kenal nama ku shina yuki aku dulu tinggal di tokyo bersama orang tua ku, eee aku berumur 16 tahun. Eee semoga kita bisa akrab!”
sambil membungkuk, ia ngelakuin itu mungkin kebiasan orang japang yang mengenalkan diri pasti nulis pake kanji dan membungkukan kepalanya.

“ aa, salam kenal shina.”

“ oke, shina sekarang kau duduk  di depan nya orang payah itu!”
yang iya tunjuk adalah nendra.

“ siap, sensei.”

“ eee, tolong pakai bahasa indonesia aja ya!”

Shina hanya menganguk dan ia pun jalan ke tempat duduknya dengan tatapan seperti tidak terlalu suka dengan orang yang ada di belakangnya. Ia duduk dan mendorong kursinya ke belakang sekuat mungkin hinga nendra yang di belakang nya mengeluarkan suara kesakitan .

“ adih dih sakit tau aku salah apa sih?”
sepertinya nendra agak lupa akan kejadian tadi pagi.

“ dasar pinplan.”

Nendra mencoba mengingat
” ooo kau kan cewek yang kancing bajunya kebuka tadi, bener nggak ?”

tanpa rasa salah ia berbicara dengan pedenya.

Shina syok dengan muka yang memerah ia ngomong.
“ baka!”
seketika ia menghadap ke depan dan mencoba berbicara dengan cewek yang di tabrak luthfi.

“ aaaa, aku bicara apa tadi, dia marah kan harusnya aku minta maaf tadi!”
nendra menyesalinya dalam hati.

“ salam kenal nama ku shina, namamu siapa?”

“ nama ku ?, pangil aja lily.”

“ salam kenal lily.”

“ o iya apa hubungan mu sama si maniak cewek!”
sambil melihat si nendra  dan menunjuk ke arah nendra.

“ ooo, dia, aku tadi di lecehkan sama dia.”
tanpa ekspresi

“ apa!”
teriakannya membuat seisi kelas terkejut. Dan dia teriak itu saat ana menjelaskan dirinya juga blesteran.

“apa kau nggak percaya nona?”
dengan muka mengimitidasi.

Lily bingung ia mencoba mencari alasan sambil mengucapkan beberapa kata.
“ engak, engak aku Cuma kaget,eeeee,ngeliat luthfi moteret kamu?”
entah kenapa luthfi memotret ke arah ana bagaikan penguntit

“ heii kau pemberi syarat!”
dengan baju yang di lipat ke atas seperti siap memukul. Bukanya takut luthfi malah terus memotret lengan ana yang terbuka.

“ heei ku pukul kau, atau kau berhenti.”
luthfi yang tidak mempedulikan tatap memfoto. Bukanya luthfi tapi ia malah menampar nendra yang dari tadi Cuma memperhatikan. Nendra Cuma bisa kaget dan saat itu bel tanda bergantinya jam ke pelajaran selanjutnya berbunyi.
Para murid semua terdiam ana keluar dari kelas dan neraka untuk para murid datang. Guru matematika masuk dan mebawa setumpuk soal.

“ belum juga di ajari langsung di kasih soal, nasib-nasib.”
bisik para murid dalam hati.

“ oke para murid kerjakan semua soal ini dalam waktu pelajaran ibu guru jika ada yang nggak bisa tanya bu guru kalian bebas mencari penjelasan ataupun materi dari apa pun dan santai saja!”

TANPA KUSADARI KU TERJEBAK CINTA YANG LEBIH RUMIT DARI PADA CINTA SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang