Hari itu, aku diajak oleh kak Putri untuk menemaninya pergi ke suatu tempat. Tentu saja aku harus ke rumah Rika terlebih dahulu. Rumah Rika adalah rumah yang sangat megah dan mewah. Dirumah itu terdapat banyak sekali mobil yang parkir. Tamannya yang hijau dan rumahnya layaknya istana. “Ini dia rumahku, hihi jangan kaget. Silahkan masuk.” Aku belum pernah masuk kerumah Rika. Saat itu, hanya sampai ke depan gerbang pada saat aku mengantarkan Rika pulang (Bab 3). Dan benar saja, mataku terbelalak karena rumahnya yang sangat besar. Tidak seperti rumahku. Rumahnya seperti besarnya istana. Sangat mewah sekali perabotannya. Bi Iin menyuruhku untuk duduk. Sebenarnya aku disini untuk menemani kak Putri. Karena, kak Putri keluar kesuatu tempat bersamaku. “Denger ya, jangan sampe kamu buat kakakku baper. Awas aja nanti !” aku diperingatkan oleh Rika. Akhirnya, kak Putri datang menuju ke arahku sambil ditemani oleh bi Iin. “Maaf ya lama.” Kak Putri sangat cantik sekali dengan baju v neck warna biru. Menurutku bajunya sangat pas dipakai oleh kak Putri. “Oke kak Putri, kita mau kemana?” tanyaku pada kak Putri. “Terserah kamu Surya, aku ikut aja. Sesuatu yang bisa membuatku merasa tenang. Banyak orang tetapi tidak terlalu banyak. Tempatnya teduh dan semilir angin menerpaku.” Kata kak Putri. “Hmm, gimana kalo taman kak?” kataku. “Boleh juga Surya.” Kata kak Putri. “Rika, jangan cemburu yaa kalo kakak sama Surya. Kan, kemarin kamu udah sama Surya, hihihi.” Kata kak Putri mengejek Rika. “Hmph, terserah kakak deh.” Sepertinya Rika merajuk. Akhirnya kak Putri memeluknya dan mereka saling bercanda lagi. Meskipun mereka bukan saudara kandung. Tapi, mereka bisa sangat dekat sekali. Apa karena mereka bersama sejak kecil? “Nak Surya, tolong ya untuk menjaga Putri. Surya tau kan kalo Putri itu tuna netra. Jadi dia harus dituntun setiap saat.” Kata bi Iin. “Iya bi, Surya bakal menuntunnya nanti.” Aku dan kak Putri berpamitan dengan bi Iin juga Rika. Sepertinya, Rika sedang merajuk. Tapi, mau gimana lagi. “Oh iya kak Putri, kita makan dulu gimana? Sekarang sudah siang, jadi makan dulu yuk.” Aku mengajak kak Putri untuk makan terlebih dahulu. “Eh, boleh aja Surya. Mau makan dimana kita?” tanya kak Putri. “Gimana kalo McDonald?” kak Putri menganggu kan kepala untuk menyatakan setuju. Kami pergi ke McDonald terlebih dahulu. “Mau pesan apa kak?” tanyaku pada kak Putri. “Terserah Surya aja deh. Pokoknya kak Putri makan.” Akhirnya, kami memesan dua paket ayam. Kak Putri memakan nya dengan lahap. Kak Putri seperti seseorang yang sangat rindu dengan ayam McDonald. Tak lama setelah itu, kak Putri cegukkan. Ia sangat lucu sekali. “Hahaha makanya kak, kalo makan jangan tergesa gesa. Kak Putri ini kayak singa lagi makan aja.” Kata kataku membuat kak Putri tertawa. “Aku suka banget sama ayam McDonald. Aku suka burgernya, ice cream nya dan lain lain. Sejak kecil, aku sering makan McDonald. Maka dari itu, aku sangat bersemangat kalo makan McDonald.” Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan ke taman kota. Seperti biasa, taman kota Surabaya sangat ramai dengan orang. Taman bungkul pernah mendapatkan prestasi. Aku duduk dengan kak Putri. Sambil memakan ice cream yang kami beli. Ice cream kak Putri adalah anggur dan punyaku itu vanilla. “Enak ya rasa ice cream ini, aku juga bisa mendengar musik yang sangat indah, bisa menyentuhmu, bisa menghirup wangi parfum. Tapi, bila aku terlahir dengan mata yang tidak seperti ini, pasti aku bisa merasakan dunia 100%.” Kata kata kak Putri membuat ku sedih. Pasti sangat sulit kalo menjadi kak Putri. Tapi, kak Putri adalah wanita yang hebat. Andai dia bisa melihat dunia ini. “Aku gak bisa melihat dunia ini. Gak bisa ngelihat Rika. Gak bisa ngelihat kamu. Kenapa harus aku?” kak Putri curhat padaku. “Kak, tuhan gak akan kasih cobaan pada hambanya yang gak mampu untuk menahan cobaan tersebut. Kalo kak Putri mendapat cobaan, berarti kak Putri itu hebat. Hamba tuhan yang bisa menampung cobaan ini hanya kak Putri. Maka dari itu, kak Putri diberi cobaan ini. Kak Putri harus bersyukur dengan apa yang kak Putri punya sekarang.” “Sebenarnya, kak Putri masih bisa merasakan dunia ini.” Kataku. “Gimana caranya?” tanya kak Putri. Tangan dari kak Putri aku ambil dan meletakkannya di dadaku. “Bisa ngerasain?” tanyaku. “Ya bisalah, ini kan jantungku.” Kata kak Putri. “Yaa, ini lah duniamu kak. Aku lah duniamu. Biarpun kak Putri memiliki kelemahan, tapi aku akan tetap menyayangi kak Putri.” Mendengar hal itu, kak Putri tersenyum dan mukanya memerah. Ia terlihat malu, senang, gugup dan lain lain. “Makasih ya Surya, meskipun dunia yang asli tak dapat kulihat, aku masih bisa merasakan duniaku, yaitu kamu.” Setelah itu, ada wanita paruh baya yang mendatangimu dengan kak Putri. “Heh Putri, dicari ibu malah disini. Kamu malah berduaan sama dia. Ayo mana janjimu kemarin. Katamu kan ayah udah gajian. Kasih ke Ibu sini. Kamu udah janji kan.” Ternyata dia adalah ibu kandung dari kak Putri. “Heh buta! Ayo cepet ibu ditunggu orang nih.” Kata kata itu membuat kak Putri menangis. “Maaf bu, anda sudah minta tapi melakukannha kasar, kata kata ibu juga sangat menyakitkan hati.” Kataku pada ibu kandung kak Putri. “Kamu itu siapa?! Ikut ikut aja. Denger ya, anak buta satu ini udah janji padaku buat ngasih uang setiap bulan.” Bentak dari ibu kandung kak Putri. “Gimana, ibu bisa tahu aku disini?” tanya kak Putri sambil menahan tangisan nya. “Tck, dari saudara tirimu. Udah ayo kok!” jawab ibu Putri. “Besok aja ya bu, aku gak bawa uangnya.”Bohong pasti, ayo kasih aja berapa uangmu di dompet.” Dia memaksa kak Putri dengan kekerasan. “Maaf bu, sepertinya ibu harus pergi. Kalo ibu gak pergi, kayaknya ada sesuatu yang bakal ibu sesali.” Aku menahan tangan ibu kak Putri dengan erat dan mengancamnya. Ibu kak Putri takut dengan ancamanku karena dia melihatku sudah marah. “Awas ya kalo besok gak ada!” setelah berkata seperti itu, dia pun pergi. Tangis kak Putri tak terbendung lagi. Dia menangis terseduh seduh. Aku memeluknya untuk menenangkan nya. “Tenang kak Putri, dia udah pergi. Aku udah bilang kan, kalo aku adalah duniamu. Jadi aku bakal menjagamu.” Dia hanya memelukku sambil menangis dan tidak berkata kata. Ketika kak Putri sudah tenang, dia menceritakan ceritanya. “Aku, pernah berjanji sama ibu. Kalo ibu butuh uang, bakal aku kasih. Karena biar bagaimanapun dia tetap ibuku. Tapi, kata katanya membuat ku sangat sedih. Jika dia tidak mendapat yang dia inginkan, dia bakal memaksaku dengan kekerasan, menghina ku dan lain lain. Aku gak bisa melawan, dia ibuku.” “kak Putri, ada waktu kalo kita gak bisa ngelawan ibu. Tapi, bila kita sudah dalam keadaan bahaya, maka kita harus ngelawan. Setidaknya dengan kata kata. Tidak seperti kak Putri tadi. Kak Putri harus melawannya kak. Kakak itu manusia bukan karpet, keset welcome.” Aku menyemangati kak Putri. “Kenapa kak Putri gak ngomong ke ayahnya kak Putri?” tanyaku pada kak Putri. “Aku gak bisa ngomong ayah. Pasti ayah bisa marah.” Jawab kak Putri. “Menurutku kakak harus bilang ke ayah. Ijin pada ayah. Ayahmu gak akan marah, karena ayahmu itu sangat sayang sama kak Putri.” Mendengar hal itu, kak Putri tersenyum dan berterima kasih padaku. Aku menghabiskan siang ku dengan kak Putri. Selain berbincang, kami juga bersenda gurau. Ketika waktu sudah menunjuk angka 16:00 kak Putri mengajakku untuk pulang. Hari ini sangat menyenangkan juga menegangkan. Ketika sampai ke rumah Rika, aku diajak untuk makan bareng. “Ayo makan bareng, Surya.” ajak kak Putri. Tapi kurasa, makan dirumah lebih enak. Aku menolak ajakan itu dan akhirnya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale About My Love (?)
Romansa(Update Setiap Hari) Seorang pemuda berumur 18 tahun yang baru saja pindah dari kota Bandung ke Surabaya dan masuk ke Sma Merpati. Ia bernama Putra Surya Radimas yang sering dipanggil Surya. Anak dari Harun Surya Radimas dan Ainun Putri Puspa Kencan...